SURABAYA (global-news.co.id) – Adanya kebijakan pemerintah untuk bekerja dari rumah dan pembelajaran jarak jauh akibat pandemi Covid-19, membuat penggunaan listrik rumah tangga pun menjadi lebih tinggi.
Berdasarkan permasalahan tersebut, keempat mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas sebuah inovasi sekaligus ide bisnis yang bernama Povitts, aplikasi seluler penyedia jasa konsultasi layanan Photovoltaics (PV) rumah tangga.
Mereka adalah Hakim Subekti dan Muhammad Yusuf Akbar yang merupakan mahasiswa Departemen Teknik Elektro angkatan 2017, Dian Imanur Rohmah dari Departemen Teknik Elektro angkatan 2018, serta Aminy Widinal Hartiningrum dari Departemen Teknik Biomedik angkatan 2018. Tim ini berhasil menggagas inovasi sekaligus ide bisnis di bidang jasa konsultasi layanan Photovoltaics (PV) rumah tangga melalui aplikasi seluler tersebut.
Ketua tim, Hakim Subekti, mengungkapkan bahwa sejak adanya kebijakan pemerintah untuk bekerja dari rumah dan pembelajaran jarak jauh membuat listrik rumah tangga menjadi
penyumbang terbesar konsumsi listrik dengan kenaikan sebesar 10 persen. Hal ini menjadikan masyarakat harus mengeluarkan uang yang lebih banyak dibanding biasanya untuk membayar
dan memenuhi kebutuhan listriknya. “Tidak jarang dari mereka mengeluh dengan biaya listrik rumah tangganya,” katanya, Senin (7/12/2020).
Hakim melanjutkan, sebenarnya permasalahan ini dapat diatasi dengan masyarakat yang mulai menggunakan Photovoltaics (PV) yaitu pemanfaatan energi matahari menjadi energi listrik. Hal
ini tentu saja dapat mengurangi biaya penggunaan listrik rumah tangga. “Namun ternyata selama ini masyarakat kurang mengetahui mengenai hal tersebut,” lanjutnya.
Mahasiswa asal Probolinggo tersebut menyebutkan, Povitts memiliki beberapa fitur yang dapat mendukung serta memberi keuntungan bagi masyarakat. Contohnya seperti pemilihan dan
pemesanan desain PV. Pada fitur ini, Povitts tidak hanya menyediakan beberapa pilihan desain PV, tetapi pelanggan juga dapat mendesain PV sesuai keinginannya. “Tidak hanya itu, aplikasi ini juga menyediakan fitur konsultasi dan pemasangan PV,” imbuhnya.
Hakim menambahkan bahwa aplikasi buatan timnya ini menyediakan fitur edukasi seputar PV. Hal tersebut dapat menjadi sarana bagi masyarakat dalam menambah pengetahuan mengenai
sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT). “Penting bagi masyarakat Indonesia untuk mulai mengetahui tentang EBT,” ujarnya.
Alumnus SMA Negeri 1 Kota Probolinggo ini menyatakan, dibandingkan dengan kompetitornya, Povitts memiliki beberapa keunggulan. Berbasis Artificial Intelligence (AI) dan aplikasi, Povitts mampu menghubungkan pelanggan dengan konsultan, sehingga membuat aplikasi ini responsif dalam 24 jam. Selain itu Povitts dapat menjangkau sampai ke daerah pelosok Indonesia. “Keunggulan-keunggulan ini yang membuat konsumen tertarik dengan produk kami,” klaimnya.
Melalui inovasinya ini, Hakim bersama tim juga telah berhasil meraih penghargaan. Mereka menjadi juara satu dalam lomba Sination Business Plan Competition yang diadakan oleh Universitas Jember, bulan lalu. Mereka berhasil mengalahkan peserta dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia.
Hakim berharap dengan adanya aplikasi ini masyarakat dapat merasakan dan memanfaatkan energi listrik secara merata. Tidak hanya itu, ia juga ingin agar Povitts dapat terus dikembangkan
sehingga dapat diimplementasikan di kehidupan masyarakat. “Dalam pengembangannya, kami berharap dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi, pemerintah, PLN serta perusahaan
lainnya,” tandasnya penuh harap. tri