Pemerintah terus mengejar target penggunaan motor listrik, dengan harapan pengguna motor ini terus meningkat. Sampai-sampai subsidi dikeluarkan untuk ini. Hanya saja pada kenyataannya, peminat program kendaraan listrik masih rendah. Mengapa?
Serapan kuota pemberian bantuan pembelian kendaraan listrik masih kecil daripada yang disediakan pemerintah. Hingga pertengahan Mei 2023, dari 200 ribu kuota subsidi motor listrik baru 114 yang mendaftar.
Terkait hal tersebut, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mendorong Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah untuk bergerak bersama mensosialisasikan kebijakan pemerintah tentang pemberian bantuan untuk pengembangan Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KLBB).
“Mungkin masyarakat belum tahu bagaimana caranya untuk mendapatkan bantuan itu. Apakah bantuan diberikan langsung, atau diberikan melalui dealer dalam bentuk restitusi atau lainnya. Untuk itu, sosialisasi harus dilakukan cepat dan serentak agar benar-benar tersampaikan dan masyarakat menjadi paham,” kata Moeldoko di gedung Bina Graha Jakarta, Jumat (19/5/2023).
Seperti diketahui, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pemberian bantuan untuk pembelian kendaraan listrik roda dua, yakni berupa potongan harga sebesar Rp 7 juta untuk pembelian satu unit kendaraan listrik roda dua. Bantuan tersebut diperuntukkan bagi masyarakat yang memenuhi persayaratan tertentu. Yaitu, terdaftar sebagai penerima manfaat KUR, bantuan produktif usaha mikro, bantuan subsidi upah, dan penerima subsidi listrik sampai dengan 900 VA. Sementara bantuan pemerintah untuk kendaraan listrik roda empat berupa pemberian insentif PPN-DTP 10 persen.
Pertanyaannya, mengapa motor listrik kendati diberi subsidi masih kurang mendapat minat dari masyarakat? Ini yang harus dicari, karena untuk suksesnya motor listrik ini, kemungkinan masyarakat masih wait and see. Rupanya masyarakat ingin melihat bagaimana kin erja motor listrik ini.
Masyarakat bisa jadi ingin melihat ketangguhan motor listrik ini. Kalau ini menjadi pemikiran masyarakat, diperlukan menjaga kualitas bagi produsen. Jangan sampai terjadi motor listrik itu, tidak sekuat motor yang menggunana bahan bakar minya.
Di samping itu, masyarakat perlu diberi contoh. Misalnya, pemerintah memberikan contoh untuk menggunakan motor listrik misalnya, sehingga masyarakat dapat mendapat contoh yang baik. Disamping itu yang paling penting yakni edukasi yang terus menerus dan tepat sasaran sangatlah diperlukan.(*)