Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Indeks Utama

Buku ‘Dari Rupiah ke Dollar AS’, Heroik Bisnis Berbalut Merah Putih

GN/ERFANDI PUTRA DR Ibrahim Hasyim (kiri menyerahkan kenang-kenangan buku.)

JAKARTA (global-news.co.id)-Buku terbaru Dr Ibrahim Hasyim SE, MM dengan judul “Dari Rupiah ke Dollar AS” yang di launching di Gedung Utama Pertamina Pusat, Selasa (23/5/2017), mendapat sambutan positif dari sejumlah kalangan. Khususnya insan-insan yang terlibat didalamnya. Buku yang menceritakan bagaimana “mencekamnya” mempertahan pipa-pipa bahan bakar minyak (BBM) Pertamina di Timor Leste pada saat pelaksanaan referendum.

Cerita-cerita para pelaku, baik dari kalangan terbawah hingga Dirut Pertamina yang waktu itu dipegang Martiono menggugah para hadirin yang menghadiri. Betapa tidak, cerita-cerita heroik para pemberi kesaksian menggugah kita akan arti sebuah perjuangan. Perjuangan untuk kemajuan korporasi. Hampir semua pebisnis baik swasta maupun BUMN pada hengkang waktu itu. Hanya Pertaminalah yang memilih tetap berada di Timor Leste. Ya… perjuangan Pertamina dalam balutan Merah Putih tentunya.

Dalam peluncuran buka yang dimoderatori wartawan senior Hidayat Tantan, Martiono yang waktu itu menjabat Dirut Pertamina memberikan kesaksian bahwasanya kalau Ibrahim Hasyim (waktu itu menjabat sebagai GM Pertamina UPPDN V yang berkedudukan di Surabaya yang salah satunya membawahi Timor-Timur) dengan gigih mempertahan bisnis Pertamina di wilayah tersebut.

“Ibrahim Hasyim waktu itu meyakinkan saya, kalau kita (Pertamina, RED) tidak perlu cabut dari Timor-Timur. Saya setuju. Dan benar, sekarang Pertamina berhasil meraup keuntungan dari bisnis BBM di negara baru tersebut,” kata Martiono.

Martiono mengatakan, dirinya mempertahankan Pertamina di Timor – Timur (setelah merdeka menjadi Timor Leste, karena waktu itu dengan sejumlah alasan. Pertama itu hanya referendum. Bukan perang. Ada resiko ya, tapi itu harus dilewati. Kedua, dirinya melihat ada suatu kesempatan. Ketiga dirinya percaya pada Ibrahim. Sekarang bagaimana hasilnya?

“Awalnya memang penuh risiko, tetapi sekarang Pertamina menikmati dari bisnis di luar negeri itu,” katanya.

Sementara Hadi Nugroho, Direktur Pemasaran Pertamina waktu itu memberikan kesaksian, mengapa Pertamina memutuskan tetap berada di Timor – Timur. Karena arus bawahnya berkeinginan hal itu. Artinya Pertamina UPPDN V yang membawahi wilayah tersebut sudah bulat mempertahankannya. Biasanya, kalau kebijakan itu berasal dari bawah, pastilah kuat. Nyatanya benar. Bisnir Pertamina di Timor Leste terus menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan.

Ibrahim sendiri memandang perjuangan Pertamina di wilayah Timor Leste harus mendapat apresiasi dari kita semua. Inilah potret karyawan yang mempunyai loyalitas tinggi dan jiwa bisnis yang tinggi pula. Sudah lama Ibrahim ingin menulisnya kisah-kisah “heroik” karyawan Pertamina di Timor Leste. Sampai-sampai pada 2016 dengan biaya sendiri, dia mengunjungi Pertamina di Timor Leste hanya ingin melihat benarkah kebijakannya yang diambilnya waktu itu.

Lebih lanjut Ibrahim Hasyim berharap akan banyak yang tahu bagaimana sejarah Pertamina di Timor Leste dan peran apa saja yang telah dilakukan dalam proses pembangunan negara tersebut. “Juga agar dapat memenuhi kebutuhan tentang ilmu di bidang energi yang masih sangat jarang di Indonesia,” katanya.

Dia mengatakan, membangun bisnis retail agar bisa berlangsung dalam jangka panjang, dapat bertahan dan meningkat, hanya bisa dicapai apabila mempunyai supply chain yang kuat. Dari diangkut, disimpan dan disalurkan, fasilitasnya harus ada. Pertamina telah membangun seluruh fasilitas itu sejak 1978. Sejak masa itu, pasar pun telah terbentuk. Secara geografis, posisi Indonesia juga diuntungkan sehingga akses distribusi ke Timor Leste menjadi lebih efisien dan ongkos kirim lebih kompetitif, misalnya dibandingkan dengan Australia. Itulah modal dasar yang dimiliki Pertamina, yang sangat luar biasa.

Ternyata, katanya, bisnis Pertamina di sana berkembang. “Saya kira ini menjadi perhatian kita semua. Karena itulah saya tertarik untuk menulisnya, dan jadilah buku “Dari Rupiah ke Dolar AS”. Semoga bermanfaat,” katanya. Erfandi Putra

baca juga :

2 Juni : Bertambah 194, Positif Corona di Jatim 5.132 Orang

Redaksi Global News

Sinergi Bangun Surabaya, Walikota Eri Beri Penghargaan Forkopimda

Redaksi Global News

Surabaya Ngotot Buka Sekolah, Dewan Sebut Kalau Terjadi Sesuatu Masyarakat Dipersilakan Pidanakan Dinas Pendidikan

Redaksi Global News