Global-News.co.id
Politik Utama

Terpilih Jadi Ketum, Novanto Mundur dari Pimpinan Fraksi Golkar

setya-novantoGLOBAL-NEWS.CO.ID-Pemilihan Ketua Umum Partai Golkar akhirnya dimenangkan Setya Novanto. Ia pun akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Fraksi Golkar DPR RI.

“Sesuai janji saya maka akan cari waktu untuk mengundurkan diri sebagai ketua fraksi Golkar. Saya akan kerja serius baik di tingkat satu dan dua,” ungkap Novanto di lokasi Munaslub Golkar, Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Selasa (17/5/2016).

Namun demikian, Novanto hanya akan mundur dari jabatannya sebagai Ketua Fraksi, bukan anggota DPR. Namun ia memastikan akan bekerja secara maksimal untuk membesarkan Partai Golkar.

“Saya akan kerja serius tiga tahun, keliling ke DPD tingkat I dan II, keliling ke kecamatan dan kelurahan dan memberi rasa kemudahan membesarkan partai,” ucap Novanto.

Mantan Ketua DPR itu juga sudah menyiapkan program 100 hari kerja memimpin partai berlambang Pohon Beringin itu. Ini dilakukan untuk mengejar ketertinggalan Golkar dari persiapan Pilkada serentak tahun 2017.

“Saya akan jalankan 100 hari kerja pertama karena pilkada di depan mata, terjun ke daerah, saya akan mengadakan rekonsiliasi dari pusat hingga daerah dan bekerja sama dengan 34 DPD yang sudah saya datangi,” tuturnya.

Novanto berhasil menang karena Ade Komarudin yang sebenarnya memenuhi kriteria mendapat dukungan 30 persen suara, memutuskan untuk tidak melanjutkan pertarungan. Ia menyerahkan Golkar 1 dengan sukarela.

“Apa yg dilakukan Ade Komarudin sungguh membanggakan. Mau berkorban dan berbesar hati, patut dijadikan contoh,” kata Akom.

Kepada 7 caketum lainnya, Novanto berjanji akan mengajak serta dalam struktur kepengurusan Golkar. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada sang istri yang setia mendampinginya selama ini.

“Calon-calon yang ada adalah orang-orang yg punya visi misi dan kelebihan luar biasa. Memiliki kepintaran, tentu kami harapkan mereka tetap bersama pada struktur organisasi di bawah kepemimpinan saya,” janji Novanto.

“Saya mensyukuri bahwa pada pagi ini saya sudah diberi kesempatan untuk menjadi Ketum Partai Golkar. Tentu jabatan yang diberikan ini bisa dipertanggungjawabkan pada kader-kader yang ada. Saya tentu berterimakasih kepada istri saya yang sudah mewakafkan saya kepada Partai Golkar,” tutupnya.

Sementara itu, Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz mengungkapkan terpilihnya Setya Novanto menunjukkan Golkar tidak mau berbenah ke arah baik. “Saya pikir bukan dia yang terpilih,” kata Donal.

Menurut Donald, Setya Novanto memiliki rekam jejak negatif di mata publik. Hal ini terbukti saat yang bersangkutan lengser karena terseret kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo terkait dugaan permintaan saham Freeport Indonesia.

“Jelas diputuskan oleh Mahkamah Kehormatan Dewan DPR bahwa yang bersangkutan melakukan pelanggaran etik berat,” ujarnya. Dia menyayangkan, rekam jejak negatif itu sepertinya tidak menjadi patokan Golkar dalam memilih ketua umum. Moralitas dan integritas menjadi ketua diabaikan.

“Seharusnya, kasus yang pernah menimpa Setya Novanto dijadikan ukuran moralitas dan integritas dalam pemilihan ketua umum, tetapi diabaikan oleh kader-kader Golkar yang punya hak suara,” ujar Donal. (dtc/kpc/faz)

 

baca juga :

Peringati HAN 2021 di Tengah Pandemi Covid -19, Pemkab Sidoarjo Minta Orang Tua Penuhi Hak Anak

gas

Gubernur Khofifah Tak Ada dalam Rombongan yang Kecelakaan di Tol

Redaksi Global News

Gus Mus: Pakai Batik Berarti Ittiba’ Kanjeng Nabi

Redaksi Global News