PAMEKASAN (global-news.co.id) –Disperindag Pamekasan merencanakan untuk melakukan studi tiru terkait dengan pembangunan KIHT. Menurut rencana kegiatan itu akan dilakukan ke Kudus Jawa Tengah dan Sopeng Sulawesi. Dua daerah ini telah memiliki KIHT paling maju di Indonesia.
“Rencananya memang sebelum pembangunan dilaksanakan, kami akan studi tiru ke dua provinsi, Kudus Jateng dan Sulawesi tentang Pembangunan KIHT, gimana prosesnya pembangunan KIHT itu. Ada dua KIHT yakni Kudus yang terbangun hampir 5 tahun, Sopeng Sulawesi hampir 2 tahun,” kata Agus Wijaya Kabid Perlindungan dan Pembinaan Disperindag Pamekasan.
Studi tiru itu, kata Agus, akan dilakukan sebelum pelaksanaan pembangunan KIHT di Pamekasan dimulai. Ini perlu dilakukan agar ketika pembangunan KIHT di Pamekasan telah berjalan maka semua pihak utamanya pihak pengambil kebijakan sudah memiliki persepsi yang benar tentang apa dan bagaimana KIHT tersebut.
“Memang kami sudah pernah ke Kudus satu kali, tapi itu cuma tim kecil, cuma dari Disperindag saja yang mendampingi Unej Jember waktu itu, sebelum dibangun, bahwa kita punya petunjuk KIHT di Kudus. Ini juga KIHT Sopeng, gimana cara pengelolaannya, mana tempat posisinya yang enak, karena untuk menarik perusahaan,” paparnya.
Setelah kegiatan studi tiru selesai dilakukan, lanjut Agus, pihaknya akan mengundang para pengelola dan pengusaha rokok dari Kudus dan Sopeng untuk menjadi pembicara dan memberikan motivasi dan arahan dihadapan para pengusaha rokok di Pamekasan.
“Jadi dari kantor KIHT Kudus dan Sopeng yang bicara. Itu rencana pak Kadis seperti itu,” katanya.
Sebelumnya, untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT) bagi kalangan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkungan Pemkab Pamekasan, Disperindag Pamekasan telah melakukan sosialisasi kepada sejumlah pimpinan OPD terkait.
Sosialisasi dilakukan pada Jumat (30/7/21) lalu melalui meeting zoom. Dalam sosialisasi ini Disperindag didampingi oleh LP2K Universitas Jember selaku konsultan dalam survey kelayakan kawasan KIHT tersebut.
OPD terkait yang dihadirkan dalam sosialisasi itu antara lain Kantor Bea Cukai, Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dinas Lingkungan Hidup, DPPM TSP Nakertrans. Zoom meeting dilakukan diruang pertemuan Disperindag dipandu oleh pimpinan LP2K Unej Jember.
Target sosialisasi adalah untuk memberikan pemahaman bahwa KIHT itu adalah kawasan lahan seluas 2,5 hektar di Desa Gugul Kecamatan Tlanakan sudah dinilai layak untuk di bangun kantor KIHT, sekaligus juga untuk memulai pembangunan kelengkapan lainnya.
Rencananya selain para pimpinan OPD, pihak Unej Jember juga akan memaparkan hasil studi kelayakan lokasi KIHT itu dihadapan Bupati Pamekasan dan juga kepada semua elemen terkait, misalnya pihak perusahan rokok dan organisasi atau lembaga terkait lainnya. (mas)