SURABAYA (global-news.co.id) – Melimpahnya limbah kulit pisang agung varietas Semeru yang berasal dari Kabupaten Lumajang menjadi pemikiran tersendiri bagi Dosen Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (FF UKWMS) Dr Lannie Hadisoewignyo, SSi, MSi, Apt.
Bersama timnya Ivonne Soeliono, SFarm, MFarm Klin, Apt, Jefri Prasetyo, SFarm, MPharm Sci, Apt dan Gabriela Nathania, Dr Lannie memanfaatkan limbah kulit pisang agung varietas Semeru itu menjadi minuman ready to drink yang disebut Ini Kopi Kupi (Kupi = Kulit Pisang, Red).
Meski tertera kata kopi, namun Ini Kopi Kupi tidak menggunakan campuran biji kopi sama sekali. Karena itu bebas kafein. Bagi mereka yang tak suka kopi, minuman ini bisa jadi alternatif.
Dr Lannie menceritakan awal ketertarikannya memanfaatkan limbah kulit pisang agung varietas Semeru. Dia melihat di wilayah Kabupaten Lumajang yang berjuluk Kota Pisang, penduduk setempat hanya memanfaatkan buah pisang agung untuk diolah sebagai keripik atau dijual mentahan. Saat diolah menjadi keripik pisang itu, kulit pisang agung akhirnya menjadi tumpukan limbah.
Dari sanalah terpikir untuk memanfaatkan limbah kulit pisang agung yang jumlahnya cukup besar itu. Setelah melewati serangkaian penelitian, dia dan timnya mengolah limbah kulit pisang agung itu menjadi minuman.
“Kulit pisang varietas Semeru ini berdasar penelitian yang kami lakukan paling cocok untuk jadi bahan minuman dibandingkan kulit pisang jenis lain. Kulit pisang varietas Semeru terbukti kaya anti oksidan,” katanya saat pameran Gelar Karya LPPM 2021 di UKWMS Kampus Dinoyo kemarin.
Sedangkan proses pengolahan menjadi minuman juga sederhana. Kulit pisang agung varietas Semeru dicuci bersih, dipotong kecil-kecil, dikeringkan menggunakan oven, kemudian dihaluskan. “Serbuk ini yang kemudian disangrai, menyerupai proses sangrai biji kopi untuk kemudian ditambahkan bahan lainnya seperti susu serta gula aren dan siap dikonsumsi,” jelas Dr Lannie.
Selain itu, Dr Lannie dan tim juga mengembangkannya menjadi minuman teh dalam kemasan drip bag. “Cara konsumsinya cukup gunting bagian atas drip bag, letakkan di gelas, dan seduh dengan air hangat. Karena tidak menggunakan bahan campuran, rasanya pun seperti minum teh chamomile,” paparnya.
Melakukan trial and error selama kurang lebih satu tahun hingga mendapatkan formulasi yang tepat, produk Ini Kopi Kupi pun sudah dipasarkan melalui e-commerce hingga mendapat pengakuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai produk pangan baru dan aman untuk dikonsumsi. Saat ini minuman tersebut dijual dengan dua varian ukuran, yakni 250 ml dan 1 liter. Untuk ukuran 250 ml dibanderol dengan harga Rp 25 ribu per botol.
“Saat ini produk sudah terjual ratusan botol, bisa didapatkan melalui e-commerce dan melalui sistem Pre-Order, dan tentu ke depannya akan kami perluas pemasarannya,” kata Dr Lannie.
Dijelaskan Dr Lannie sebelum memanfaatkan limbah kulit pisang varietas Semeru menjadi minuman, dia sejak 2012 juga telah membuat sari pati kulit pisang agung varietas Semeru menjadi tepung kue dan pengikat tablet yang disebut Amilum. Bahkan Amilum sudah mengantongi HAKI, khusus dipasarkan di industri farmasi.
“Sari pati kulit pisang varietas Semeru ini juga kami olah menjadi pengental, pengikat yang biasa dimanfaatkan industri farmasi untuk campuran tablet,” katanya. (tis)