SURABAYA (global-news.co.id) – Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) langsung merespon kebijakan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi membuka penyelenggaraan ibadah umrah. Indonesia sendiri sudah memberangkatkan jamaah umrah ke Tanah Suci sejak Minggu (1/11/2020).
Namun, sejauh ini masih sepi pendaftar. Sebagian besar yang diberangkatkan merupakan para calon jamaah yang tertunda ke Tanah Suci gegara Corona. Hingga Rabu (4/11/2020) tercatat 26.328 calon jamaah tertunda keberangkatannya akibat pandemi Covid-19.
Anggota Dewan Kehormatan AMPHURI, Zainal Abidin, mengatakan, para calon jamaah umrah saat ini masih menunggu. Karena itu belum banyak yang mendaftar ke biro umrah. “Belum banyak (mendaftar). Pada umumnya masih wait and see. Tadi AMPHURI mengadakan meeting zoom membahas masalah tersebut,” kata Zainal Abidin kepada Global News, Rabu (4/11/2020).
Laporan Sekjen AMPHURI di meeting zoom yang digelar Selasa (3/11/2020), kata Zainal, saat tiba di Arab Saudi jamaah harus menjalani karantina selama 3 hari di kamar. Sejak masuk hotel mereka tidak lagi bisa berjumpa antara satu jamaah dengan jamaah yang lain. “Hari ini rencananya masih akan di-PCR test di hotelnya masing-masing. Jika ada yang positif (naudzubillah, semoga tidak, Red.), tentu akan dikarantina 14 hari. Yang berarti akan terpisah dengan rombongannya,” kata Zainal yang juga Dirut PT Andromeda Atria Wisata ini.
Selain itu, menjelang kepulangan juga akan menjalani tes PCR lagi. Namun ini belum pasti. Artinya, umrah di masa pandemi Covid-19 sekarang lebit rumit ketimbang di masa normal sehingga banyak calon jamaah wait and see. Apalagi biayanya dipastikan bertambah.
“Saya kira lebih baik tidak terburu-buru di awal umrah. Karena syarat dan ketentuannya sangat ketat. PCR berkali-kali akan menimbulkan biaya yang tidak sedikit. Ini yang membuat biaya umrah kali ini lebih mahal. Jadi bukan biaya umrahnya sendiri yang naik tapi karena ada tes PCR dan lain-lain itu,” katanya.
Sebelumnya Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat AMPHURI, Firman M. Nur juga menyebut senada. Calon jamaah yang hendak melakukan ibadah umrah perlu merogoh uang di kantong lebih dalam di masa pandemi ini. Pasalnya, Pemerintah Arab Saudi menetapkan sejumlah ketentuan dan protokol kesehatan baru yang berbeda dibandingkan ibadah umrah pada waktu normal.
“Peningkatan harga sekitar 30% dari harga sebelumnya. Kalau mereka mau berangkat pasti ada penyesuaian harga, karena paketnya juga beda. Perjalanan lebih panjang karena ada karantina 3 hari,” katanya.
Karantina selama 3 hari awal setelah kedatangan di Arab Saudi merupakan satu dari sejumlah protokol baru yang membuat harga ikut terdongkrak. Persyaratan lainnya adalah PCR/Swab yang menyatakan calon jamaah bebas Covid-19. Selain itu, kapasitas hotel pun ikut diatur.
“Saat ini hotel yang berlaku bintang 4 dan bintang 5. Paketnya tentu berbeda dengan sebelumnya. Dan okupansi kamar beda, kalau sebelumnya 4 lebih hemat, sekarang nggak bisa. Kali ini sekamar berdua,” sebut Firman.
Beragam aturan teknis hanya beberapa dari persyaratan umrah secara keseluruhan. Jika ditotal, ada sebelas regulasi penyelenggaraan umrah di masa pandemi yang dikeluarkan pemerintah Arab Saudi.
Seluruh aturan itu harus diikuti oleh seluruh jamaah, sehingga perlu disiapkan kocek lebih untuk bisa berangkat. Namun, Firman memperkirakan kebijakan itu tidak akan lama.
“Insya Allah ke depan tidak akan lama lagi, pertama umrah sudah dibuka. Vaksin diinformasikan sudah ditemukan. tahun depan Insya Allah biaya dengan kondisi normal,” sebutnya. gas, hud
Sebelas regulasi penyelenggaraan umrah di masa pandemi yang dikeluarkan pemerintah Arab Saudi.
- Umur Jamaah 18-50 tahun.
- Bukti bebas Covid-19 dibuktikan dengan hasil PCR/SWAB yang berlaku 72 jam dari hasil PCR hingga sampai ke Saudi.
- Untuk bisa umrah dan sholat di Haramain harus mendaftar melalui aplikasi Eatmarna.
- Menyiapkan tiket return sesuai jadwal.
- Memesan hotel berikut dengan karantina minimal 3 hari, transportasi lengkap antara gerbang masuk dan hotel, asuransi lengkap, transportasi lengkap antara hotel, Masjidil Haram dan miqot. Setiap group harus didampingi guide.
- Mematuhi protokol kesehatan sejak datang hingga kembali ke negaranya masing-masing.
- Penyelenggara umrah wajib memberikan data passport yang valid dan khususnya tanggal lahir untuk menyesuaikan syarat umur jamaah umrah.
- Memberikan informasi paket yang benar 100% yang dilaporkan sekurangnya 24 jam sebelum kedatangan, informasi tiket: mulai dari nomer tiket, terbang dari kota mana, tanggal dan waktu terbang, datang ke kota mana, tanggal dan waktu kedatangan begitu juga waktu kembali. Informasi hotel di Makkah dan Madinah, penyelenggara luar dan dalam Saudi menjamin kebenaran informasi yang diberikan.
- Ketika sampai Saudi jamaah diwajibkan isolasi mandiri di hotel masing-masing selama 3 hari.
- Jamaah dari luar Saudi akan dibagi beberapa group, setiap group minimal 50 jamaah, dan setiap group harus didampingi TL, memesan program dalam 1 paket (tiket, Hotel dan transportasi) yang disesuaikan dengan waktu pelaksanaan umrah dan ziarah yang sudah didaftarkan dalam aplikasi Eatamarna yang khusus bagi jamaah luar negeri.
- Penyelenggara Saudi bertanggungjawab atas pengajuan program jamaah umrah (Hotel, transportasi, Handling lapangan, asuransi, akomodasi konsumsi) dan memberikan yang terbaik dalam pelayanan.