Global-News.co.id
Metro Raya Utama

Rumah Sakit di Surabaya Makin Banyak, Lengkap, dan Modern, Walikota Eri: Warga Jatim Tak Perlu Berobat ke Luar Negeri

Walikota Surabaya Eri Cahyadi menghadiri groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan gedung baru Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kendangsari. Inzet: Walikota Eri saat meninjau layanan kesehatan di RS Kota Pahlawan.
Walikota Surabaya Eri Cahyadi menghadiri groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan gedung baru Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kendangsari. Foto Tengah: Walikota Eri saat meninjau layanan kesehatan di RS Kota Pahlawan.

 

SURABAYA (global-news.co.id) – Pelayanan kesehatan untuk masyarakat Kota Surabaya semakin merata dengan dibangunnya banyak rumah sakit di sejumlah wilayah. Bahkan, warga Jawa Timur (Jatim) dan Indonesia Timur tak perlu ke luar negeri (LN) bila berobat atau membutuhkan layanan kesehatan lain sebab semuanya ada di rumah sakit Kota Pahlawan.

Setelah groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan gedung baru Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kendangsari pada Senin (24/6/2024), Walikota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan rencana pembangunan dua Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) baru di Kota Pahlawan yang lokasinya di Surabaya utara dan selatan.

Penambahan dua rumah sakit di bawah naungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya ini bertujuan untuk pemerataan pelayanan kesehatan. Walikota Eri Cahyadi menyatakan bahwa pembangunan dua RSUD baru itu akan dimulai tahun depan. Untuk lokasinya, kata dia, di wilayah Surabaya selatan dan Surabaya utara atau eks Rumah Sakit Lapangan Tembak.

“Tahun depan kita akan membangun lagi dua rumah sakit, di wilayah Surabaya selatan dan yang ada di Surabaya utara,” kata Walikota Eri Selasa (25/6/2024).
Menurut dia, penambahan dua rumah sakit ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan. Sebab, sekarang RSUD Soewandhie maupun RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) menghadapi jumlah pasien yang sangat tinggi.

Pihaknya mencatat, lebih dari 2.000 pasien setiap harinya berobat ke Poli RSUD Soewandhie dan RSUD BDH Surabaya. “Seperti di RSUD Soewandhie itu di Poli-nya, sehari 2.000 lebih, di RSUD BDH juga sama,” ungkap dia.

Karena itu, dengan penambahan dua RSUD baru nanti, Walikota Eri berharap, beban pelayanan kesehatan di RSUD dapat terbagi. Sehingga masing-masing rumah sakit bisa melayani sekitar 500 pasien per hari.

“Sehingga pelayanan kesehatan kita bisa lebih maksimal lagi. Karena tidak ada hadirnya pemerintah kecuali memberikan yang terbaik untuk masyarakat,” tuturnya.

Walikota Eri memproyeksikan pembangunan RSUD Surabaya selatan dan utara, bisa dilakukan tahun 2025. Terlebih, pembangunan gedung RSUD Surabaya utara atau eks Rumah Sakit Lapangan Tembak, hanya tinggal pengembangan.

“Kalau Rumah Sakit Lapangan Tembak (Surabaya Utara) tinggal pengembangan saja dari bentuk (bangunan) yang sudah ada. Tapi yang (RSUD Surabaya) selatan memang dari nol,” katanya.

Fasilitas Lengkap

Sebelumnya Walikota Eri menghadiri acara groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan gedung baru Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kendangsari, Senin (24/6/2024). Gedung baru RSIA tersebut, nantinya akan dilengkapi berbagai fasilitas layanan kesehatan khusus bagi ibu dan anak.

Walikota Eri menuturkan, dengan adanya pengembangan gedung baru RSIA Kendangsari, masyarakat bisa memiliki banyak pilihan untuk mendapatkan layanan kesehatan. Pun demikian bagi warga Jawa Timur, juga bisa mendapatkan layanan kesehatan di Surabaya tanpa harus ke luar negeri.

“Karena dengan begini, maka Surabaya semakin banyak rumah sakit. Sehingga nanti sekitar Surabaya, tidak usah jauh-jauh sampai ke luar negeri, tapi bisa ke rumah sakit yang ada di Surabaya,” katanya.

Menurut dia, banyak rumah sakit di Surabaya yang memiliki fasilitas layanan kesehatan lengkap. Bahkan pula rumah sakit di Kota Pahlawan juga didukung dengan dokter dan tenaga kesehatan yang profesional.

“Seperti RSIA Kendangsari ini, yang menjadi komisaris utama, yang menjadi direkturnya, adalah orang-orang yang luar biasa, yang pengalamannya luar biasa,” ujarnya.
Karena itu, Walikota Eri berharap, setelah groundbreaking ini, maka dalam 12 bulan ke depan, gedung baru RSIA Kendangsari sudah terbangun. Sehingga warga Indonesia bagian timur, bisa mendapatkan pilihan layanan kesehatan di Kota Surabaya.

“InsyaAllah dalam waktu 12 bulan ke depan, maka Surabaya bisa menjadi tempat pilihan dari warga Indonesia timur, warga Jawa Timur, untuk melakukan pengobatan di Surabaya dengan dokter-dokter yang luar biasa,” tuturnya.

Selain itu, Walikota Eri juga menyatakan, selama ini Pemkot Surabaya menjalin kerjasama dengan semua rumah sakit ibu dan anak di Kota Pahlawan. Hasil dari kerjasama itu salah satunya diwujudkan dengan penurunan jumlah balita stunting di Surabaya.

“Karena sejak awal ada informasi dari rumah sakit, dari rumah sakit ibu dan anak, dari tempat bidan, yang memberikan informasi ketika ada bayi lahir. Berapa panjangnya, berapa beratnya, apakah risiko stunting atau tidak, kita sudah ada kerjasama,” ungkap dia.

Di tempat yang sama, Founder RSIA Kendangsari Grup, dr Budi Santoso, SP.OG (K), menerangkan bahwa tantangan di bidang kesehatan akan terus berkembang. Karena itu, dibutuhkan inovasi-inovasi baru untuk menunjang aksesibilitas pelayanan kesehatan tersebut.

“Nah inovasi yang kita kembangkan adalah pelayanan bedah plastik, pelayanan jantung anak, kedokteran fisik dan rehabilitasi. Kemudian juga kita lakukan operasi-operasi bedah yang lain, yang lebih spesifik,” kata dr Budi Santoso.

Untuk menunjang pengembangan layanan kesehatan ini, tentu dibutuhkan ruang atau gedung baru. Karenanya, dr Budi bersyukur, pihaknya bisa mendapatkan lahan untuk mengembangkan layanan kesehatan di gedung baru RSIA Kendangsari.

“Alhamdulillah kami bisa mendapatkan lahan di sebelah (RSIA) kami, di Kendangsari No 40 dan Kendangsari Taman No 35. Itulah yang akhirnya kita nanti setting untuk yang ada eksisting saat ini, sebagian akan kita pindah ke yang baru,” ungkap dia.

Gedung baru RSIA Kendangsari tersebut direncanakan akan dilengkapi berbagai layanan kesehatan unggulan. Di antaranya, bedah plastik, bedah laparoskopi (bedah perut terbuka), kedokteran fisik dan rehabilitasi, hingga pelayanan unggulan yang lain.

Dengan demikian, Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga Surabaya (Unair) ini berharap, apabila nanti ada ibu atau anak yang mengalami patah tulang, maka tidak perlu ke rumah sakit umum untuk melakukan operasi. Sebab, RSIA Kendangsari ke depan juga menyediakan layanan operasi tersebut.

“(Pengobatan) jantung pun juga demikian, akan selalu kita terus kembangkan, agar supaya masyarakat Jawa Timur mempunyai pilihan untuk melakukan operasi. Pelayanan kami kita upayakan seperti rumah sakit umum, walaupun untuk pasien-pasien ibu dan anak-anak,” pungkasnya. (fan/rls)

 

baca juga :

Nilai Belum Standar, Lelang Jabatan Kepala Dinkopdag Surabaya Diulang

Redaksi Global News

Akui Tak Miliki Kursi di Parlemen, Partai Gelora Rekomendasikan 14 Bapaslon di Pilkada Serentak 2020

Redaksi Global News

Siapkan SDM Nasional Menghadapi Industri 4.0, ITS – Sucofindo Teken MoU