SURABAYA (global-news.co.id) – Sebagai perusahaan yang memiliki risiko tinggi kejadian darurat kapan saja bisa terjadi. Ketika keadaan darurat terjadi semua harus siap tak terkecuali warga yang berada di sekitar wilayah operasi. Mereka perlu mendapatkan pendidikan safety dasar yang harapannya tidak pernah terjadi keadaan darurat yang sebenarnya.
Hal itulah yang mendasari Integrated Terminal Surabaya Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus mengadakan simulasi keadaan darurat pada Kamis (31/10/2024) kemarin. Simulasi tersebut melibatkan warga masyarakat sekitar RW 7 dan 8 Kelurahan Tanjung Perak Kecamatan Pabean Cantikan dan komponen kedaruratan Kota Surabaya seperti Pemadam Kebakaran, BPBD, RS PHC Tanjung Perak dan TNI/POLRI serta Camat setempat.
Simulasi ini dilakukan setiap tahun dengan skenario yang berbeda. Skenario yang dilakukan kali ini adalah overfill akibat malfungsi alarm system sehingga mengakibatkan vapor (uap gas) yang berlebihan yang dikarenakan arah angin lari ke pemukiman warga.
Warga kemudian tampak lari teratur dipandu security Pertamina dan ada yang memainkan peran sebagai korban juga nampak menghayati perannya ditandu ke ambulans RS PHC.
Area Manager Comm, Rel & CSR Ahad Rahedi mengatakan bahwa koordinasi merupakan hal paling penting dari simulasi ini.
“Dalam keadaan darurat apalagi di tengah kondisi panik, warga harus bisa mengerti prioritas penanganan dan yang terpenting adalah alur koordinasi. Dalam hal ini seperti Ketua RT/RW harus memahami rute evakuasi, mengarahkan warga ke titik kumpul (muster point), serta penanganan seperti apa yang dilakukan pada saat kejadian,” jelas Ahad dalam keterangan tertulis dikutip, Jumat (1/11/2024).
Dijelaskannya simulasi rutin diadakan dengan beragam skenario untuk mempersiapkan dan memperkaya referensi warga yang notabene sangat dekat dengan wilayah operasi.
“Warga jangan khawatir, tim Pertamina maupun Pemerintah akan selalu siaga membantu dan menyiapkan sistem penanganan tercepat. Hal ini penting menjadi langkan antisipasi, namun pasti kita semua tidak menginginkan kejadian yang sebenarnya terjadi,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BPBD Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, simulasi ini merupakan kegiatan kolaborasi positif dan patut dicontoh.
“Ini merupakan kolaborasi yang sangat positif untuk Kota Surabaya, seharusnya semua perusahaan besar melakukan seperti ini. Artinya, kemandirian dalam penanganan bencana itu sudah ada dan terbukti pada simulasi ini bisa berjalan lancar,” papar Agus.
Dalam kegiatan ini diberikan juga APAR secara simbolis kepada warga sejumlah 22 unit sekaligus dirangkaikan juga dengan sosialisasi pemadaman api ringan yang terjadi di pemukiman warga seperti kebocoran kompor gas dan api ringan. (tis)