SURABAYA (global-news.co.id) – Nilai ekspor Indonesia Maret 2021 mencapai 18,35 miliar dolar AS atau naik 20,31 persen dibanding ekspor Februari 2021. Demikian juga dibanding Maret 2020 naik 30,47 persen.
Peningkatan terbesar yakni ekspor non migas terutama pada komoditi lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 1,167 miliar dolar AS (67,90 persen). Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada kendaraan dan bagiannya sebesar 16,7 juta dolar AS (2,06 persen).
Sementara menurut sektor, ekspor non migas hasil industri pengolahan Januari–Maret 2021 naik 18,06 persen dibanding periode yang sama pada 2020. Demikian juga ekspor hasil pertanian naik 14,61 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 12,10 persen.
Kepala Badan Pusat statistik (BPS) Pusat Suhariyanto menjelaskan menurut provinsi asal barang, penyumbang ekspor terbesar kedua pada Januari – Maret 2021 di Indonesia berasal dari Jatim. Yakni sebesar 5,224 miliar dolar AS atau 10,68 persen setelah Jawa Barat.
Jabar berada di urutan kedua dengan nilai 8,141 miliar dolar AS (16,65 persen), diikuti Riau 4,437 miliar dolar AS (9,07 persen) di posisi ketiga. “Ketiganya memberikan kontribusi hingga mencapai 36,40 persen dari seluruh ekspor nasional,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/4/2021).
Suhariyanto menjelaskan ekspor non migas Maret 2021 terbesar adalah ke Tiongkok, yaitu 3,73 miliar dolar AS, disusul Amerika Serikat 2,07 miliar dolar AS dan Jepang 1,38 miliar dolar AS, dengan kontribusi ketiganya mencapai 41,12 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar 3,46 miliar dolar AS dan 1,44 miliar dolar AS.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Maret 2021 mencapai 48,90 miliar dolar AS atau meningkat 17,11 persen dibanding periode yang sama pada 2020. Demikian juga ekspor non migas mencapai 46,25 miliar dolar AS atau meningkat 17,14 persen. tis