Oleh Masdawi Dahlan*
PERAYAAN Idul Fitri 1445 H bagi kaum muslimin Indonesia berada dalam pusaran dua peristiwa besar. Selain momentum ujung ibadah puasa Ramadhan, juga tengah berlangsungnya proses Pemilu 2024 yang kini masih belum diketahui hasil finalnya karena proses masih berjalan.
Bagi kaum muslimin hasil positif dari dua peristiwa besar tersebut sangat mempengaruhi keberlangsungan kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara selanjutnya. Keberhasilan pelaksanaan puasa Ramadhan melahirkan manusia fitri. Manusia sehat lahir batin yang akan menjadi modal untuk melahirkan pemimpin Indonesia yang bisa bekerja dengan amanah jujur dan berintegritas.
Begitu juga dalam kontestasi politik di Pemilu 2024, jika semua proses dan dinamikanya dijalankan dengan penuh kejujuran transparan, terbuka dan adil (termasuk sengketa Pemilu yang sekarang ditangani oleh Mahkamah Konstitusi) maka akan memungkinkan terbentuknya kepemimpinan baru nasional yang baik yang diharapkan bisa segera memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kemenangan Fitri
Puasa Ramadhan adalah ibadah khusus yang diperintahkan Allah SWT bagi kaum muslimin selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan. Puasa ini hukumnya wajib. Bagi yang tidak bisa melaksanakan karena berhalangan secara syar’i bisa menggantinya di hari lain. Tapi bagi yang meninggalkan tanpa alasan syar’i, maka hukumannya berat karena tidak bisa digantikan dengan puasa setahun sekali pun.
Puasa Ramadhan sebagaimana dicantumkan dalam Al Quran adalah untuk mencetak manusia yang bertaqwa. “Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana juga diwajibkan atas umat sebelum kalian agar kamu bertaqwa.” ( QS Al Baqarah 183). Manusia taqwa adalah manusia yang selalu berada dalam jalan tuhannya, manusia yang sehat lahir dan batin.
Manusia taqwa adalah sosok rahmatan lil ‘aalamin. Sosok yang memiliki hubungan baik dengan tuhannya juga baik kepada sesamanya dan segala lingkungan sosial yang melingkupinya. Manusia yang baik ibadahnya kepada tuhan dan peduli terhadap kehidupan sosial masyarakat berbangsa dan bernegara.
Manusia fitri produk puasa Ramadhan sangat andal bisa diharapkan melaksanakan tugas utamanya sebagai khalifatullah di bumi dengan baik. Mereka patuh pada perintah tuhannya, baik dalam urusan ibadah mahdah kepada tuhannya maupun dalam ibadah sosial yang selalau siap berkontribusi dalam kehidupan bersama bermasyarakat berbangsa dan dan bernegara.
Ya manusia masa depan yang akan mengisi pembangunan Indonesia dengan ketulusan dan niat ibadah. Manusia dengan kecintaan terhadap agamanya, tanah air, mengutamakan kepentingan bersama dan tidak mengedepankan kepentingan golongan dan kelompok.
Kemenangan Politis
Sementara kemenangan politis terkait dengan kontestasi politik Pemilu 2024. Kemenangan politis bagi umat Islam maknanya bergerak menuju tercapainya kepemimpinan yang lebih baik, lebih demokratis, jujur dan amanah serta berjuang keras untuk peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Kemenangan politis ini bisa dilihat dari dua sudut pandang. Pertama kemenangan secara formal diraih oleh pasangan pemimpin nasional yang terbaik. Bisa membawa kehidupan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan besar. Kepemimpinan yang mengutamakan kesejahteraan rakyat di bawah panji-panji petunjuk Allah SWT.
Kedua, walaupun tidak berhasil menampilkan pasangan pemimpin terbaik sebagai konsekuensi sistem demokrasi di Indonesia, harapannya pemimpin yang terpilih nantinya mau sadar belajar dan mau kembali melihat secara jujur tentang kewajibannya yang berat dalam menyelesaikan persoalan bangsa. Pemimpin seperti ini masih bisa diharapkan dengan tentunya harus mendapat masukan dari berbagai elemen terkait yang ada di institusi negara.
Allah SWT memiliki kekuasaan penuh untuk mengubah keadaan apa pun yang terjadi pada hamba-Nya, isi seluruh alam semesta. Karena Allah yang memiliki kekuasaan untuk mengubah taqdir. Tidak ada sesuatu yang tidak bisa terjadi jika Allah mengizinkannya. Karena itu pada titik ini, umat Islam Indonesia harus terus berdoa meminta petunjuk dan pertolongan Allah SWT untuk mendapatkan pemimpin terbaik.
Pemimpin ini tidak harus berasal dari orang terbaik dari umat Islam sendiri, atau bisa jadi bukan pilihan umat Islam, namun karena doa umat Islam yang diijabah oleh Allah SWT, maka bisa jadi Allah menjadikan pemimpin yang tidak baik itu berubah menjadi baik karena mendapat hidayah dan rahmat dari Allah SWT.
Proses politik untuk menentukan siapa figur yang akan memimpin bangsa Indonesia ke depan hingga kini masih terus berjalan. Terakhir proses itu kini masih ditangani oleh Mahkamah Konstitusi (MK) dalam sengketa pemilu. Umat Islam harus terus berdoa semoga secara ikhtiar kemanusiaan para hakim di MK akan menangani sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan sesuai pula dengan tuntutan hati nuraninya yang jujur, adil dan amanah, serta memperhatikan kemaslahatan bangsa dan negara. (*)
*Penulis adalah wartawan Global News Biro Pamekasan.