JAKARTA (global-news.co.id) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan pentingnya langkah cepat di tiga bulan ini untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi di kuartal III mendatang. Pasalnya di kuartal II ini kemungkinan Indonesia akan minus hingga 5%. Salah satu langkah yang dilakukan adalah mempercepat realisasi program relaksasi kepada koperasi dan UKM.
“Saya juga sudah perintah cepat berikan yang namanya relaksasi. Berikan yang namanya restrukturisasi kepada UKM, kepada koperasi secepat-cepatnya agar tidak kena imbas dari pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat,” katanya di Istana Negara, Kamis (23/7/2020).
Dia berharap langkah tersebut dapat mengungkit ekonomi Indonesia di kuartal III. Pasalnya jika tidak juga membaik di kuartal tersebut kondisi kemungkinan akan semakin sulit.
Pandemi virus corona (COVID-19) yang menghantam Indonesia sejak Maret lalu hingga kini dampaknya masih terus terasa, terhadap aktivitas perdagangan, rantai pasok, distribusi produk dan jasa di hampir semua industri. Hal ini membuat Indonesia bisa terancam jurang resesi.
Namun Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan jurang resesi ekonomi Indonesia tidak sedalam negara lain. Pasalnya, perekonomian Thailand yang secara teknis sudah resesi akibat pertumbuhannya di kuartal I minus 1,8% dan kuartal II minus 11,1%. Begitu pun dengan Brasil dan India yang ekonominya minus double digit.
“Pertama jurangnya (resesi) itu tidak sedalam negara lain karena di kuartal I, ekonomi Indonesia masih tumbuh positif di 2,97% meskipun di kuartal II akan minus,” kata Menko Airlangga dalam video wawancara virtual di Jakarta, Kamis (23/7/2020). dja, wah, sin
berita sebelumnya
berita selanjutnya