PAMEKASAN (global-news.co.id) – Agar penggunaan dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) tepat sasaran, Dinas pendidikan Pamekasan, Senin (11/12/2023) menggelar kegiatan Evaluasi Dana BOSP tahun anggaran 2023, di Hotel Cahaya Berlian Jalan Trunojoyo Pamekasan.
Para peserta kegiatan ini meliputi tim BOSP dari masing-masing kecamatan se-Pamekasan, yang meliputi para operator, perwakilan Kepala Sekolah mulai tingkat PAUD, TK, SD hingga SMP.
Nara sumber yang dihadirkan dalam kegiatan ini berasal dari pejabat inspektorat, Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKAD). Mereka diharapkan bisa memberikan feedback, catatan, apa kira-kira yang harus menjadi perhatian pada pengelola dana BOSP tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Pamekasan Akhmad Zaini MPd MHP dalam pengarahannya menegaskan yang paling penting dalam pemanfaatan dana BOSP adalah harus betul-betul tepat sasaran. Tertib administrasi dan berusaha agar tidak muncul temuan-temuan.
Kepala Bidang Pembinaan SD Disdikbud Pamekasan Taufiq Hidayat mengatakan para peserta evaluasi tersebut bisa melakukan sharing atau bercerita kepada para kepala sekolah lainnya tentang bagaimana pengelolaan BOSP yang baik dan tidak jadi temuan sasaran pemeriksaan.
“Oleh karena itu, teman-teman pengelola harus accountable melaksanakan dana itu. pengeluarannya, pembukuan dan lain-lainnya. Jangan sampai menimbulkan kecurigaan. Kecurigaan itulah yang nanti menarik auditor atau pemeriksa,” tuturnya.
Taufik mengaku untuk menghindari temuan-temuan yang tidak diinginkan pihaknya telah memberikan pendampingan yang maksimal bagi para pengelola dana BOSP tersebut agar bisa menjalankan tugasnya secara baik dan benar.
“Persoalan yang sering muncul adalah beban guru bertambah. Karena guru selain fungsi utama mendidik mengajar dan evaluasi, lalu ada tambahan jadi bendahara BOSP, dengan aplikasi yang baru dan lainnya, ini tantangan bagi sekolah,” katanya.
“Banyak keluhan seperti itu, karena jadi bendahara di SD negeri itu harus PNS. Padahal kita terbatas kadang teman menghindari untuk jadi itu, karena memang tugas di guru udah banyak. Nah dengan kegiatan evaluasi itu, kita siasati, bagaimana caranya jangan sampai membebani,” imbuhnya.
Dana BOSP, kata Taufik, tidak hanya dibelanjakan untuk fisik saja, namun juga untuk peningkatan kompetensi guru. Ada juknis yang memberikan kelonggaran yang penting bisa mempertanggungjawaban. Outputnya adalah adanya perubahan yang makin baik secara umum.
“Peningkatan mutu anak bisa melalui peningkatan kompetensi gurunya, atau pengadaan bahan ajar, peningkatan digitalisasi pendidikan karena sekarang perencaannya sudah berbasis data,” katanya.
“Setiap kebutuhan, tiap pembelanjaan itu ada output yang disasar, yang mau diubah dan ditingkatkan. Soal literasi numerasi, soal inklusivitas sekolah, sekolah aman atau tidak dari kekerasan. Ini kegiatan rutin yang terus tingkatkan bahwa BOSP ini menjadi daya dorong peningkatan mutu pendidikan,” pungkasnya. (mas)