Di tengah padatnya perumahan penduduk di Surabaya, di Kelurahan Jambangan terdapat sebuah lahan usaha pertanian terpadu yang dipenuhi beragam sayuran, perikanan dan peternakan.
Oleh: Titis Tri Wahyanti
MENCARI lokasi Satu Padu (Pusat Usaha Pertanian Terpadu) Jambangan tidak sulit. Lokasinya berada di belakang Kelurahan Jambangan, Kecamatan Jambangan Surabaya. Satu Padu, merupakan salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), yang berlokasi di sekitar area operasi Fuel Terminal Surabaya.
Dulunya lahan itu adalah fasilitas umum (fasum) tak produktif. Lahan milik Pemkot Surabaya ini sudah lama tidak dimanfaatkan sehingga menjadi lahan tandus. Lahan seluas 50 m x 20 m ini di atasnya ada dua buah kolam ikan yang sudah tidak dipergunakan, pohon pisang dan rerumputan yang gersang.
Dipelopori 17 ibu-ibu PKK Kelurahan Jambangan, lahan itu disulap menjadi lahan produktif dan memberikan nilai tambah bagi warga sekitar. Mereka mengelola pertanian terintegrasi dari tanaman organik, hidroponik, peternakan dan perikanan yang saling bersinergi.
Setiap hari terlihat perempuan-perempuan paro baya sibuk bekerja di lahan Satu Padu. Ada yang memanen, mengecek semua tanaman, termasuk rumah jamur, kolam ikan hingga lokasi pembuatan pupuk kompos. Ada yang bertugas menanam kembali bibit hingga memberi makan ikan hingga memilah sampah. Mereka menerapkan sistem piket bergiliran untuk memantau kebun yang mulai berdiri sejak 6 April 2021.
Ada sejumlah sayuran yang ditanam di lahan Satu Padu, di antaranya terong, sawi, tomat, kubis, pakcoy, lombok, kangkung, kacang panjang. Tanaman pada lahan Satu Padu ditanam dengan sistem organik yaitu dengan tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida. Tujuan penanaman organik adalah agar buah dan sayur yang dihasilkan lebih terjaga kualitasnya. Ada juga kolam untuk memelihara lele. Sedangkan peternakan untuk saat ini ada ayam dan kelinci.
Satu Padu tidak hanya sebatas menjual hasil panen kepada warga setempat untuk mewujudkan ketahanan pangan di lingkungan Kelurahan Jambangan, namun ibu-ibu PKK juga berkreasi mengolah hasil kebun menjadi makanan dan camilan olahan berbahan sayur yang bergizi, juga digemari anak-anak.
Berbagai produk olahan itu bisa didapatkan di Café Satu Padu yang berada di area kebun dan hasil penjualannya masuk kas kelompok. Misalnya es krim jamur, keripik jamur, abon atau naget lele. Bahkan lele juga buat isian pesanan jajanan tradisional lemper. Semua itu dilakukan setelah ibu-ibu PKK Kelurahan Jambangan mendapatkan pelatihan hingga dukungan dana dari PT Pertamina Patra Niaga.
Kaya Manfaat
Terbaru, sejak tiga bulan terakhir Satu Padu Jambangan mengembangkan kacang Sacha Ichi. Sepintas seperti nama Jepang, tapi ternyata ini adalah kacang lokal. Bibitnya dibeli dari Ponorogo dan saat ini ada puluhan batang kacang yang telah ditanam di sana. Secara morfologi, kacang Sacha Ichi memiliki bentuk bintang, di mana dalam satu bintang berisi 4-5 butir biji. Buah muda berwarna hijau, sedangkan buah yang sudah tua berwarna cokelat kehitaman.
Ketua Satu Padu Jambangan Ny Sunarmi menjelaskan kacang Sacha Ichi merupakan sejenis kacang-kacangan yang belum banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Namun nyatanya, tanaman jenis gulma ini kaya akan asam lemak seperti omega 3, omega 6, dan omega 9 yang sangat bermanfaat bagi kecerdasan anak. “Karena itu sejak tiga bulan terakhir kami kembangkan kacang Sacha Ichi di lahan Satu Padu. Sudah mulai berbuah, dan sudah kami olah dan kami pasarkan,” kata Ny Sunarmi kemarin.
Ny Sunarmi menyebut, kacang Sachi Ichi dipilih untuk dikembangkan di kebun karena semua bagian dari tananam ini bisa dimanfaatkan. Daunnya mengandung antioksidan dan dapat dimakan sebagai sayur ataupun diolah sebagai teh. Biji buahnya memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh dengan kadar omega 3 mencapai 47 – 51 persen, dan omega 6 mencapai 34 – 37 persen, dibandingkan dengan minyak zaitun yang memiliki hanya 1 persen kadar omega 3 dan 9 persen omega 9.
Biji buahnya selain bisa dimakan, juga diambil minyaknya dan bahkan limbah kacang Sacha Ichi bisa untuk topping kue kering. “Minyak kacang Sacha Ichi harganya cukup mahal, kemasan botol kecil isi sekitar 10 ml sekitar Rp 100 ribuan. Bisa untuk kecantikan, bisa untuk kesehatan dengan langsung diminum,” katanya.
Dijelaskan Ny Sunarmi, keberadaan Satu Padu berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup warga sekitar, serta keterampilan anggota PKK. Juga membuka lapangan kerja baru bagi keluarga miskin di Kelurahan Jambangan. Beberapa warga dipekerjakan di Satu Padu untuk membantu operasional sehari-hari. Mulai membersihkan lahan hingga melayani kebutuhan pembeli Café Satu Padu. “Sudah ada kafe, hanya saat ini jam operasionalnya masih mengikuti jam operasional Kelurahan Jambangan karena lokasi kita berada satu kompleks,” katanya.
Ditambahkan Ny Eva, Tim Satu Padu Jambangan lainnya, untuk mendapatkan ekstrak minyak kacang Sacha Ichi tidak sulit. Namun dibutuhkan bahan baku biji kacang dengan kelembaban tertentu untuk mendapatkan minyak secara maksimal. Semua pengetahuan itu didapatkan setelah melewati serangkaian pelatihan yang didapat dari Pertamina. “Setelah pelatihan, ada praktik langsung. Jadi semua ibu-ibu PKK bisa tahu, tidak hanya sekadar teori,” katanya seraya menyebut peralatan-peralatan untuk mengesktrak minyak kacang Sacha Ichi juga mendapat bantuan dari Pertamina.
Ny Eva menyebut untuk saat ini, pengemasan minyak kacang Sacha Ichi masih menggandeng pihak ketiga yakni Universitas Wijaya Kusuma (UWK). Namun ke depan, pihaknya ingin Satu Padu Jambangan bisa mengemas minyak secara mandiri.
Lurah Jambangan Sanny Noerma Safaah ST mengatakan Satu Padu menjadi salah satu program pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan yang dikemas melalui aktivitas urban farming. Berbeda dengan pertanian konvensional, konsep bercocok tanam di wilayah urban atau perkotaan ini menjadi solusi bagi masyarakat dalam memproduksi bahan pangan seperti sayur dan buah di lahan kota yang terbatas.
Melalui teknik yang variatif mulai hidroponik, akuaponik dan polybag, konsep pertanian seperti ini dapat diterapkan di pekarangan rumah, balkon, atap, maupun memanfaatkan lahan tidur yang tidak produktif di sekitar pemukiman penduduk.
“Persoalan krisis pangan bukan hanya melanda Indonesia namun juga melanda dunia. Semakin bertambahnya populasi penduduk di suatu wilayah otomatis kebutuhan pangan juga akan semakin meningkat. Satu Padu menjadi salah satu solusi untuk menjaga ketersediaan pangan di tengah keterbatasan lahan di Kota Surabaya, dan ini sejalan dengan visi Pemkot Surabaya,” kata Sanny.
Sanny menjelaskan saat ini kacang Sacha Ichi mulai diuji coba ditanam di kebun dan hasilnya menggembirakan karena bernilai ekonomis tinggi dan memiliki daya saing dari aspek kecantikan dan kesehatan.
“Pemanfaatan kacang Sacha Ichi sudah dioptimalkan untuk semua bagian oleh ibu-ibu PKK. Minyaknya sudah banyak yang cari, belum bisa produksi banyak karena bahan baku terbatas. Kami masih uji coba menanam, namun saat ini beberapa area lahan mulai ditanami kacang Sacha Ichi,” katanya.
Community Development Officer IT Surabaya Ita Puspitasari menjelaskan kegiatan yang telah dilaksanakan PT Pertamina (Persero) Integrated Terminal Surabaya di Satu Padu Jambangan dimulai sejak 2021 berupa pembenahan lahan, pembangunan media tanam dan media perikanan, pengembangan kapasitas anggota kelompok, pendampingan secara berkala, pemberian peralatan pendukung dan pemberian bibit.
Untuk kegiatan itu, Integrated Terminal Surabaya bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum Kota Surabaya. Beberapa area lahan yang difungsikan menjadi jalan juga dipaving agar lebih rapi dan seragam.
Selanjutnya pada 2022 dilakukan pengembangan sistem pertanian dan sistem perikanan yang lebih baik. Sepanjang tahun ini mengembangkan peternakan berupa peternakan kelinci, ayam, dan hewan yang sesuai dengan lahan pertanian Satu Padu. “Pada 2024 diharapkan program Satu Padu telah menjadi sistem pertanian perkotaan yang terpadu walau dengan keterbatasan lahan yang ada sehingga dapat dilakukan exit strategy pada tahun kelima,” katanya.
Dijelaskan Ita, konsep urban farming bersama masyarakat di Jambangan ini kerap dikunjungi oleh berbagai pihak, baik sebagai program percontohan maupun sebagai sarana edukatif bagi mahasiswa maupun pelajar (edu wisata).
Semangat Go Green
Section Head Communication and Relation Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Taufiq Kurniawan mengatakan kegiatan urban farming selain menghasilkan manfaat ekonomi secara langsung bagi masyarakat, juga dinilai dapat mendukung penciptaan ruang terbuka hijau dan meningkatkan kualitas kesehatan di lingkungan kota yang padat penduduk. Dan ini sejalan dengan semangat penghijauan atau Go Green yang digencarkan Pertamina.
“Bekerjasama dengan masyarakat di sekitar area operasi seperti fuel maupun integrated terminal, program urban farming ini rata-rata mengoptimalkan lahan tidur eksisting yang tidak produktif kemudian disulap menjadi lahan hijau yang produktif,” kata Taufiq Kurniawan.
Program ini, lanjutnya, diharapkan dapat mendukung pemerintah dalam meningkatkan ruang terbuka hijau yang memiliki fungsi ekologis sebagai paru-paru kota, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan hidup, serta dapat menginspirasi masyarakat sehingga dapat berdaya dan menghasilkan secara ekonomi lewat produksi pangan secara mandiri.
Ke depan, program pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan terus didorong agar dapat terus berkembang dan berinovasi. Diharapkan semangat penghijauan atau Go Green yang sudah dikembangkan oleh masyarakat melalui program-program seperti urban farming ini, dapat menjadi contoh dan menginspirasi untuk generasi muda ke depan. Sehingga, diharapkan program tersebut dapat direplikasi di wilayah lainnya. *