POTENSI produk halal di dunia cukup menggembirakan. Ini sebenarnya peluang bagi Indonesia. Khususnya Jatim yang banyak melahirkian produk halal. Hanya saja, untuk menembus pasar dunia itu tidak hanya ada produknya saja, tetapi harus dapat memenuhi ketentuan, terutama ketentuan yang dikeluarkan buyer.
Pentingnya produk halal untuk menembus pasar dunia harus menjadi perhatian para stakeholder. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menghadiri dan membuka East Java Halal Agro Industry Fest 2022 di Surabaya, Selasa (20/9/2022). Kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur (Disperindag Jatim) ini merupakan kolaborasi pemangku kepentingan terkait industri halal dari berbagai sektor, halal food and beverage, fashion and beauty, dan produk syariah.
Gubernur Khofifah berharap industri halal mampu menjadi salah satu kekuatan bagi Indonesia dan Jawa Timur khususnya untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat. “Saya berharap forum ini bisa meningkatkan kolaborasi dan sinergisitas, menguatkan semangat dan komitmen, serta menciptakan pemikiran-pemikiran strategis untuk memberi ruang bagi produk-produk halal agar bisa membangun akses pasar di dalam maupun di luar negeri,” terangnya.
Lalu bagaimana peluang produk halal itu? Indonesia berpeluang menambah 5,1 miliar dolar AS atau Rp 72,9 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) dari industri halal. Berdasarkan Indonesia Halal Market Report 2021/2022 yang diluncurkan Dinar Standard, jumlah tersebut berasal dari kenaikan ekspor, substitusi impor, dan penanaman modal asing (PMA).
Laporan ini mengemukakan sektor kunci dan seluruh wilayah strategis berbasis pada kerangka strategi ekonomi halal nasional. Laporan menyajikan peluang perdagangan dan investasi yang dapat digarap. Indonesia bisa menambah 3,6 miliar dolar AS untuk peluang ekspor, satu miliar dolar AS dari substitusi impor, dan 0,5 miliar dolar AS dari PMA.
Peluang perdagangan produk halal global Indonesia bisa berasal dari negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan non-OKI. Peluang ekspor ke negara OKI bisa mencapai 1,95 miliar dolar AS dan ke non-OKI sebesar 1,63 miliar dolar AS. Untuk sektor makanan, Indonesia bisa memasarkan lemak dan minyak hewan, serta nabati senilai 0,31 miliar dolar AS ke Pakistan, Malaysia, dan Turki. Untuk negara non-OKI, seperti India, Belanda, dan Cina berpotensi karena punya konsumsi besar terhadap produk tersebut.
Selain itu, produk fashion memiliki potensi senilai 0,44 miliar dolar AS dan dapat diekspor ke Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, dan Turki. Untuk negara non-OKI, pasar ekspor fashion Indonesia berpotensi menembus Jerman, Prancis, dan Amerika Serikat.
Untuk semuanya ini perlunya prioritas strategis dengan promosi dagang, investasi dalam infrastruktur, peningkatan pemahaman pasar, dan menarik investor internasional. Indonesia juga sudah punya sejumlah pemain besar dalam industri halal. Para pelaku usaha besar ini dapat membantu para UMKM untuk masuk dalam rantai pasoknya sehingga peran pemberdayaan dapat dilanjutkan.(*)