Global-News.co.id
Mancanegara Utama

Hamas Tolak Gencatan Senjata sampai Netanyahu Makin Terpojok

Pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh

JAKARTA (global-news.co.id) – Kelompok Hamas menolak gencatan senjata sementara dengan Israel, namun meminta Negara Zionis itu untuk menyetop agresinya di Palestina secara permanen.

Sementara itu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebut semakin tertekan soal agresi brutalnya di Gaza, usai mendapat tekanan dari beberapa negara yang semula mendukung Israel.

1. Hamas Tolak Gencatan Sementara dari Israel Buat Bebaskan Sandera
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menegaskan sikap mereka menolak gencatan senjata sementara dengan Israel.

Hal ini disampaikan oleh pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, saat menghadiri negosiasi dengan Israel di Kairo, Mesir pada Kamis (21/12).

Hamas bersikeras agar Israel menyetop agresi ke Palestina secara permanen sebagai syarat pembebasan sandera.

2. MER-C Sebut Israel Ubah RS Indonesia Jadi Markas dan Tameng IDF
Organisasi relawan kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menyebut Israel sengaja menguasai Rumah Sakit Indonesia di Gaza sebagai markas militer pasukan mereka (IDF).

Kepala Presidium MER-C Indonesia Sarbini Abdul Murad pada konferensi pers di Jakarta, Rabu (20/12), menyebutkan Hamas malah tidak ada dan tak menjadikan RS Indonesia di Gaza sebagai markas.

“Apa yang terjadi sekarang, sekitar dua Minggu yang lalu, Israel menempatkan pasukannya dan [menjadikan] markas [RS Indonesia], yang dulu pernah mereka tuduh sebagai markas Hamas dan tidak ada orang Hamas di situ,” ujar Sarbini.

3. Netanyahu Makin Terpojok, Ditekan Sana-sini soal Agresi Israel ke Gaza
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu semakin tertekan soal agresi brutalnya ke Jalur Gaza Palestina yang berlangsung hampir dua bulan.

Di awal agresi, Israel mendapat dukungan kuat dari sekutu dekat terutama Amerika Serikat, Inggris, hingga Prancis.

Namun, negara-negara tersebut pelan-pelan mulai berhati-hati menyuarakan dukungannya dan malah berbalik meminta Netanyahu untuk menahan diri setelah jumlah korban tewas agresi Israel di Gaza terus melonjak hingga per Rabu (21/12) tembus 20.000 jiwa. (cnn, ins)

baca juga :

Perkuat Aspek Perlindungan Konsumen, OJK Apresiasi BNI

Redaksi Global News

Gesits, Skuter Listrik Buatan Mahasiswa ITS

DPRD ‘Pecat’ Bupati Jember