Global-News.co.id
Gresik-Sidoarjo-Mojokerto Utama

Sunan Gresik: Saudagar, Dokter, dan Wali Pertama Sebelum Walisongo

Ziarah di Makam Maulana Malik Ibrahim di Kota Gresik. (Disparbud Gresik)

GRESIK (global-news.co.id) – Selain Walisongo ternyata masih banyak ulama di masa lampau yang menyebarkan agama Islam di bumi Nusantara. Mereka juga dikenal dengan sebutan sunan–meski tidak dimasukkan Walisongo atau sembilan wali. Salah satunya Sunan Gresik. Dalam beberapa literatur Sunan Gresik tidak masuk dalam sembilan wali. Buku Atlas Walisongo (2017) karya Agus Sunyoto juga tak memuat sejarah Sunan Gresik lantaran Beliau masuk Jawa dan hidup sebelum era Walisongo dimulai pada abad ke-15 Masehi.

Namun Sunan Gresik telah mendakwahkan Islam di era sebelum abad 15 itu. Beliau bisa disebut wali pertama yang menyebarkan Islam di tanah Jawa. Hal ini mengingat Sunan Gresik adalah ayah dari Raden Rahmat atau lebih dikenal sebagai Sunan Ampel–salah seorang ulama dari Walisongo. Nama asli Sunan Gresik adalah Maulana Malik Ibrahim. Nama ini dipakai sebagai nama Masjid Agung Syeikh Maulana Malik Ibrahim Gresik

Dikenal pula dengan Maulana Maghribi, sejumlah kalangan menyebut Beliau berasal dari Afrika Utara. Namun literatur lain menyamakan Sunan Gresik dengan Syaikh Ibrahim Asmarakandi, sehingga diyakini berasal dari Samarkan yang berada di Asia Tengah.

Namun kemudian sejarawan asal Prancis, J.P. Moquette, menyebut Sunan Gresik berasal dari Kashan, sebuah daerah di Persia (Iran). Kesimpulan Moquette didapat setelah dia membaca prasasti pada makam Sunan Gresik. Di situ tertulis bahwa Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim meninggal pada Senin, 12 Rabbiul Awwal 822 H (8 April 1419 M), berasal dari Kashan (bi Kashan), sebuah tempat di Persia (Iran).

Sri Sumaryoto dalam 9 Sunan (2015), menyebut Maulana Malik adalah saudara dari Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudera Pasai (sekarang Aceh), yang merupakan Kerajaan Islam pertama di Nusantara. Maulana Ishak juga ayah dari Sunan Giri. Maulana Ibrahim dan Maulana Ishak, kata Sumaryoto, adalah anak dari seorang ulama di Persia bernama Maulana Jumadil Kubro, yang diyakini sebagai generasi ke-10 dari Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW.

Dokter Berdagang

Babad Ing Gresik menyebut Maulana Malik Ibrahim kali pertama datang ke Gresik pada 1371 M. Ia datang bersama kerabatnya Maulana Mahpur. Menyebarkan Islam sembari berdagang.

Maulana Malik kemudian langsung dipertemukan dengan Raja Majapahit. Dia diperbolehkan menyebarkan Islam ke masyarakat sambil berdagang. Sunan Gresik kali pertama datang ke sebuah desa bernama Sembalo, Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Di sana, sambil berdagang dia kemudian mendirikan masjid pertama di Desa Pasucinan, Manyar.

Sumaryoto dalam versi lainnya menyebut Sunan Gresik datang ke Pulau Jawa pada paruh abad ke-14 atau pada 1392 M. Sebelumnya, dia sempat menetap selama 13 tahun di Cempa (sekarang Kamboja) mulai 1379-1392 M. Di sana, dia menikah dengan putri Raja Cempa dan dikaruniai dua orang anak, Sunan Ampel dan Sayid Ali Murtadha alias Raden Santri. Selama 13 tahun menetap di Campa, dia kemudian pergi ke Jawa dan meninggalkan keluarganya.

Sebagai wali generasi awal, Sunan Gresik memberi tonggak penting dalam metode penyebaran Islam di Jawa. Cara itulah yang kemudian diikuti oleh ulama atau wali setelahnya, termasuk anaknya, Sunan Ampel.

“Saya kira [Sunan] Gresik yang paling dihormati. Termasuk oleh Demak, karena beberapa konflik di kalangan istana kerajaan di pantai Utara Jawa itu termasuk konflik Demak dengan Pajang, itu diselesaikan dengan tokoh dari Gresik. Selalu begitu,” kata Guru Besar sejarah Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Jajat Burhanuddin, seperti dikutip dari CNNIndonesia.com.

Rahimsyah dalam Biografi & Legenda Wali Sanga (1997), menyebut Sunan Gresik berdakwah dengan menjauhi pertentangan. Ia tak secara tajam menolak kepercayaan masyarakat yang kala itu masih didominasi Hindu-Budha. Maulana Malik juga dekat dengan masyarakat kelas bawah dan tidak membeda-bedakan golongan.

Namun, selain sebagai ulama, kesuksesan dakwah Sunan Gresik juga didukung oleh perannya sebagai tabib atau dokter. Dia membuka praktik pengobatan gratis untuk masyarakat. Sebagai tabib itulah, kabarnya Beliau sempat diundang ke Kerajaan Majapahit untuk mengobati istri raja yang diketahui juga berasal dari Campa, tempat Beliau dulu menetap bersama keluarganya. (cnni)

baca juga :

Liga 1: Matangkan Persiapan, Persik Amankan Jasa 14 Pemain

Redaksi Global News

Liga 1: Kalahkan Madura United, RANS Nusantara Panaskan Papan Atas

Redaksi Global News

Pantau Wajib Pajak, NPWP dan NIK KTP Bakal Digabung

Redaksi Global News