JAKARTA (global-news.co.id)- Pandemi virus corona mulai menunjukkan imbasnya pada perekonomian nasional. Data resmi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 mencapai minus 5,32%. Kondisi ini membuat Indonesia berpotensi mengalami resesi ekonomi.
“Pada triwulan kedua mengalami minus kontraksi minus 5,32%,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam video virtual, Rabu (5/8/2020).
Menurut dia, angka tersebut jauh di bawah target pemerintah yang memproyeksi pertumbuhan mencapai 5,08%. Suhariyanto mengatakan perekonomian mengalami kontraksi dalam sehingga tumbuh jauh lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama yang masih mencapai 2,97%, sedangkan pada kuartal kedua tahun 2019 mencapai 5,05%. “Kontraksi ini lebih dalam pertumbuhan ekonomi kita,”jelasnya.
Suhariyanto mengatakan kontraksi yang lebih dalam ini terendah sejak tahun 1999 yang mana ekonomi minus 6,13% namun belum masuk jurang resesi. “Kalau kita melacak kembali kontraksi 5,35% ini terendah sejak triwulan pertama tahun 1999 ini, mengalami kontraksi minus 6,13%,” katanya.
Dia mengatakan bahwa yang diperlukan saat ini pemerintah terus bergandengan tangan dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi di Kuartal III/2020. Hal ini agar Indonesia tidak masuk jurang resesi seperti yang dialami beberapa negara lainnya. Sebagai informasi, resesi bisa terjadi jika pertumbuhan ekonomi negatif berturut-turut selama dua kali. “Saat ini pemerintah terus bergandeng tangan dalam memulihkan ekonomi di kuartal ketiga. Saya optimistis Indonesia bisa pulih di kuartal ketiga dengan berbagai stimulus yang diberikan,” jelasnya.
Dia pun mengatakan semua pulau di Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang mengalami kontraksi. Di antaranya pulau Jawa dan Sumatera yang menyumbang pertumbuhan ekonomi yang negatif. “Jawa dan Sumatera memberikan kontribusi terbesar ekonomi yang mana semuanya minus di seluruh pulau, Jawa yang paling tinggi minusnya yang mencapai 6,69%,” kata dia.
Percepatan Belanja Anggaran
Terkait pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 minus 5,32%, Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta pemerintah agar segera memperbaiki proses birokrasi, penyaluran dan pendataan agar belanja dan serapan anggaran untuk pemulihan ekonomi dapat segera diatasi, sehingga dapat mencegah Indonesia masuk ke dalam jurang resesi.
“Pemerintah harus dapat menyeimbangkan dan menentukan prioritas antara ketepatan dan kecepatan dalam realisasi anggaran, seperti kecepatan dalam pemberian bansos dan juga ketepatan dalam pembiayaan korporasi,” katanya, Rabu (5/8/2020).
Dikatakan Bamsoet, dalam kondisi seperti sekarang, pemerintah harus berhati-hati dalam menentukan kebijakan dan pengalokasian anggaran, agar anggaran untuk pemulihan ekonomi dapat tepat sasaran.
“Saya mendorong pemerintah berupaya semaksimal mungkin agar ekonomi tidak tumbuh negatif, terutama pada triwulan III-2020 dengan terus mendorong stimulus belanja dan secara bertahap membuka akses ekonomi,” katanya. jef, yan, sin, ins