BEBERAPA hari ini Mat Tadji agak murung. Ini yang membuat Ombenina, sang istri menjadi penasaran.
“Arapah sedheh mak seddi. Tak bersemangat. Takok corona? Takok mateh? (Mengapa kamu kok sedih. Tak bersemangat. Takut corona?. Takut mati?,” kata Ombenina di beranda depan rumahnya menjelang berbuka.
“Bukan begitu. Sampai kapan ini begini terus. Itu PSBB Surabaya Raya diperpanjang, karena hasilnya tak memuaskan. Banyak anggota masyarakat yang kurang taat peraturan pemerintah. Masih bergerombol. Tidak semuanya pakai masker, dan lainnya,” kata Mat Tadji dengan muka agak sedih.
“Ya itulah masyarakat kita. Coba masyarakat kita seperti masyarakat Vietnam, mungkin tidak begitu lama corona ini. Vietnam termasuk negara yang memiliki kasus positif virus corona (COVID-19) di dunia sejak 23 Januari 2020 lalu di Kota Ho Chi Minh, dengan jumlah dua pasien terinfeksi pada awalnya. Kini, Vietnam telah melalui pandemi virus corona di negaranya, namun dikabarkan nihil kasus pasien meninggal dunia. Padahal, negara yang memiliki perbatasan darat cukup dekat dengan Tiongkok dan memiliki 97 juta orang penduduk tersebut, benar-benar peka dalam mengambil tindakan,” kata Ombenina.
Alasan kasus virus corona cukup rendah di Vietnam tanpa kasus meninggal dunia sama sekali, disebabkan oleh 3 strategi pemerintah Vietnam.
1.Penyaringan dan pengecekan suhu.
Sejak Februari 2020, siapa pun yang tiba di bandara kota besar Vietnam harus melalui pengecekan suhu tubuh.
Disediakan pula deklarasi kesehatan yang harus diisi oleh masing-masing orang dengan menyebutkan rincian kontak, riwayat perjalanan dan kesehatan yang pernah diderita sebelumnya. Sederet langkah tersebut wajib dilakukan oleh siapa pun yang memasuki kota-kota besar dan beberapa provinsi. Termasuk bila ingin memasuki gedung pemerintahan atau rumah sakit maka deklarasi wajib diisi terlebih dahulu.
Bila seseorang memiliki suhu tubuh lebih dari 38 celcius, akan dibawa ke fasilitas medis terdekat untuk melakukan pengujian yang lebih menyeluruh. Saat terbukti ada yang berbohong terkait data deklarasi diri atau bahkan menolak menyatakan semuanya, akan dituntut secara pidana oleh pihak berwenang.
Bisnis yang sebelumnya telah berjalan di Vietnam seperti bank, restoran dan komplek apartemen harus menerapkan prosedur penyaringan yang serupa.
Pemerintah setempat mendirikan posko pengujian di seluruh kota yang dapat dikunjungi oleh warga dengan mudah. Masyarakat yang tinggal di dekat daerah dengan kasus virus corona, wajib dikonfirmasi oleh tim medis. Terkadang seluruh jalan atau desa diuji kembali lalu diberlakukan lockdown untuk sementara waktu.
2. Lockdown yang ditargetkan.
Sejak pertengahan Februari 2020, warga Vietnam yang baru pulang dari luar negeri telah dikarantina selama 14 hari pada saat kedatangan, sekaligus melakukan pengujian COVID-19.
Kebijakan karantina yang sama telah diterapkan bagi orang asing yang baru tiba di Vietnam. Bila pernah melakukan kontak langsung dengan orang terinfeksi, perinciannya dipublikasikan lalu segera dikarantina.
Pada bulan Maret 2020, Vietnam mulai menerapkan lockdown untuk seluruh kota dan wilayah tertentu. Bepergian antar kota juga sangat dibatasi. Di Danang, Vietnam Tengah, melarang orang yang bukan penduduk kota tapi ingin masuk wilayah tersebut wajib menjalani karantina 14 hari di fasilitas yang disetujui oleh pemerintah dengan menggunakan biaya sendiri.
Bahkan terdapat desa dengan 10.000 penduduk yang wajib melakukan lockdown karena memiliki satu kasus positif. Bach Mai, sebuah rumah sakit terkenal dengan pusat perawatan COVID-19 bahkan dikarantina pada akhir Maret 2020 karena seorang anggota staf yang dikontrak secara eksternal dinyatakan positif virus corona.
Bermacam toko juga ditutup, termasuk industri pariwisata dan maskapai penerbangan yang dibekukan sementara.
3. Komunikasi yang konstan.
Sejak Awal Januari 2020, pemerintah Vietnam telah berkomunikasi secara luas kepada warga tentang keseriusan virus corona. Sudah dikomunikasikan sejak awal bahwa COVID-19 bukan hanya flu yang buruk, namun sesuatu yang harus ditangani dengan sangat serius oleh semua pihak. Sehingga disarankan agar setiap orang tidak menempatkan diri atau orang lain dalam risiko.
Pemerintah Vietnam juga dianggap cukup kreatif dalam menginformasikan hal-hal penting. Setiap hari, berbagai sektor pemerintah Vietnam mulai dari perdana menteri, Kementerian Kesehatan, Kementerian Informasi dan Komunikasi, juga pemerintah provinsi mengirim Short Message Service (SMS) secara langsung untuk warga berisi informasi penting. Rincian tentang gejala dan langkah-langkah perlindungan turut dikomunikasikan melalui teks ke ponsel milih warga di seluruh negeri.
“Vietnam itu lebih dulu kita merdekanya. Negara itu merdeka 2 September 1945, tetapi Negara itu dalam bidang ekonomi cukup maju. Rakyatnya patuh. Kalau di sini bagaimana? Lihat sendiri, kok keliatannya jalan sendiri-sendiri. Dilarang mudik, ehhh…Menteri Perhubungan memperbolehkan moda transportasi berjalan. Palengngen lek mon dek iyeh. Mon tadek se tegges, tantonah abit reyah corona. (Pusing kalau begini. Kalau tak ada yang tegas, tentunya lama corona ini, Madura.Red). Pusing,” kata Mat Tadji.
“Apah sedheh mak mekkerreh corona teros….Wak la Adzan. Majuh abukah. (Apa kamu kok mikir corona terus. Itu sudah adzan. Ayo berbuka),” kata Ombenina sambil beranjak dari tempat duduknya.
Kolak pisang dan air lemon hangat kesukaan Mat Tadji juga tak lupa dihidangkan.(*)