SURABAYA (global-news.co.id)-Empat koordinator otonom di Lamongan (semua koordinator yang ada di Lamongan), Kamis (10/2/2022) siang bertemu di Telaga Bandung, Lamongan. Empat koordinator otonom tersebut sepakat bersatu dalam naungan MPET2 (organisasi yang menaungi Ling Tien Kung).
Di samping itu, mereka sepakat merasa memiliki Ling Tien Kung. Karena itu, mereka siap menjaga kemurnian Ling Tien Kung yang diwarisi Lao Shi. Secara keseluruhan, pertemuan tersebut dihadiri 23 orang. Dari Koordinator Otonom I dipimpin langsung oleh ketuanya, Firdaus. Dari Lamongan 2 dipimpin langsung ketuanya, Mbah Sumber. Dari Lamongan 3 dipimpin langsung ketuanya Sutrisno dan dari Lamongan 4 dipimpin langsung oleh ketuanya, Ali Prasetyo.
Sementara dari MPET2 hadir Ketua Pembina MPET2 Shane Feldo Fuyi Widjaja, Ketua Umum MPET2 Brigjen Pol (Pur) Drs. Edy Prawoto, SH, MHum, Sekretaris MPET2 Ir. Agustiawan Dinata, Humas Erfandi Putra dan Ibu Agnes dari kesekretariatan MPET2.
Shane dalam sambutannya mengucapkan banyak terima kasih atas terselenggaranya silaturrahim tersebut. ‘Pertemuan seperti ini sangat penting untuk menyatukan visi Ling Tien Kung. Saya mendapat warisan untuk terus mengembangkan Ling Tien Kung. Bahkan tugas itu bagaimana mengembangkan Ling Tien Kung ke seluruh dunia. Karena itu, kebersamaan sangatlah diperlukan untuk itu,” kata Shane.
Shane mengatakan, salah satu bentuk kebersamaan itu yakni dengan memupuk tali silaturrahim. Lebih penting lagi, kita tetap menjaga kemurnian Ling Tien Kung, yakni Ling Tien Kung seperti yang diajarkan Lao Shi. Tidak ditambah, dan tidak dikurangi. Sasana harus mengajarkan Ling Tien Kung seperti yang diajarkan Lao Shi.
Sementara pendataan sasana yang kini dilakukan MPET2, kata Agustiawan, tak lain untuk keperluan data base. Ini merupakan salah satu program tertib administrasi MPET2.
Usulan
Sementara itu, Firdaus dalam pertemuan tersebut mengatakan, kita semua harus bertanggung jawab dalam menjaga kemurnian Ling Tien Kung. Dia setuju bila tugas koordinator mengkoordinasi sasana.
Mbah Sumber mengatakan bahwasannya, dalam koordinator sudah sepatutnya menghormati senior atau para sesepuh. Karena dari merekalah yang dengan ikhlas menyebarkan ilmu Ling Tien Kung.
Sutrisno mengusulkan adanya hirarki dari Pusat, Koordinator hingga sasana. Jangan sampai terjadi, sebuah sasana “melompat” ke Pusat tanpa sepengetahuan koordinator.
Ali Prasetyo berharap agar pertemuan ini tidak berhenti di sini, tapi harus berkelanjutan. Di daerah tak bisa lepas dari Pusat, karena kewenangan ada di Pusat.
“Kami bermimpi kebersamaan seperti ini terus berlanjut di Lamongan. Untuk mewujudkan memang tak mudah, karena bermacam-macam orangnya. Karena itu harus ada pengikat. Misalnya instruktur 4 koordinator yang ada di Lamongan mengadakan latihan bersama alias latber sesama instruktur. Kami siap dibina oleh MPET2,” katanya.
Tiga Aspek
Edy Prawoto mengatakan, usulan-usulan tersebut akan menjadi catatan MPET2. Dia mengatakan, ada tiga yang harus dimengerti oleh para instruktur.
Pertama aspek filosofi.
Ini ada di buku kuning.
“Siapapun yang bergabung ke Ling Tien Kung karena panggilan jiwa untuk mengabdi ke masyarakat. Karena itu perkembangan Ling Tien Kung pesat sekali. Karena dikembangkan secara ikhlas, tanpa ada kepentingan,” katanya.
Kedua, teknik gerakan.
Saat jadi instruktur teknik menjadi penting. Lao Shi menulis buku kuning dengan penuh filosofi. Ling Tien Kung hakikatnya adalah gerakan tingkat dasar. Sementara tingkat menengah itu sebagai tambahan.
Ketiga Etika.
Kalau kita lupa etika bisa nabrak-nabrak natinya Tidak kelihatan. Itu hati kita dan kearifan lokal sangatlah penting. Menghormati nilai-nilai itu penting.
Lebih lanjut Edy mengatakan, para koordinator diharap membaca Peraturan Ling Tien Kung. Peraturan ini memuat aturan sesuai seperti arahan Lao Shi semasa almarhum berada di tengah-tengah kita.
“Aturan ini sumber dari menertibkan organisasi. Kalau ada kekurangan-kekurangan mari kita perbaiki bersama. Mari kita sebagai pewaris gerakan Ling Tien Kung harus menjaga kemurniannya,” kata Edy.
Di penghujung acara, salah seorang sesepuh Ling Tien Kung di Lamongan,
Gatot S mengatakan, pertemuan ini sungguh luar biasa. Mengapa? Karena, 4 koordinator yang ada di Lamongan bisa duduk bersama. “Kita harus saling mengingatkan satu sama lainnya untuk kemajuan Ling Tien Kung di Lamongan,” katanya. (Erfandi Putra)