SURABAYA (global-news.co.id) – Proses Pendaftaran Mahasiswa Baru (PMB) telah dibuka. Saat ini sekolah sedang menyiapkan diri untuk mendaftar di akun LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi).
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya juga telah menyiapkan diri menyambut PMB, salah satunya dengan menetapkan kuota dan perbandingan persentase tiap jalur PMB.
Seperti tahun sebelumnya, PMB dibagi menjadi 3 jalur yakni Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan Mandiri. Unair sendiri telah memplot persentase per jalur pendaftaran yakni SNMPTN sebanyak 30 persen, SBMPTN sebanyak 30 persen dan Mandiri sebanyak 40 persen.
Jika tahun lalu, Unair membuka kuota total sebanyak 5.500 mahasiswa baru, maka tahun ini Rektor Unair Prof Muh Nasih mengatakan akan menambah kuota sebanyak 500 mahasiswa baru. “Tahun ini jelas ada kenaikan kuota, karena ada prodi baru yang dibuka,” ujar Prof Nasih, Selasa (17/12).
Sebanyak 500 kursi ditambahkan pada PMB 2020 ini, 300 diantaranya untuk pembukaan 5 prodi teknik baru yang dibuka tahun ini. 5 prodi teknik baru itu adalah 1.Teknik Industri, 2. Teknik Elektro, 3. Nanoteknologi, 4. Robotika dan Artificial Intellegent, 5. Data Science.
Dengan penambahan kuota ini, Prof Nasih mengatakan bahwa Unair siap dan serius dalam upaya penyetaraan kualitas lulusan. “Kami harap kami bisa menjaring ahli ahli teknik secara maksimal. Sebanyak 60 untuk tiap prodi. Jadi harapannya ke depannya Unair bisa bersaing di kancah yang lebih luas,” ungkap Prof Nasih.
Khusus untuk SNMPTN, Unair akan mengambil 20 persen kuota untuk penjaringan resmi melalui database yang masuk di laman LTMPT. Sedangkan 10 persen sisanya mahasiswa baru SNMPTN Unair diambil melalui tambahan jalur prestasi yang dibuka di Expo Unair.
“Nanti di expo, seperti tahun lalu, kami akan menjaring semua siswa berprestasi untuk menunjukkan pencapaiannya secara langsung. Sehingga kami bisa langsung tahu prestasi apa saja yang mereka raih. Kalau sesuai dengan standart maka akan langsung kami terima,” ujar Prof Nasih.
Prof Nasih mencontohkan prestasi yang bisa langsung diterima merupakan prestasi internasional atau minimum juara 1 nasional. Selain itu juga bagi para hafidz akan menjadi prioritas.
“Ya pastinya, prestasi akademik didahulukan, baru prestasi non akademik. Misalnya daftar FK, meskipun juara 1 internasional di bidang seni kalau prestasi akademiknya tidak mumpuni ya tidak menjadi perhitungan,” pungkas Nasih. tri