SURABAYA (global-news.co.id) – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur dan Kelompok Kerja Insan Jurnalistik Keluarga Berencana (Pijar) Jatim berkolaborasi dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Provinsi Jatim bertekat mendorong terciptanya keluarga bahagia menuju Indonesia Emas melalui program literasi keluarga.
Dengan literasi keluarga, setiap keluarga diharapkan mendapatkan pengetahuan dan bisa mengimplementasikannya untuk membentuk keluarga bahagia.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jatim, Maria Ernawati, mengatakan, salah satu program prioritas nasional adalah menurunkan angka stunting. Sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, BKKBN mendapat amanah sebagai ketua pelaksana percepatan penurunan stunting.
Stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang antara lain ditandai dengan panjang atau tinggi badan di bawah standar.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya stunting. Salah satunya usia ibu hamil yang terlalu muda dan belum memahami pentingnya asupan gizi bagi tumbuh kembang janin.
“Di Jawa Timur angka pernikahan anak dengan adanya dispensasi nikah, masih sangat tinggi. Hal ini sangat berpotensi lahirnya bayi stunting,” kata Erna yang menjadi narasumber kegiatan BAHASA ‘Bahas Apa Saja’ yang digelar Disperpusip Jatim bersama PIJAR Jatim dan Humas BKKBN, Rabu (28/2/2024).
BAHASA kali ini membahas topik Literasi Keluarga: Peran Perpustakaan Sekolah dalam Memersiapkan Keluarga Berencana guna Mewujudkan Indonesia Emas.
Erna berharap kolaborasi antara BKKBN dengan Disperpusip Jatim yang dijembatani oleh PIJAR Jatim dan Humas ini bisa mengedukasi lebih banyak orangtua dan remaja akan pentingnya merencanakan masa depan. Di antaranya melalui perpustakaan sekolah, perpustakaan desa, atau perpustakaan komunitas binaan Disperpusip Jatim, dengan lebih banyak menyediakan informasi akan pentingnya merencanakan kehidupan masa depan.
“Kami sangat berharap para remaja yang memahami pentingnya merencanakan masa depan bisa terus menggaungkan ajakan tersebut di media sosial mereka, bisa Facebook, Instagram, atau Tiktok,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jatim, Ir Tiat S. Suwardi MSi, menyebutkan beberapa manfaat literasi, antara lain dapat menurunkan angka kemiskinan, hal ini terbukti di Spanyol, Itali dan Inggris. Selain dapat menurunkan angka kemiskinan, manfaat literasi adalah menurunkan angka kematian bayi.
Dicontohkan Jepang yang tingkat literasi-nya sebesar 99%, memiliki tingkat kematian bayi paling rendah yaitu 2 dari 1.000 kelahiran. Selama empat dekade terakhir kematian balita telah berkurang lebih dari 50%.
Manfaat lainnya adalah perekonomian lebih kuat. Tidak ada negara yang mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat dan berkelanjutan kalau angka buta hurufnya tinggi. Literasi juga akan meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan.
Data di Inggris, sebanyak 78% masyarakat literat puas dengan hidupnya. Ada 50% ibu yang berpendidikan, lebih memungkinkan untuk memberikan imunisasi pada anaknya dibandingkan dengan ibu yang kurang pendidikannya.
“Untuk membangun masyarakat yang hebat menuju Indonesia Emas 2045, kami melihat sangat penting untuk melakukan penguatan literasi keluarga, khususnya keluarga di Jawa Timur,” tandasnya.
Tiat menambahkan, target dari penguatan literasi keluarga ini segala umur. dari anak-anak, remaja hingga orang tua. Namun untuk mempersiapkan Indonesia Emas 2045 nanti, maka anak-anak dan remaja menjadi priotitas.
“Jumlah penduduk Indonesia 270,2 juta jiwa dengan 79,7 juta jiwa (29,5%) di antaranya anak-anak. Mari kita bersama-sama mempersiapkan generasi berkualitas yang memiliki daya saing guna menyongsong Indonesia Emas tersebut,” ujar Tiat. (ret)