SURABAYA (global-news) – Fasilitas kesehatan di Surabaya bertambah satu lagi. Kehadiran Waron Hospital akan memberikan alternatif pilihan bagi masyarakat, khususnya perempuan dan anak, dalam mendapatkan layanan kesehatan.
Direktur Utama Waron Hospital, Dr dr Amang Surya Priyanto SpOG (K), mengatakan, pandemi Covid-19 memaksa setiap individu untuk melakukan perubahan secara signifikan. “Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan menjadi salah satu hal yang mengalami perubahan secara drastis, sehingga kini banyak masyarakat yang mulai menyadari akan pentingnya kesehatan,” ujarnya didampingi Ir Rudi Urip Santosa, Direktur Operasional, dalam prosesi dimulainya pembangunan Waron Hospital di kawasan Kaliwaron, Rabu (1/3/2023).
Menurut dia, yang tak kalah penting adalah menjadikan roda perekonomian bangsa bergerak. “Tidak bisa dipungkiri, sektor kesehatan menjadi salah satu sektor yang menggerakkan roda perekonomian. Bayangkan saja jika pelayanan kesehatan tidak dapat diberikan secara maksimal, maka tentu akan berdampak pada produktivitas masyarakat. Karenanya sangat wajar jika kebutuhan akan fasilitas kesehatan yang komprehensif kini menjadi salah satu hal yang krusial,” lanjutnya.
Ditambahkan, pembangunan rumah sakit Waron ini didasarkan survei yang telah dilakukan beberapa pihak, yang menyebutkan Kota Surabaya masih membutuhkan sebuah fasilitas kesehatan. Khususnya fasilitas kesehatan khusus perempuan dan anak anak (RSIA) yang komprehensif dan memadai. Apalagi dari sisi kependudukan, jumlah penduduk Indonesia terus bertambah sehingga membuat demand akan rumah sakit semakin meningkat.
Dalam pandangan Amang, jumlah fasilitas kesehatan khusus perempuan dan anak-anak (RSIA) yang berkualitas dan berstandar international masih belum ada. Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia belum memiliki RSIA dengan fasilitas terutama layanan intensif, baik untuk perempuan, bayi maupun anak yang sifatnya komprehensif atau menyeluruh. Menyeluruh yang dimaksud, mulai dari layanan fertilitas, onkologi, bedah pediatri, bedah rekonstruksi, fetomaternal, layanan intensif untuk neonates (yang baru lahir), pediatri cardiologi hingga tumbuh kembang anak.
“Kegelisahan inilah yang melatarbelakangi munculnya ide untuk mendirikan sebuah fasilitas kesehatan khusus perempuan dan anak-anak,” ungkap dokter spesialis kandungan dan kebidanan tersebut.
Amang yang juga sekaligus konsultan fertilitas ini berharap Waron Hospital bisa memiliki peran krusial dalam melayani kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan dan anak-anak dengan pelayanan dan fasilitas berstandar internasional. Dan untuk mendukung, rumah sakit yang berdiri di atas lahan seluas 4.742 m2 ini juga dilengkapi helipad untuk menangani kasus-kasus yang membutuhkan pelayanan yang cepat.
Dari sisi SDM, Amang menyebut Waron didukung para dokter spesialis dan tenaga kesehatan yang berkompeten. Sehingga setiap pasien akan ditangani dengan baik oleh para tenaga medis dengan pelayanan yang optimal dan profesional. “Dengan menghadirkan konsep brand-brand unggulan, kami berharap Waron Hospital akan berkompetisi dengan negara tetangga dalam memberikan layanan kesehatan yang benar-benar unggul dan terbaik,” ujarnya.
Ke depan, rumah sakit yang di gedung 12 lantai dan memiliki 99 bed itu akan dikembangkan menjadi rumah sakit pusat kesehatan perempuan dan anak-anak yang mengedepankan pelayanan. Dengan begitu masyarakat tak perlu lagi keluar negeri ketika ingin berobat. “Sehingga ini akan membantu mengurangi capital flight yang menjadi tantangan kita semua,” kata Amang.
Selain itu, Amang berharap keberadaan rumah sakitnya bisa menjadi salah satu solusi yang akan menyelesaikan bottleneck yang ada di sektor kesehatan. “Sehingga kebutuhan akan pelayanan kesehatan khusus perempuan dan anak-anak di wilayah Indonesia Timur dapat terakomodasi dengan baik,” pungkasnya. (ret)