SURABAYA (global-news.co.id) – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Prof Dr dr Erwin Astha Triyono SpPD-KPTI, FINASIM mengajak masyarakat terutama kaum perempuan untuk menjadikan kegiatan memberikan air susu ibu (ASI) sebagai gaya hidup. Dengan menjadi bangga bisa memberikan ASI secara penuh pada bayinya, diharapkan bayi yang dia lahirkan dan diberi ASI itu kelak menjadi SDM yang unggul.
Ajakan menjadikan menyusui dengan ASI sebagai gaya hidup itu disampaikan dalam Peringatan Pekan ASI Sedunia 2024 bertema Menutup Jarak, Ruang dan Waktu melalui Telekonseling Menyusui (Closing the Gap Breastfeeding Support for All) di kantor Dinkes, Senin (26/8/2024).
Terkait SDM unggul ini, Erwin menyebut sesuai dengan arahan Presiden Jokowi untuk mewujudkan generasi emas di tahun 2045, kita harus menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. “Itu harus dimulai saat ini. Dan kita harus pastikan prevalensi stunting bisa terus kita turunkan,” ujarnya.
Ada 2 cara untuk menurunkan stunting, yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif, di mana salah satunya melalui pemberian ASI. Pada masa menyusui, seorang ibu perlu memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia enam bulan dan memperkenalkan makanan pengganti ASI (MP–ASI) mulai dari usia 6 bulan dengan makanan yang kaya dengan protein hewani dan akses sanitasi dan air minum yang aman, perilaku hidup bersih dan sehat serta pengasuhan dan pola asuh yang tepat bagi bayi. Kemudian, meneruskan pemberian ASI hingga usia 2 tahun atau lebih didampingi makanan pendamping yang tepat.
Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kelahiran akan membantu perkembangan optimal otak bayi, liver dan daya tahan tubuhnya.
Erwin mengingatkan jangan sampai isu menyusui itu menjadi problem dan ibu menganggapkan sebagai kewajiban. Dengan menjadikan menyusui sebagai gaya hidup, ibu-ibu tak perlu lagi harus dipaksa untuk memberikan ASI tapi itu menjadi gaya hidup di mana dia akan bangga bisa menyusui sampai lengkap selama 2 tahun.
Dia berharap masyarakat mulai dari keluarga, komunitas, tenaga kesehatan, organisasi profesi, hingga pemerintah, dapat bergandengan tangan untuk memberikan dukungan yang diperlukan oleh para ibu dalam menyusui. Seorang bapak juga memegang peranan penting dalam memastikan putra putrinya mendapatkan ASI yang terbaik. “Bapak harus paham bagaimana menyusui dengan baik. Dengan demikian minimal keluarga terdekat, bapaknya, ikut mendorong, memberikan motivasi kepada ibu dalam menyusui sehingga tercipta generasi emas yang sehat, cerdas dan unggul,” kata Kadinkes Erwin.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi stunting di Jawa Timur tahun 2022 sebesar 19,2% dan turun menjadi 17,7% di tahun 2023. Meskipun angka tersebut mengalami penurunan, namun masih perlu upaya lebih lanjut untuk menurunkan stunting menjadi 14% di tahun 2024.
Sementara Dr dr Tan Shot Yen MHum menegaskan tidak ada alasan bagi ibu untuk tidak memberikan karena sejak usia kehamilan 24 minggu, ASI sudah diproduksi. Sehingga begitu bayi lahir, ASI itu sudah siap diberikan lewat kegiatan inisiasi menyusui dini (IMD). Selanjutnya dilatih tiap tiga jam diberikan ASI, semakin sering diberikan ASI semakin banyak jumlahnya. “Jadi tidak ada alasan saya masih sakit habis melahirkan, ASI-nya belum keluar sehingga bayinya diberi susu formula,” ujar pakar nutrisi dari Universitas Tarumanegara Jakarta ini.
Ditambahkan, bayi yang lahir dengan berat 1.500 -1.600 gram kalau diberi susu formula, bukannya jadi sehat melainkan jadi ambyar.
Dia mengingatkan memberikan ASI bukan sekadar memberikan tapi dengan konsentrasi,kasih sayang, digendong, bayinya dilihat, dan dirasakan bayinya tengah minum. Bukan dengan disambi main ponsel. Dengan begitu juga terbentuk ikatan kasih sayang.
Pada kesempatan tersebut, Dinkes Jatim juga memberikan penghargaan “Implementasi Ruang ASI di Tempat Kerja” kepada instansi yang menyediakan ruang laktasi di tempat kerja. Peringkat pertama diraih oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sidoarjo, peringkat kedua diraih Sekretariat Daerah Kabupaten Trenggalek, kemudian peringkat ketiga diraih Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tuban. Sedangkan kategori unggulan diraih oleh Kelurahan Pabean Cantian Kota Surabaya dan Kelurahan Jagalan Kota Mojokerto. ret