Global-News.co.id
Indeks

Misteri Gunung Sourabaya di Samudra Atlantik  

 

Lanskap wilayah South Georgia & South Sandwich Islands yang banyak ditemui gunung berselimut salju.
Lanskap wilayah South Georgia & South Sandwich Islands yang banyak ditemui gunung berselimut salju.

GLOBAL-NEWS.CO.ID-Pulau Bristol yang terletak di Samudera Atlantik, memiliki Gunung Sourabaya yang baru saja meletus. Nama gunungnya yang mirip dengan nama Surabaya membuat penasaran, benarkah ada keterkaitan?

Gunung tersebut baru saja meletus pada rentang waktu akhir bulan April dan awal bulan Mei 2016 tepatnya tanggal 24 April dan 1 Mei. Dalam situs resmi NASA, earthobservatory.nasa.gov, Gunung Sourabaya tercatat meletus kembali setelah 60 tahun. Gunung Sourabaya mengeluarkan asap yang membumbung tinggi dan terlihat jelas melalui satelit. Tidak ada seorang pun yang mengetahui letusan Gunung Sourabaya, sebab lokasinya sangat terpencil di Samudera Atlantik dan dekat dengan Antartika atau Kutub Selatan. Ditambah, tidak ada seorang pun yang tinggal di sana.

Namun bukan soal letusannya yang membuat penasaran, namun nama gunung tersebut. Nama Sourabaya, mirip sekali dengan nama Surabaya, ibukota Provinsi Jawa Timur di Indonesia.

Gunung Sourabaya berlokasi di Pulau Bristol, yang masuk dalam wilayah South Georgia & South Sandwich Islands. Dalam situs resmi South Georgia & South Sandwich Islands (www.gov.gs), wilayah tersebut masih merupakan bagian dari Kerajaan Inggris. Luas wilayah tersebut mencapai 3.755 kilometer persegi dengan setengah wilayahnya tertutup es.

Dilihat dari Google Maps, South Georgia & South Sandwich Islands merupakan kepulauan yang terpisah. South Georgia ukurannya lebih besar, sedangkan South Sandwich Islands hanya berupa pulau-pulau kecil. Untuk Pulau Bristol (tempatnya Gunung Sourabaya), adanya di bagian paling selatan South Sandwich Islands yang mana lebih dekat ke Kutub Selatan.

Negara terdekat South Georgia & South Sandwich Islands adalah Argentina, jaraknya sekitar 2.776 kilometer sebelah tenggara Buenos Aires, ibukota negara Argentina. Hanya kapal laut saja, satu-satunya tranpsortasi yang dapat menuju ke South Georgia & South Sandwich Islands.

Citra satelit NASA yang memperlihat letusan gunung Sourabaya beberapa waktu lalu.
Citra satelit NASA yang memperlihat letusan gunung Sourabaya beberapa waktu lalu.

Penemu South Georgia & South Sandwich Islands pertama kali adalah Antoine de la Roche pada tahun 1675. Dia merupakan seorang pelaut asal London, Inggris yang menghabiskan waktu selama 14 hari berlabuh di sana saat berlayar untuk tujuan berdagang. Begitu kembali ke negaranya, dia pun melaporkan kepada pemerintah Inggris terkait kepulauan besar yang dia singgahi di Samudera Atlantik itu.

Setelah itu, giliran penjelajah James Cook berlayar mengarungi Samudera Atlantik hingga sampai di South Georgia & South Sandwich Islands pada tahun 1775. Kemudian di tahun 1908, pemerintah Inggris mematenkan kepulauan tersebut sebagai wilayah kekuasannya, meski pada mulanya sempat menjadi sengketa dan dipermasalahkan oleh pemerintah Argentina.

Hingga kini, hanya beberapa peneliti saja yang menetap di South Georgia & South Sandwich Islands. Kebanyakan adalah para peneliti satwa, untuk meneliti penguin, anjing laut, aneka jenis burung dan paus.

Gunung Sourabaya merupakan tipe stratovolcano, sekaligus titik tertinggi di Pulau Bristol dengan ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut (mdpl). NASA menyebut, gunung ini adalah gunung berapi yang tak pernah diteliliti manusia!

  1. K. Headland, seorang peneliti dari University of Cambridge pernah menerbitkan buku ‘Chronological List of Antarctic Expeditions and Related Historical Events’ di tahun 1989. Buku yang menjelaskan tentang sejarah penemuan Kutub Selatan dan pulau-pulau kecil di seklilingnya, termasuk Pulau Bristol.

Dalam bukunya tertulis, pada tanggal 31 Desember 1935, dilaporkan terjadi erupsi dan letusan gunung di South Sandwich Islands oleh kapal-kapal laut kepunyaan Christian Salvesen, salah satunya pemburu paus SS Sourabaya yang berjenis kapal uap.

Diketahui, dua kapal tersebut milik Inggris yang berlayar ke Kutub Selatan demi mencari paus. Asal tahu saja, sejak tahun 1904 negara-negara di dunia berlomba-lomba untuk berburu paus di kawasan kutub. Sepanjang abad ke-20, South Georgia & South Sandwich Islands adalah ‘surga’ untuk berburu paus hingga akhirnya di tahun 1960, pemerintah Inggris menghentikan perburuan paus di sana.

Dari informasi pada situs wrecksite.eu, SS Sourabaya dibuat pada tahun 1915. Awalnya merupakan kapal kargo Carmarthenshire SS, namun kemudian berubah nama menjadi SS Sourabaya di tahun 1929 dan berganti fungsi juga sebagai kapal pemburu paus. Masalahnya, tidak dijelaskan dengan detil mengapa akhirnya menggunakan pemakaian nama Sourabaya. Dari penelusuran situs wrecksite.eu dan referensi situs-situs lain di internet, tidak ada yang mengkaitkan kapal SS Sourabaya dengan Kota Surabaya atau Indonesia. Apakah ada bahan-bahan kapalnya yang diambil dari Surabaya? Ini yang masih jadi misteri!

Yang pasti setelah kapal SS Sourabaya melaporkan ada gunung yang meletus di Pulau Bristol, pemerintah Inggris langsung menamakan gunung yang meletus itu dengan nama Gunung Sourabaya. Setelah itu, Gunung Sourabaya pernah kembali meletus di tahun 1956 dan terakhir di tahun 2016 ini. Pada tahun 1956, yang melihat gunung ini meletus adalah para peneliti dari Argentina yang sedang berada di Pulau Thule, tetangga Pulau Bristol.

Sedikit cerita SS Sourabaya, kapal ini tenggelam akibat dihajar torpedo oleh kapal selam Jerman U-436 pada masa Perang Dunia II di tanggal 27 Oktober 1942. Kala itu, SS Sourabaya sedang berlayar dari New York ke Liverpool. Hanya 77 yang selamat dari total 158 awak kapalnya. Tidak ada catatan, kapal ini mungkin pernah singgah di Surabaya. Atau mungkin saja pemberian ini berkait dengan nama Surabaya dimana Jenderal AWS Mallaby tewas. Namun peristiwa itu jauh sebelum keberadaan kapal SS Sourabaya.

South Georgia & South Sandwich Islands pun menerima kunjungan turis, dengan syarat satu-satunya cara berkunjung pakai kapal pesiar atau yacht. Selain itu, kunjungan ke sana harus mendapat izin dari International Association of Antarctica Tour Operators (IAATO) dengan mendaftar terlebih dulu di situsnya.

Tidak terdapat hotel, restoran atau akomodasi lain di South Georgia & South Sandwich Islands. Turis diizinkan untuk menapakan kaki di pulau-pulaunya, hanya saja dilarang untuk bermalam. Kalau mau bermalam, harus dengan izin yang berbeda.

Di South Georgia & South Sandwich Islands, turis dapat melihat jejeran gunung es, satwa-satwa liar seperti penguin dan paus-paus yang sering menampakkan diri di permukaan air. Termasuk, barangkali tertarik melihat Gunung Sourabaya dengan mata kepala sendiri. (detiktravel)

 

 

baca juga :

27 Juni: Tambah 1.385, Positif COVID-19 di Indonesia 52.812 Orang

Duta OSN Dibina Intensif di Gedung Pusdik Sain

Redaksi Global News

Pacu Penjualan, IKM Pangan RI Disiapkan Berstandar Internasional

Titis Global News