PAMEKASAN (global-news.co.id) –Pemkab Pamekasan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) dalam waku dekat segera menyerahkan bantuan alat alat produksi pertanian tembakau tahun anggaran 2022. Bantuan yang berasal dari Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT) itu mencapai Rp 3,6 miliar lebih.
Kepala Bidang Produksi DKPP Pamekasan Achmad Suadi saat mendampingi Kepala DKPP Ajib Abdullah, mengatakan, bantuan sarana produksi pertanian tembakau untuk tahun 2022 ini berupa handtraktor, kendaraan roda tiga, mesin rajang tembakau, cultivator dan alat penyemprot elektrik.
“Bantuannya sama dengan yang diserahkan pada tahun 2021 lalu, hanya jumlahnya yang berbeda dengan yang diberikan tahun 2022 ini. Antara lain seperti handtraktor, kemudian kendaraan roda tiga, mesin rajang, cultivator dan alat penyeprot elektrik,” ungkap Suaidi, Senin (8/8/2022).
Rinciannya, lanjut Suaidi, kendaraan roda tiga atau yang sering disebut odong odong sebanyak 40 unit, handtraktor sebanyak 38 unit, mesin rajang bersama gensetnya seanyak 20 unit, penyeprot elektrik 300 unit. Bantuan ini semuanya diberikan kepada petani melalui kelompok tani di tiap desa.
“Bantuan ini akan diberikan kepada petani melalui kelompok tani yang sudah mengajukan proposal secara resmi dari 13 kecamatan yang ada di Pamekasan. Anggaran persis keseluruhannya mencapai sekitar Rp 3 miliar 651 juta 287 ribu rupiah,” jelasnya.
Suaidi mengaku hampir semua barang telah siap untuk diserahkan, hanya tinggal handtraktor yang masih belum lengkap karena masih dalam perjalan pengiriman. “Barangnya sudah siap, tinggal mungkin handtraktor yang belum siap, untuk kesemuanya, tinggal nunggu pengiriman. Semoga akhir Agustus ini bisa diserahkan,’’ ucapnya.
Seluruh bantuan peralatan sarana produksi tersebut, kata Suaidi, tujuannya untuk memberikan kemudahan bagi petani. Misalnya handtraktor untuk memudahkan pengolahan tanah. Cultivator memudahkan pembuatan kebutuhan tembakau, dan kendaraan roda tiga untuk angkut produksi juga bahan, bibit, pupuk dan lain sebagainya.
“Apalagi sekarang semakin berkembangnya aneka tanaman, maka alat alat itu semakin memudahkan untuk pengangkutan hasil hasil pertaniannya. Misalnya, genset dan mesin rajang, itu jelas untuk mengurangi biaya produksi dalam merajang tembakau,” katanya.
Kelompok tani penerima bantuan tahun ini, kata Suaidi, berbeda dengan tahun sebelumnya. Langkah ini dilakukan agar sarana alat pertanian itu bisa merata dimiliki oleh petani. Dari segi jumlah bantuannya juga berkurang. Kalau tahun lalu handtraktor mencapai 165 saat ini hanya 38 unit.
“Sebagian besar tahun ini dana DBHCT dipakai untuk pembangunan bangunan KIHT, sehingga untuk bantuan alat produksi hanya sekiar Rp 3,6 miliar itu, sehingga tidak bisa maksimal memberikan bantuan guna mendukung program pelayanan olah tanah gratis,” pungkasnya. (mas)