Global-News.co.id
Metro Raya Nasional

Kemenlu Optimistis Tenaga Kesehatan Jatim Siap Hadapi Era MEA

GN/NurLailatus Solichah Dari kiri Ade Petranto(Kemenlu), Oos Fatimah Rosyati (Kemenkes), One Widyawati, Laksmi Dwiati.

SURABAYA (global-news.co.id)-Tenaga kesehatan di Jawa Timur dinilai memiliki potensi besar dalam persaingan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN atau disingkat MEA.

Direktur Kerjasama Ekonomi ASEAN Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Ade Petranto mengatakan, selain memiliki jumlah lembaga pendidikan kesehatan cukup banyak, Jawa Timur juga dikenal memiliki layanan kesehatan cukup baik.

“Indonesia sebenarnya memiliki potensi yang besar yang bisa dimanfaatkan untuk bersaing dalam MEA, salah satunya tenaga medis. Potensi tersebut bisa ditemukan di berbagai daerah, khususnya Jawa Timur”, ungkap Ade dalam “Sosialisasi ASEAN untuk Rakyat: Peningkatan  Daya Saing Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia untuk Menembus Pasar ASEAN” di gedung pertemuan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim, Selasa (21/3/2017).

Itulah sebabnya Kemenlu sengaja ke Provinsi Jawa Timur untuk memanfaatkan peluang terutama terkait tenaga kesehatan. “Salah satu bidang yang hingga kini memiliki peluang besar dan sangat dibutuhkan di berbagai negara ASEAN adalah tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat,” ungkap Ade Petranto.

Menurut Ade Petranto, Direktorat Kerja Sama Ekonomi ASEAN Kemenlu yakin dengan semua potensi yang ada untuk dapat bersaing di pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Selain Ade mewakili Kemenlu, hadir pula sebagai narasumber Oos Fatimah, Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kemenkes dan Laksmi Dwiyati, Wakil Ketua 1 Konsil Kedokteran Indonesia.

Dalam sosialisasi tersebut Ade menjelaskan adanya pasar bebas ini jangan dijadikan sebagai ancaman melainkan sebuah peluang yang baik untuk lebih maju bersaing di pasar internasional. Masyarakat harus merubah mindset agar tidak perlu khawatir menghadapi pasar bebas ASEAN.

“Jadi mindset yang harus diubah adalah bahwa MEA jangan dianggap persoalan atau khawatir yang berlebih, namun perlu dianggap sebagai peluang untuk dimanfaatkan. Kami yakin tanaga kesehatan Indonesia bisa bersaing,” tuturnya.

Ade berharap semua pihak yang bergerak dalam bidang ketenagakerjaan, khususnya bidang kesehatan menyadari bahwa Indonesia berpeluang besar untuk bersaing di pasar Internasional khususnya ASEAN.

Menurut Ade, upaya meningkatkan daya saing tenaga medis agar dapat menembus pasar ASEAN sendiri dibutuhkan kerja sama antara banyak pihak, baik bidang pendidikan maupun dari organisasi profesi yang berkaitan.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinkes Jatim, One Widyawati menambahkan terkait tenaga kerja kesehatan Jawa Timur sudah memiliki beberapa aturan di antaranya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 tahun 2014 dan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 74 tahun 2015. Kedua payung hukum tersebut mengatur TKA yang akan bekerja di Jatim.

“Bagi TKA bidang kesehatan yang bekerja di Jatim tidak mudah. Aturannya cukup ketat,” tegasnya. MEA, menurut One, merupakan era profesionalitas dan keahlian. Para lembaga pendidikan yang melahirkan tenaga kesehatan diminta untuk memastikan kualitas kompetensi lulusannya. Selain itu, strategi pembangunan di bidang kesehatan dan penguatan regulasi juga akan meningkatkan daya saing menjadi lebih tinggi.

“Pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan membutuhkan kerjasama semua pemangku kepentingan, utamanya dalam pengembangan tenaga kesehatan,” tandas One.

“Pembinaan dan pengawasan merupakan upaya yang sangat penting agar tenaga kesehatan kita mempunyai kompetensi dan daya saing dalam pasar bebas”, ungkap One Widyawati.

One mengatakan, untuk Jatim sendiri pendidikan untuk tenaga medis sudah sangat banyak sekali tersebar, khususnya perawat, dokter, dan dokter gigi. Tak hanya itu untuk kompetensinya pun dianggap lebih baik daripada Provinsi lain. Maka dari itu saat ini Jatim sebenarnya sudah mampu untuk bersaing di pasar global.

Selain pendidikan tenaga medis yang terstandarisasi kualitas pelayanan kesehatan juga sangat dibutuhkan untuk bersaing secara internasional. Seluruh fasilitas kesehatan, mulai dari puskesmas hingga rumah sakit rujukan kelas A perlu ditingkatkan kualitasnya agar dapat melayani pasien dari luar negeri. (nur)

 

 

baca juga :

Malam Hari, Tol Alternatif Surabaya-Madiun Ditutup

Syekh Ali Jaber Wafat, Ucapan Dukacita dari Berbagai Kalangan Mengalir

Redaksi Global News

Surabaya Banyak Terima Rujukan COVID-19 Luar Kota, IDI-PERSI Atur Regulasi

Redaksi Global News