MALANG (global-news.co.id)- Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, gencar melakukan blusukan guna memastikan warga Jatim mendapat bantuan sosial di tengah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 dan 3 yang diperpanjang hingga 2 Agustus 2021.
Setelah blusukan ke kampung 1001 malam di Dupak Surabaya, kini tembus ke Kampung Topeng di Malang. Dalam kesempatan itu Gubernur Khofifah memberi penguatan termasuk meringankan beban masyarakat di tengah pandemi Covid-19 sekaligus saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.
Pemprov Jatim yang dikomandoinya terus menyisir pemberian bantuan sosial (Bansos) utamanya bagi masyarakat terdampak Covid-19. Beberapa paket sembako disalurkan, terutama kepada 33 Kepala Keluarga (KK) Kampung Topeng Malang yang berlokasi di Dusun Baran, Tlogowaru, Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang, Senin (26/7/2021) siang.
Bantuan paket sembako ini berisikan antara lain 5 kg beras, 10 bungkus mi instan, 1 kg gula, 1 liter migor, sarden, kecap manis, serta teh dan kopi.
Turut mendampingi pada kesempatan tersebut, Wali Kota Malang Sutiaji, Kapolresta Malang Kota AKBP Budi Hermanto, Danrem 083/Baladhika Jaya Kolonel Inf Irwan Subekti dan Kepala Bakorwil III Malang Sjaichul Ghulam.
Sesampainya di Kampung Topeng, Gubernur Khofifah langsung memberikan bantuan paket sembako secara door to door di tiap rumah warga. Selain itu, dia juga bertegur sapa dengan warga dan anak-anak yang tinggal di kampung tersebut.
Menurut Gubernur, sapaan itu merupakan bentuk kepedulian dan sinergi dari berbagai program pemerintah yang bertujuan saling melengkapi dan menguatkan satu sama lain.
“Kondisinya sekarang memang masyarakat banyak terdampak, jadi saya rasa dimana kita bisa bersapa kita maksimalkan. Pemberian bantuan ini bisa menjadi bantalan sosial bagi mereka. Kita saling berseiring dengan programnya Pak Wali Kota dan program bansos dari pemerintah pusat, bersama kita saling memaksimalkan, mensubstitusi dan menguatkan,” urai Khofifah.
Terkait keberadaan Kampung Topeng, Khofifah menceritakan bahwa para penghuni Kampung Topeng dulunya hidup di jalanan dan tinggal di kampung kumuh atau di emperan toko dan jembatan.
Bahkan masuk dalam kategori homeless society. Kemudian mereka disiapkan tempat tinggal, dan diberdayakan agar memperoleh kehidupan yang lebih baik.
“Mereka dulu kategori homeless society kemudian disiapkan tempat di sini. Saya rasa proses untuk bisa membangun psychosocial therapy ini bagus di tempat seperti ini,” tuturnya.
Khofifah menambahkan, bahwa dia sudah tiga kali berkunjung ke Kampung Topeng. Dan kohesivitas sosial di antara warganya tampak atas kerja keras membangun kampungnya menjadi daya tarik wisata yang berdampak positif bagi keberlangsungan hidupnya. Yaitu eksistensi dari wisata Kampung Topeng itu sendiri.
“Memang kohesivitas sosialnya sudah terbangun, apalagi rata-rata mereka ini kan dulu hidupnya di jalan kemudian sekarang sudah banyak yang bekerja di sektor informal,” jelasnya.
Gubernur Jatim yang pernah menjabat sebagai Menteri Sosial RI ini meyakini usai pandemi nanti Kampung Topeng Malang akan dapat berkembang dan menjadi salah satu tujuan wisata edukatif yang ramah bagi anak-anak dan masyarakat. Apalagi, Kampung Topeng kaya dengan varian-varian topengnya.
“Saya rasa pendampingan yang jeli dan teliti dari pihak terkait akan sangat mendukung Kampung Topeng. Apalagi, dulu sudah dijadikan format di Kampung Topeng bahwa anak-anak bisa bikin topeng sendiri,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu penerima sembako, Siti, penghuni Kampung Topeng mengaku bantuan yang diberikan Gubernur Khofifah sangat membantu. Dia pun berterimakasih atas bantuan yang sudah diberikan Gubernur tersebut.(gas)