BLORA (global-news.co.id) – Program studi (prodi) Teknik Produksi Minyak dan Gas (Migas) merupakan salah satu prodi yang ada di PEM Akamigas. Prodi itu berkaitan dengan proses eksplorasi dan eksploitasi energi dan sumber daya mineral khusus Migas.
Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan kurikulum yang telah dibuat, dengan tujuan akhir untuk mempersiapkan lulusan PEM Akamigas siap bekerja di industri migas.
Sejalan dengan perkembangan pendidikan, perubahan kurikulum di perguruan tinggi vokasi merupakan aktivitas yang harus dilakukan secara rutin. Sebagai bentuk tanggapan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kebutuhan pengguna lulusan (stakeholder).
Oleh karena itu, prodi Teknik Produksi Migas melaksanakan kegiatan Evaluasi dan Pengembangan Kurikulum Prodi Teknik Produksi Migas PEM Akamigas. Untuk periode tahun 2022 – 2026 dengan tema “Peningkatan Kompetensi Mahasiswa Teknik Produksi Migas PEM Akamigas agar Siap Kerja dan Unggul di Sektor Energi”, dilaksanakan di Jogjakarta, 21-23 Oktober 2021.
“Kegiatan ini dilakukan untuk meninjau kembali kurikulum existing vokasi teknik produksi migas bidang minat Produksi, Pemboran dan Panas Bumi,” ujar Kaprodi Teknik Produksi Migas, Arya Dwi Candra saat membuka acara.
Selain itu, kata dia, kegiatan ini juga dimanfaatkan sebagai sarana bertukar pikiran tentang perkembangan kurikulum teknik produksi migas. Sesuai dengan kebutuhan kompetensi sumber daya manusia di industri sub-sektor migas dan panas bumi. “Serta melakukan pembaharuan pada kurikulum sesuai perkembangan kurikulum vokasi Teknik Produksi Migas bidang produksi, pemboran, dan panas bumi,” kata Arya.
Menghadirkan narasumber Dr. Ing. Bonar Tua Halomoan dari ITB, Dr. Husni Mubarok dari Pertamina Geotermal Energy, dan Rizky Martareza, S.ST dari Pertamina EP field aset 4. Kegiatan ini diharapkan bisa mengetahui perkembangan dan kebutuhan industri migas dan panas bumi saat ini maupun proyeksi di masa yang akan datang, agar Teknik Produksi Migas bisa menyesuaikan dengan kurikulum pembelajarannya.
Menurut Dr. Ing. Bonar Tua Halomoan dari ITB, salah satu kekurangan perguruan tinggi di Indonesia adalah standardisasi. Sebaiknya, kata dia, ke depan Prodi Teknik Produksi dapat fokus ke standardisasi mutu pendidikan dengan mengacu pada standardisasi ABET.
“Sebagaimana pada prodi Teknik Perminyakan ITB yang sudah mendapatkan akreditasi ABET. Sedangkan untuk kurikulum terkait teknik perminyakan dapat mengacu ke SPE sebagai referensi teknik perminyakan internasional,” ungkapnya.
Sementara, Dr. Husni Mubarok dari Pertamina Geotermal Energy, menjelaskan di luar negeri, khususnya New Zealand, pemerintah dan industri panas bumi sangat baik dalam bersinergi. Sehingga dapat tercipta relasi yang baik antar keduanya. Dia berharap, dengan adanya kegiatan seperti ini, ke depan akan tercipta link and match yang baik antara perguruan tinggi dan industri.
“Belum adanya program studi geothermal setara sarjana/sarjana terapan di Indonesia akan menjadi kesempatan yang bagus bagi prodi Teknik Produksi Migas. Untuk menyiapkan alumni yang siap kerja di industi pabum,” kata Husni.
Adapun Rizky Martareza, S.ST dari Pertamina EP field aset 4 yang juga alumni PEM Akamigas tahun 2018, mengakui, bahwa dia merasakan betul bekal yang di dapat di PEM Akamigas sangat berguna. Berbeda dari lulusan perguruan tinggi lain. “PEM Akamigas lebih aplikatif. Jadi sangat membantu untuk langsung bisa diimplementasikan di lapangan,” ujar Rizky. (rno)