SURABAYA (global-news.co.id) – Masyarakat diminta tidak menunda vaksinasi Covid-19 dengan alasan menunggu merek vaksin tertentu. Dengan semakin menunda, akan jadi semakin rentan dan tinggi pula risikonya untuk tertular.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong, mengatakan, bila terjadi penularan, yang terkena dampak itu bukan hanya diri sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitar.
“Itulah mengapa pemerintah terus berusaha melakukan akselerasi cakupan vaksinasi, agar semakin banyak orang tervaksin, terlindungi, dan kekebalan kelompok segera terbentuk,” kata Usman dalam rilisnya Senin (6/12) terkait kedatangan sekitar 1,9 juta vaksin AstraZeneca pada Minggu malam.
Dengan vaksin, setidaknya tubuh punya kekebalan sehingga kalau terpapar tidak sampai fatal. Apapun varian virus Covid-nya, termasuk yang terbaru varian Omicron.
Vaksin AstraZeneca tersebut diperoleh melakui mekanisme pembelian langsung. “Dengan kedatangan vaksin tahap ke-147 berupa 1.932.000 dosis vaksin AstraZeneca ini, maka total vaksin yang telah diterima Indonesia baik dalam bentuk jadi maupun bulk (bahan baku) adalah sebanyak 395.544.580 dosis,” ujarnya.
Diungkapkan, kedatangan vaksin tersebut merupakan wujud upaya pemerintah terus mendatangkan vaksin untuk menjaga stabilitas stok demi kelancaran program vaksinasi.
Diharapkan pada akhir tahun ini sebanyak 80% dari target sasaran telah mendapatkan setidaknya vaksinasi dosis pertama dan 60% di antaranya telah mendapatkan dosis lengkap.
Untuk itu, dia meminta masyarakat karena seluruh merek dan jenis vaksin yang digunakan untuk program vaksinasi nasional adalah sama-sama baik dan berkhasiat.
Sementara itu para pakar Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan pernyataan yang cukup melegakan, yaitu belum ada kematian yang dilaporkan akibat Covid-19 varian Omicron. Gejala yang muncul umumnya lebih ringan dibanding varian Delta.
Namun demikian, Direktur WHO regional Pasifik Barat, Takeshi Kasai, mengingatkan bangsa-bangsa untuk tidak cepat berpuas diri dengan munculnya “kabar baik” terkait Omicron. Bagaimanapun, varian ini menular dengan lebih cepat.
“Pengalaman kami selama dua tahun terakhir, terutama dalam menangani varian Delta, memberikan panduan tentang apa yang harus dilakukan sekarang, serta bagaimana mengatasi lonjakan di masa depan dengan cara yang lebih berkelanjutan,” beber Kasai, dikutip VOA, Minggu (5/12).
Kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, mengingatkan, walau menular lebih cepat, masyarakat untuk tidak terlalu panik menghadapi .
Bersamaan jelang Natal dan Tahun Baru, Usman juga mengingatkan masyarakat untuk terus menjaga protokol kesehatan.
“Hindari mobilitas yang tidak perlu dan jauhi kerumunan. Serta tetap pakai masker. Dengan ikhtiar kita bersama, semoga kondisi yang cukup landai saat ini dapat terus dipertahankan, berlanjut hingga tahun depan tanpa adanya lonjakan kasus,” pungkasnya. (ret)