SURABAYA (global-news.co.id) – Untuk menekan angka kematian ibu (AKI), Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur meluncurkan aplikasi Buaian (Bunda Anak Impian). Melalui aplikasi ini para ibu hamil bisa melakukan skrining, apakah termasuk dalam kriteria risiko tinggi atau tidak.
Sebagaimana dikatakan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) jadi salah satu problem dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing.
Saat menghadiri acara puncak Hari Kesehatan Nasional ke-57 Provinsi Jatim sekaligus peluncuran aplikasi Buaian di Kota Mojokerto, Senin (13/12), Gubernur mengungkap, salah satu permasalahan bidang kesehatan di Jatim adalah angka kematian ibu belum mencapai target yang ditetapkan.
Berdasarkan data Dinkes Jatim, angka kematian ibu di Jatim periode Januari – September 2021 sebesar 1.127. Sebanyak 72% akibat Covid-19 dan 28% karena non-Covid-19 yaitu preeklamsi/eklamsi, perdarahan, penyakit jantung, infeksi dan lainnya. Dan 44% kematian ibu terjadi pada masa hamil.
Sedangkan untuk jumlah kematian bayi pada periode yang sama ada 2.465 kasus. Penyebab kematian post neonatus karena pneumonia 20%, sedang penyebab kematian neonatus (0-28 hari) di antaranya akibat berat badan lahir rendah (37%), asfiksia –tubuh kekurangan oksigen- (28%), kelainan bawaan (16%).
Problem lain yang dihadapi dalam upaya mewujudkan SDM berkualitas adalah stunting. Meski angka stunting di Jatim (26,86) sudah lebih rendah dibanding angka nasional (27,67), Khofifah meminta angka tersebut diupayakan untuk terus turun.
Menurut Gubernur peringatan HKN ini menjadi momentum yang strategis untuk mengingatkan, masih ada PR yang harus diselesaikan. “Mudah-mudahan Covid-19 ini betul-betul selesai, dan kita berharap Omicron tidak masuk Indonesia, tidak masuk Jatim. Kita harus lari lebih kencang lagi untuk melanjutkan tugas-tugas lagi (menurunkan AKI, AKB, stunting) dan meningkatkan layanan kesehatan yang terus membaik,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Jatim, Dr dr Erwin Astha Triyono, mengatakan, aplikasi Buaian merupakan inovasi yang dibuat sebagai upaya dan intervensi strategi penurunan kematian ibu dan bayi. Ini menjadi tahapan skrining pada ibu hamil apakah termasuk dalam kriteria risiko tinggi atau tidak.
“Harapannya, dengan adanya aplikasi Buaian ini, petugas kesehatan bisa melakukan deteksi dini sehingga intervensi yang akan dilakukan bisa lebih cepat dan tepat,” terangnya.
Aplikasi ini menyediakan informasi kesehatan ibu dan kesehatan anak. Misalnya tentang kesehatan ibu, pengguna bisa dengan mudah mencari artikel tentang kesehatan ibu melalui menu kesehatan ibu. Selain membaca konten yang sudah tersedia, pengguna juga bisa bertanya langsung kepada konsultan melalui menu tanya.
Selain aplikasi ini, lanjutnya, ada kegiatan pendampingan ibu hamil risti (risiko tinggi) dan ibu hamil kek (kekurangan energi kronik) oleh kader yang sudah dilaksanakan sejak 2013 dengan anggaran dana bantuan khusus (BK). “Dengan begitu aplikasi BUAIAN bisa dimanfaatkan dalam kegiatan pendampingan ibu hamil risti dan ibu hamil kek,” ujar mantan Direktur RS Lapangan Indrapura ini.
Untuk upaya penurunan AKI dan AKB di Jatim, ungkap Erwin, pihaknya membutuhkan dukungan dan komitmen dari bupati/walikota, perangkat daerah, perguruan tinggi, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan dan potensi – potensi yang ada di wilayah sehingga indikator kesehatan bisa mencapai target yang sudah ditetapkan.
Pada puncak peringatan HKN bertema Sehat Negeriku, Tumbuh Indonesiaku tersebut, Pemprov Jatim memberikan penghargaan bagi pihak-pihak yang ikut berperan dalam penurunan angka stunting sehingga Jatim menjadi provinsi pertama yang masuk level 1 PPKM. Selain pada pemerintah daerah, penghargaan juga diberikan pada rumah sakit tipe A, B, C, dan D, termasuk pun memperoleh penghargaan. Termasuk juga sopir ambulans.
Sementara untuk kategori pemerintah daerah dengan penangan Covid-19 terbaik, adalah Pemkot Blitar, Kota Surabaya, Kota Mojokerto, dan Kota Lamongan. Untuk penghargaan open defecation free (ODF- kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan) adalah Kabupaten Sampang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Lumajang. (ret)