Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Utama

Transaksi Non-Tunai di SPBU Kota Surabaya Meningkat Lima Kali Lipat Selama Dua Pekan Uji Coba

SURABAYA (global-news.co.id) – Sejak diberlakukannya adaptasi kebiasaan baru, Pertamina telah memberlakukan protokol pencegahan COVID-19 di seluruh lini bisnis perusahaan. Salah satunya adalah dengan melakukan uji coba pemberlakuan transaksi non-tunai di seluruh SPBU yang berada di wilayah Surabaya, atau yang dikenal dengan SPBU PSBB (Pemberlakuan Surabaya Ber-Non Tunai Bersama).
Pemberlakuan transaksi cashless di SPBU seluruh Surabaya ini telah dilaksanakan sejak 1 Juli 2020 kemarin sebagai fase pertama, dengan ujicoba transaksi non tunai via aplikasi My Pertamina yang dilakukan dalam 1 jalur khusus “red carpet”.
Sebelum program SPBU PSBB dijalankan, transaksi non-tunai SPBU di Kota Surabaya rata-rata pada bulan Juni 2020 hanya sekitar 1.500 transaksi per hari. Setelah dilaksanakan program fase pertama, Pertamina mencatat dalam 2 minggu ini, transaksi non tunai meningkat menjadi lebih dari 5 kali lipat, mencapai sekitar 8.100 transaksi non-tunai per hari. Bahkan pada tanggal 9 Juli lalu, total transaksi non-tunai di SPBU se-Kota Surabaya mencapai lebih dari 9.800 transaksi.
“Peningkatan transaksi non-tunai sebesar 440 persen, atau menjadi lima kali lipat lebih ini, menjadi indikasi bahwa konsumen SPBU di Surabaya sudah mulai beradaptasi dengan kebiasaan baru, untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarganya,” kata Rustam Aji, Unit Manager Communication, Relations, &CSR Pertamina MOR V.
Program ini dilaksanakan sebagai salah satu implementasi Peraturan Walikota Surabaya Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru pada Kondisi Pandemi COVID-19 di Kota Surabaya, yang menyebutkan agar transaksi jual beli dilakukan secara non-tunai. Menyikapi hal tersebut, Pertamina berupaya untuk tetap berpartisipasi aktif dalam pencegahan penularan COVID-19 dan siap mendukung Peraturan Walikota tersebut.
Seperti yang diketahui, penggunaan benda-benda yang disentuh oleh banyak orang, termasuk uang tunai baik kertas ataupun logam sebaiknya terus dikurangi penggunaannya dalam masa Pandemi COVID-19. Dikarenakan virus penyebab COVID-19 bisa saja berpindah dari tangan satu orang ke orang lain melalui uang tunai. Selain itu, Pertamina juga ikut mendukung program Bank Indonesia dengan menggalakkan program Gerakan Nasional Non Tunai (GNTT). “Karena pembayaran secara non-tunai atau biasa disebut cashless terbukti sebagai metode transaksi keuangan yang praktis, aman, dan efisien,” tambah Rustam.
Dosen Departemen Mikrobiologi Klinik FKUB, dr. Andrew William Tulle, MSc dalam webinar Idjen Talk mengatakan bahwa Virus SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab COVID-19 dapat bertahan di permukaan benda mati seperti plastik dan logam selama beberapa jam hingga beberapa hari.
“Ada penelitian yang menunjukkan bahwa COVID-19 lebih stabil saat berada pada permukaan yang licin. Penelitian itu juga menunjukkan setelah uang kertas dan koin diberi virus, masih bisa dideteksi setelah 2-4 hari,” jelasnya.
Dengan meningkatnya transaksi cashless ini, Pertamina berharap dapat memberikan kemudahan akan bertransaksi di SPBU bagi para pelanggan setia dari produk Pertamina.
“Beragam promo bagi pelanggan senantiasa hadir dalam aplikasi My Pertamina. Salah satunya adalah cashback yang berlaku untuk driver ojol sebesar 50% untuk pembelian produk Pertalite, cashback 50% untuk pembelian Pertalite dan Dexlite bagi pengemudi angkot, dan cashback 30% bagi masyarakat umum yang membeli Pertamax Series dan Pertamina Dex,” tutup Rustam. (fan)

baca juga :

Bupati Gus Muhdlor Apresiasi Pers Kawal Pembangunan Sidoarjo

Redaksi Global News

Ibrahim: Pelabuhan Kuala Idi Butuh Kelengkapan Infrastruktur Perikanan

gas

Erick Thohir Perkenalkan Aplikasi Naksir UMKM di Medan, Dorong Peningkatan Kompetensi Pengusaha Lokal

gas