BOJONEGORO (global-news.co.id) – Potensi salak Desa Wedi, Bojonegoro bakal lebih dikembangkan. Bahkan bersama Pramuka Universitas Airlangga (Unair) mengembangkan potensi Desa Wedi guna membentuk desa mandiri dan berdikari.
Pemkab Bojonegoro pun terus membangun sinergitas untuk menggali potensi desa. Ira Mariatus Salikha selaku Ketua Tim PHP2D Pramuka Unair mengatakan, setelah melalui beberapa seleksi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Unit Kegiatan Mahasiswa Pramuka Unair menentukan salak Desa Wedi untuk dikembangkan.
UKM Pramuka Unair mengajukan tema Pemberdayaan Masyarakat melalui Inovasi Produk Kopi Biji Salak pada tanggal 11 Juni 2021 yang kemudian dinyatakan lolos seleksi dan mendapat pendanaan. “Dalam hal ini kami mengusung judul Pengembangan Potensi Agrowisata Salak Wedi Bojonegoro,” ucapnya.
Ira menjelaskan, sebagai tindak lanjut, tim Unair turun ke lapangan melaksanakan Sapa Desa (Saling Paham Perangkat Desa) dengan Pemerintah Desa Wedi untuk penyampaian dan penyelarasan program kerja dengan stakeholder terkait yang ada di sana. Seperti Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Bumdes, dan pelaku UMKM Desa Wedi.
Selain itu, Tim PHP2D Pramuka Unair menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Perdagangan, Dinas Peternakan dan Perikanan, Dinas Tenaga Kerja, dan Balai Latihan Kerja Kabupaten Bojonegoro.
“Nantinya hasil dari kegiatan Sapa Desa, Tim PHP2D Pramuka Unair mengerucutkan untuk fokus pada tiga program utama, antara lain inovasi kopi biji salak, kolam ikan, dan merchandise,” kata Ira.
Ia juga menambahkan tiga fokus utama ini akan diwujudkan dalam bentuk kafe yang memiliki kolam ikan yang cocok untuk bersantai sambil menikmati kopi biji salak yang akan di-branding dengan nama Janji Kosadi.
Sementara itu, upaya lain yang mereka lakukan membentuk desa mandiri dan berdikari adalah membangun sinergitas bersama pemerintah kabupaten yang akan memberikan beberapa pelatihan. Mulai dari pelatihan pengemasan, pemasaran, dan branding melalui e-commerce yang diberikan oleh Dinas Perdagangan serta pelatihan barista yang diberikan oleh instruktur profesional dari Balai Latihan Kerja Kabupaten Bojonegoro.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro, Budiyanto, SPd saat menghadiri Forum Group Discussion di Desa Wedi menuturkan beberapa tips untuk membangun desa wisata, yakni dengan menerapkan prinsip ATM (Amati, Tiru, Modifikasi).
Budiyanto juga mewanti-wanti jangan sampai menghilangkan potensi yang ada, namun tetap boleh meniru dari wisata daerah lain dengan catatan memodifikasinya. (ins, boe)