SURABAYA (global-news.co.id) – Walikota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan sejumlah layanan kesehatan mata yang ada di National Eye Center (NEC), Selasa (30/11).
Di sela peresmian, orang nomor 1 di Surabaya ini melihat berbagai layanan NEC. Salah satu layanan unggulannya yakni National Lasik Center yang memiliki teknologi Lasik ReLex SMILE atau diklaim sebagai lasik tercanggih atau generasi terbaru asal Jerman di Surabaya.
“Kehadiran NEC di Surabaya ini membuat masyarakat Surabaya dan sekitarnya memiliki akses mudah untuk mendapatkan tindakan medis dalam menyembuhkan kelainan refraksi (mata minus maupun silinder),” kata Eri.
Data dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI mencatat bahwa 48,99 persen orang dunia mengalami gangguan penglihatan karena kelainan refraksi.
Karena itu, kata Eri, kehadiran Klinik National Eye Center (NEC) ini diharapkan dapat mempercepat penanganan terkait keluhan atau penyakit pada mata.
“Saya sangat mengapresiasi kehadiran klinik-klinik baru atau layanan kesehatan mata di Surabaya. Ini artinya warga Surabaya memiliki akses kesehatan mata yang semakin banyak dan mudah. Artinya, medical tourism di Surabaya semakin baik,” ujarnya.
Eri juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) program-program bakti sosial NEC, seperti pemeriksaan mata gratis, pemberian kacamata gratis untuk siswa kurang mampu, pemberian kacamata gratis untuk para ojek online hingga pembagian bola mata palsu (protesa mata) kepada warga Surabaya dan sekitarnya.
Direktur National Eye Center (NEC), dr. Diaz Alamsyah Sudiro, SpM mengatakan kelainan refraksi ini patut dijadikan perhatian penting, sebab berpengaruh besar terhadap produktivitas masyarakat.
Karena itu, National Eye Center menghadirkan layanan untuk upaya pencegahan pertumbuhan kelainan refraksi bagi anak-anak hingga remaja melalui Myopia Center dan penyembuhan kelainan refraksi pada orang dewasa melalui tindakan lasik.
“Penderita kelainan refraksi di Indonesia ini terbilang tinggi dan membutuhkan penanganan segera. Dengan tindakan lasik ini, penderita kelainan refraksi dapat beraktivitas bebas tanpa kebergantungan dengan kacamata hingga softlens,” kata dia.
Sementara itu, salah satu pasien yang menerima bantuan Protesa Mata ini adalah Agung Budi Pratomo. Warga Dupak Surabaya ini merasa senang mendapatkan protesa gratis dari NEC.
Agung harus kehilangan bola mata akibat suatu kecelakaan dan terbatas aktivitasnya karena kondisi penglihatan dan krisis percaya diri.
“Dengan protesa ini, saya bisa lebih percaya diri untuk beraktivitas, kalau tanpa Protesa, mungkin orang lain akan sedikit seram melihat kondisi saya,” ungkapnya. (pur)