NUSA DUA (global-news.co.id)-Letusan Gunung Agung memang membuat ditutupnya Bandara Ngurah Rai yang menjadi hilir mudik ratusan ribu bahkan jutaan, pengguna dari dalam dan luar negeri. Namun letusan itu juga berimbasnya padatnya hunian hotel dan sejumlah tempat kunjungan di Bali.
Pantauan wartawan Global News, Erfandi Putra, sejumlah hotel di pusat kota di Bali terlihat lebih padat. Sebagian di antara mereka adalah pengunjung yang ‘terpaksa’ menambah kocek karena harus tinggal lebih lama dari yang direncanakan di Bali.
Meski ada sebagian wisatawan asing maupun domestic memilih menggunakan jalan darat untuk kemudian menyeberang Selat Bali menuju Pulau Jawa yang selanjutnya menuju Surabaya untuk menggunakan penerbangan dari Bandara Juanda.
Bukan hanya hotel atau penginapan, namun juga sejumlah toko tempat penjualan oleh oleh juga menjadi sasaran para wisatawan yang memilih untuk memperpanjang tinggal di Bali, sambil menunggu dibukanya Bandara Ngurah Rai.
Adinda, salah satu warga Sidoarjo yang saat ini sedang berada di Bali, memang memilih untuk memperpanjang liburan di Bali. “Kita pilih perpanjang soalnya kalau jalan darat capek,“ kata cewek berusia 18 tahun ini. “Semoga Rabu besok bandara bisa dibuka,” kata Adinda yang berlibur bersama kedua orangtua dan kakaknya.
Sekadar diketahui, sejak Senin (27/11/20017), otoritas Bandara Ngurah Rai mengambil keputusan untuk menutup bandara internasional ini selama hampir 24 jam. Keputusan tersebut kembali dilakukan Selasa (28/11/2017) setelah kondisi udara di atas Bandara masih dipenuhi dengan debu letusan Gunung Agung.
Menanggapi hal ini, Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Bali (GIPIBALI) menyatakan bahwa tak ada alasan bagi para wisatawan untuk panik.
Dari rilis resmi yang diterima redaksi, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, Ketua GIPIBALI mengungkapkan daerah bahaya hanya mencakup area kecil dengan radius kira-kira 10 kilometer dari kawah. “Semua kegiatan wisatawan dan kegiatan jelajah sekitar Gunung Agung sudah ditangguhkan hingga ada pemberitahuan lebih lanjut,” katanya dikutip dari rilis resmi GIPIBALI, Senin (27/11).(faz)
Para wisatawan disarankan untuk tetap berada di hotel. Ia melanjutkan, pihak hotel akan tetap memperbaharui informasi mengenai situasi Gunung Agung. Bagi wisatawan yang dijadwalkan check-out dari hotel pada Senin (27/11) atau Selasa (28/11) dianjurkan menghubungi pihak respsionis hotel dan mengulik kemungkinan dapat harga pantas jika ingin menambah masa inap. Resepsionis hotel juga akan membantu menghubungi perusahan penerbangan yang dibutuhkan.
Sebelumnya, dilaporkan keputusan untuk menutup bandara diambil berdasarkan pertimbangan dari otoritas penerbangan, Pusat Mitigasi Bencana Geologi dan Pusat Penasehat Abu Vulkanis Darwin. Abu vulkanis sudah berada pada ketinggian penerbangan dan landasan. Hal ini terbukti saat matahari bersinar, terdapat sedikit tanda keberadaan abu pada wilayah selatan Bali sehingga bandara terpaksa ditutup.
Lebih jauh, untuk mengetahui kondisi terakhir di Bali dan terkait penerbangan, ia menyarankan wisatawan untuk mengunjungi laman resmi Kementerian Pariwisata di www.indonesia.travel/agung. Wisatawan atau mereka yang tetap ingin meninggalkan Bali, juga dapat mengambil kendaraan darat seperti bus atau naik feri dari Bali ke Surabaya selama kurang lebih 12 jam.
Sementara itu pemerintah disarankan untuk segera mengambil langkah untuk memberikan alternatif tempat wisata bagi seluruh wisatawan, khususnya dari mancanegara yang hendak mengunjungi Bali. Hal itu untuk mengantisipasi terggangunya kunjungan wisata tanah air karena erupsi Gunung Agung, Bali.
Reni Marlinawati Ketua Fraksi PPP mengatakan, meletusnya Gunung Agung dipastikan mengganggu pariwisata tanah air dan mempengaruhi pendapatan negara dari sektor pariwisata. “Pemerintah harus membuat terobosan atas imbas erupsinya Gunung Agung ini agar tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan mancanaegara. Pemerintah dapat mengalihkan kunjungan wisman ke destinasi selain Bali,” ujar Reni , Selasa (28/11).
Reni menuturkan, terganggunya sektor pariwisata akibat erupsi Gunung Agung terlihat dari pembatalan penerbangan domestik atau mancanegara oleh sejumlah maskapai. Ia melihat, hal tersebut perlu disikapi serius karena Bali merupakan magnet bagi wisman.
Data Kementerian Pariwisata, pada kurun Januari-Juli 2017 menyebut jumlah wisatawan yang masuk ke Bali melalui Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali sebanyak 3.379.287 orang. Angka itu mengalami kenaikan sebesar 24,46 persen di banding periode yang sama di tahun 2016.
Lebih lanjut, Reni memaparkan, beberapa lokasi yang dapat ditawarkan kepada para wisatawan sebagai alternatif dari gagalnya berkunjung ke Bali, di antaranya Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai.
Reni berkata, pemerintah juga diminta bekerjasama dengan seluruh Kedutaan Besar RI dan konsulat jenderal di berbagai negara untuk menginformasikan kepada wisatawan terkait destinasi alternatif tersebut.
“Pemerintah melalui kedutaan besar dan konsulat jenderal di berbagai negara, khususnya negara-negara yang paling banyak menyumbang jumlah wisatawan ke tanah air, agar menginformasikan alternatif destinasi di Indonesia selain di Bali,” ujar Reni.
Lebih dari itu, Reni berharap, dampak erupsi di Gunung Agung segera berakhir agar sektor pariwisata di Bali dapat pulih kembali.
“Apalagi, tidak lama lagi kita akan memasuki masa libur panjang Natal dan Tahun Baru yang menjadi momentum banyaknya wisatawan mancanegara maupun domestik,” ujarnya.
Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini secara terpisah berharap pemerintah memprioritaskan proses evakuasi warga di sekitar Gunung Agung, Bali. Ia meminta semua pihak terlibat dan berkoordinasi dengan BPBD atau BNPB agar proses evakuasi berjalan lancar tanpa ada korban jiwa. “Prioritas utama saat ini adalah evakuasi warga agar tidak ada korban jiwa. BNPB dan BPBD sebagai leading sector harus memimpin proses evakuasi secara serius,” ujar Jazuli.(fan/cnn/faz)