SURABAYA (global-news.co.id)-Perkembangan teknologi yang begitu cepat dan merasuk hampir semua kehidupan ditangkap oleh manajemen PT Bank Maspion Indonesia Tbk. Bank berkantor pusat di Surabaya ini akan lebih meningkatkan peran teknologi informasi (TI) untuk kemajuan bank tersebut.
Hal itu dikatakan Herman Halim, Dirut Bank Maspion Herman Halim, usai public expose di Surabaya, Selasa (20/6/2017). “Saat ini teknologi membuat orang menjadi mudah di berbagai bidang. Juga demikian dengan bank. Transaksi tak perlu datang ke kantor bank, cukup dari rumah sudah selesai semuanya,” katanya.
Herman mengatakan, layanan digital Bank Maspion yang sudah diluncurkan adalah Maspion Electronic Banking yang terdiri dari internet banking dan mobile banking. Untuk aksesnya, menawarkan layanan Maspion Virtual Accout (MAVA) kepada nasabahnya. MAVA memberikan kemudahan dan kecepatan pembayaran bagi nasabah, yang utamanya bergerak dengan banyak mitra/pelanggan atau disebut juga community seperti rumah sakit, sekolah, perumahan, apartemen, distributor, dan sebagainya.
“Tanpa punya rekening Bank Maspion masih bisa akses lewat MAVA ini. Meski secara umum, targetnya dari pemakai MAWA bisa lanjut jadi nasabah Bank Maspion,” lanjut Herman.
Manfaat dari MAVA, meliputi informasi transaksi yang secara real time. Optimalisasi pengelolaan dana karena dana masuk akan dikreditkan ke rekening nasabah secara real time. Nasabah akan mudah melakukan identifikasi penerimaan dana karena nomor identifikasi setiap mitra bisnis yang berbeda. Rekonsiliasi lebih mudah karena seluruh penerimaan dana teridentifikask pengirimnya.
Dengan MAVA ini, diharapkan bisa meningkatkan cassa atau dana murah (tabungan dan giro) Bank Maspion yang saat ini masih sekitar 32 persen. “Targetnya cassa bisa naik jadi 45 persen hingga 50 persen,” jelas Herman.
Tahun 2017 diharapkan bisa meningkatkan jumlah nasabah Bank Maspion, yang saat ini mencapai 80.000 nasabah. “Targetnya nasabah naik 30 persen,” imbuh Herman.
Laba Naik 69,59 Persen
PT Bank Maspion Indonesia Tbk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2016, Selasa (20/6/2017). Tercatat, perseroan berhasil membukukan laba bersih sekitar Rp 68,16 miliar atau naik 69,59 persen dibanding tahun lalu yang hanya sebesar Rp 40,19 miliar.
Herman Halim menyampaikan pada periode tahun buku 2016, Bank Maspion juga berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 4,19 triliun dan menyalurkan kredit sejumlah Rp 4,18 triliun. “Dengan ini, perolehan margin untung kita lebih bagus dibandingkan pada 2015,” katanya.
Meningkatnya laba bersih ini, dia melanjutkan, berdampak positif pada kinerja rasio-rasio keuangan. Antara lain, return of asset (ROA) dari 1,10 persen (2015) naik 1,67 persen (2016). Lalu, return of equity (ROE) dari 6,37 persen (2015) menjadi 7,62 persen (2016).
Bank Maspion juga berhati-hati dalam penyaluran kredit. Herman menyebutkan, rasio Non Performing Loans (NPL) Perseroan hingga akhir 2016, berkisar 0,91 persen. Atau di bawah kondisi industri yang berada di level 2,93 persen.
Ada pun penyaluran kredit ditujukan pada sektor riil sampai Desember 2016, portofolio kredit terbesar ke sektor perdagangan mencapai 40,96 persen dan industri sekitar 26,43 persen.
Lebih lanjut Herman mengatakan, Bank Maspion tahun ini tidak melakukan ekspansi yang signifikan untuk peningkatan kinerjanya. Hal ini karena kondisi ekonomi yang masih lesu dan adanya trend pemanfaatan teknologi dalam transaksi perbankan. “Kami tidak ekspansif yang besar, masih wait and see, saat ini maksimalkan layanan digital yang telah diluncurkan peseroan,” katanya. Naila R.E.