Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Nasional Utama

Presiden Resmikan Projek Hilirisasi Industri Batubara

Pagi hari ini groundbreaking projek batubara menjadi Dimetil Eter, dinyatakan dimulai

JAKARTA (global-news.co.id) – Pemerintah resmi memulai pembangunan projek hilirisasi batubara menjadi Dimetil Eter (DME) yang berada di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan (Sumsel), Senin (24/1).

Peresmian itu ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan yang dilakukan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), ketika melakukan kunjungan kerja (kunker) di sana. Itu sebagai tindak lanjut dari kebijakan hilirisasi industri yang diterapkan pemerintah.

“Pada pagi hari ini groundbreaking projek batubara menjadi Dimetil Eter, saya nyatakan dimulai,” ujar Presiden ketika memberikan sambutan secara virtual.

Menurut Presiden, pembangunan projek itu harus dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan oleh instansi pemerintah terkait, yakni sekitar 30 bulan ke depan. Sehingga, upaya hilirisasi industri mineral batubara menjadi DME dapat segera dilakukan.

“Pembangunan dijadwalkan mencapai 30 bulan jangan ada undur-undur lagi,” kata Kepala Negara.

Hilirisasi batubara menjadi DME, disinyalir akan membawa dampak positif bagi tanah air di antaranya penciptaan tenaga kerja secara masif, mengurangi impor bahan liquified petroleum gas (LPG), dan mengurangi subsidi (LPG).

Pertama, melalui projek pembangunan hilirisasi industri sektor batubara ini akan membuka pekerjaan yang mencapai sekitar 11-12 ribu pekerja. Masyarakat yang berada di kawasan itu akan dapat berkontribusi dalam pembangunan projek tersebut.

Kedua, hilirisasi industri itu, akan mampu mengurangi impor LPG yang kerap dilakukan pemerintah beberapa waktu lalu. Karena, produk batubara yang diolah menjadi DME disinyalir akan mampu menggantikan produk itu

“Impor LPG kita besar sekali mencapai Rp80 triliun. Adanya DME bisa menggantikan pengguna LPG,” kata Presiden Jokowi.

Ketiga, hilirisasi industri dari barubara menjadi DME itu akan mampu mengurangi subsidi LPG yang mencapai Rp60-70 triliun per tahun. Karena, dapat digantikan oleh produk DME yang secara hasil memiliki kualitas yang sama.

“DME hampir mirip dengan LPG, tadi saya sudah melihat bagaimana api kalau yang dari DME untuk memasak dan api yang dari LPG sama saja,” tutur Jokowi. (IP, ins)

baca juga :

Wabup Subandi Buka Bimtek Penguatan Peran Fungsi LKS Tripartit, TDD,dan Dewan Pengupahan Lewat Capacity Building Tenaga Kerja di Sidoarjo

gas

Pertamina Rosneft Lanjutkan Persiapan Pembangunan Kilang GRR Tuban, Libatkan Tenaga Lokal

gas

‘’Exceed” Rokok Ekspor Perdana Binaan Bea Cukai-Pemkab Pamekasan

gas