SURABAYA (global-news.co.id) – Upaya Tim Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (Unair) Surabaya untuk menghasilkan vaksin penangkal virus Corona penyebab Covid-19 maju selangkah lagi. Ketua Tim Pengembangan Vaksin Merah Putih Unair, Prof Dr drh Fedik Abdul Rantam, mengabarkan, pihaknya sudah menyelesaikan uji preklinik 1 dan kini sedang menyiapkan tahapan berikutnya uji preklinik tahap 2.
“Memang belum selesai hasil lab-nya, karena butuh analisa-analisa. Tapi secara proses selesai dan dari sistem, tren antibodi setelah diimunisasi bagus,” ujar Fedik saat dihubungi Global News tengah berada di Serpong, Rabu (26/5/2021).
Dijelaskan, uji preklinik tahap 1 dilakukan untuk menguji potensi vaksin berdasarkan imunogenisitas dan netralitasnya seperti apa, dengan cara ditantang dengan virus. Agar hasilnya benar-benar valid, lanjutnya, pengujian ini dilakukan pada hewan coba. Pengujian pada hewan coba dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada pengaruhnya pada organ-organ tubuh.
Uji preklinik ini dilakukan pada 4 jenis hewan kecil dan besar. Untuk hewan kecil seperti mencit dan tikus dilakukan di Biotis (laboratorium Biotis Pharmaceutical) di Serpong. Sedang pengujian pada hewan besar, makaka (kera), dilakukan di IPB Bogor.
Uji preklinik 2 dilakukan untuk uji imunogenisitas, safety-nya kemudian dilanjutkan dengan dengan uji netralitas, terakhir uji dosis. “Ini masih tetap dilakukan pada hewan coba,” terang Fedik.
Uji preklinis ini diperkirakan memakan waktu sekitar 1,5 hingga 2 bulan, karena untuk pengamatannya saja butuh waktu 14 hari. Efektifnya 28 hari pemeriksaan, tergantung desain vaksin yang dikembangkan. “Kan ada banyak variabel yang harus dibuktikan hasilnya,” tambah Guru Besar bidang Virologi dan Imunologi, Stem Cell Unair ini.
Bila tahapan produksi vaksin itu memberikan hasil sesuai yang diharapkan dan dinyatakan siap, selanjutnya dilakukan uji klinis 1 pada manusia. Fedik memperkirakan uji klinis ini bisa dimulai Agustus 2021. “Mohon doanya dari masyarakat agar semuanya berjalan lancar,” katanya.
Uji klinis yang melibatkan relawan ini dilakukan tiga fase dan akan dilaksanakan tim dari RSUD dr Soetomo. Pada fase I, vaksin disuntikkan ke beberapa sukarelawan (orang dewasa) dalam kondisi sehat. Hal tersebut dilakukan untuk menguji keamanan vaksin Covid-19 dalam tubuh manusia.
Jika dinyatakan aman dan efektif, vaksin tersebut dapat memasuki uji klinis fase kedua. Fase II ini melibatkan lebih banyak sukarelawan agar sampel yang diperoleh lebih beragam. Setelah lulus uji klinis fase II, vaksin akan memasuki tahap uji klinis fase III. Pada penelitian ini, vaksin akan diberikan kepada lebih banyak orang dengan kondisi yang lebih bervariasi.
Setelah itu, para peneliti akan memantau respons kekebalan tubuh para penerima vaksin serta memantau apakah terdapat efek samping vaksin dalam jangka waktu lebih panjang.
Fedik mengakui Vaksin Merah Putih ini memberikan tantangan yang besar. “Memang harus kerja keras karena ekspektasi masyarakat terhadap vaksin untuk melawan Covid-19 ini sangat besar,”pungkasnya.ret