SURABAYA (global-news.co.id) – Dua mantan pasien positif COVID-19 meninggal dunia di Provinsi Jatim.
Kedua mantan pasien itu meninggal dalam waktu berbeda, yang pertama adalah AZ berusia 26 tahun warga Lumajang. Dia meninggal dunia dua hari setelah dinyatakan sembuh dari corona dan diperbolehkan pulang. Dia meninggal dunia di rumahnya.
Lalu, R warga Bangkalan, Madura. Pasien asal Kecamatan Blega tersebut hanya bertahan tujuh jam usai dipulangkan dari RSUD Syamrabu Bangkalan.
Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Bangkalan Agus Sugianto Zain mengatakan, kabar kesembuhan pasien corona jadi kabar baik. Bahkan keluarga dan kerabat datang menjemputnya setelah dinyatakan sembuh.
“Hasil swab-nya dari Balitbangkes Jakarta melalui Dinas Kesehatan Provinsi memang sudah dinyatakan negatif. Pihak rumah sakit lalu mengizinkan untuk pulang,” kata Agus, Sabtu (18/4/2020).
Menurutnya, hasil swab negatif tersebut keluar pada Jumat (17/4/2020) sekitar pukul 11.00. Beberapa jam kemudian, pihak pasien langsung dijemput oleh keluarganya. Namun setiba di rumah, nahas pasien tidak bertahan hidup lama.
“Kabar baik tentang kesembuhannya ternyata membawa duka, pasien itu ternyata meninggal tepat pukul 23.00 ,” katanya.
Agus menyebut kondisi pasien selama menjalani proses isolasi di RSUD terbilang baik. Ia mengikuti semua prosedur tetap (protap) penanganan pasien corona. Setelah pasien menunjukkan perkembangan kondisi, ia sudah tidak menggunakan infus di pekan terakhir berada di RSUD.
Namun saat hendak dipulangkan, ada beberapa gejala kesehatan pasien yang masih belum tertangani, salah satunya penyakit komplikasi, seperti pendarahan, jantung, dan asma.
“Karena penyakit ini sebelumnya memang sudah penyakit bawaan,” tutur Agus.
Pasien corona tersebut merupakan pasien pertama di Bangkalan yang terinfeksi virus corona usai perjalanan mudik dari Jakarta.
Sementara itu Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas COVID-19 Jatim Joni Wahyuadi menjelaskan kemungkinan kedua mantan pasien corona di Jatim meninggal akibat penyakit bawaan, bukan karena virus corona kembali menyerang tubuh mereka.
Namun untuk kasus di Lumajang, menurutnya perlu dilakukan otopsi untuk menentukan apakah pasien meninggal karena COVID-19 atau bukan. Tapi itu tidak mungkin karena meninggal bukan karena hal tak wajar.
“Tapi juga belum tentu karena COVID-19, karena sebagian besar pasien yang dirawat di RSUD Soetomo, yang berat, karena ada komorbid (penyakit penyerta)-nya,” ujar Joni dikonfirmasi, Sabtu (18/4/2020).
Dalam beberapa kasus, lanjut Joni, pasien COVID-19 yang berat kebanyakan diikuti penyakit penyerta seperti diabetes melitus misalnya.
“Diabetes melitus ini tidak terasa, sehingga hati-hati kalau kita punya diabetes melitus karena mortalitas (kerawanan kematian)-nya besar sekali. Lalu (penyakit penyerta) jantung, hipertensi dan infeksi,” kata Joni.
Ada lima penyakit yang banyak ditemukan pada pasien COVID-19 yang meninggal dunia. “Dalam catatan kami (kasus di Jatim), yang meninggal pure karena COVID-19 hanya dua (pasien). Sedangkan yang lain (meninggal) karena ada komorbid,” kata Joni.
Untuk diketahui, jumlah kasus positif COVID-19 di Jatim bertambah 8 kasus menjadi 522 pada Jumat (17/4/ 2020). Dari jumlah itu, 379 pasien masih dirawat, 96 pasien dinyatakan sembuh dan pulang, dan 48 pasien meninggal dunia.
Adapun jumlah Pasien Dalam Pengawasan atau PDP sebanyak 1.826, masih diawasi 1.014. Jumlah ODP sebanyak 15.942, yang masih dipantau tersisa 7.278 orang. tis
berita sebelumnya