SURABAYA (global-news.co.id) – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil E. Dardak, Selasa (17/3/2020) siang meninjau kesiapan Dinas Kesehatan Jatim berikut call center-nya dalam upaya penanganan virus corona Covid-19. Di ruang Posko Covid-19, Wagub melihat peta sebaran pasien dalam pengawasan (PDP) di wilayah Jatim serta daftar orang dalam pemantauan (ODP) berikut tempat mereka dirawat.
Didampingi Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), drg Mahanani MKes, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dr Dian Islami MKes, dan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, drg Vitria Dewi MSi , Wagub juga menyaksikan kesiapan petugas operator instrumen yang digunakan seperti aplikasi Whatsapp for PC. “Jadi bukan hanya telepon, tapi ada WA, ada HT yang terhubung ke-38 kota/kabupaten, juga telepon line. Kominfo juga sedang membuatkan satu sistem lagi, sehingga semuanya terintegrasi dengan segala bentuk keluhan publik terkait Covid-19,” ujar Emil yang sebelumnya juga bertemu dengan Kepala Dinas Kesehatan Jatim, dr Herlin Ferliana MKes.
Lewat control center itu-lah Dinkes Jatim memetakan sebaran mereka yang masuk kategori ODR (orang dengan risiko), ODP dan PDP. ODR adalah orang sehat yang mempunyai riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit, ODP adalah orang yang memiliki gejala panas, batuk, sesak tapi dalam foto rontgen belum ditemukan pneumodia, meski dia memiliki riwayat perjalanan dan kontak dengan seseorang. Sedang PDP adalah mereka yang sudah menunjukkan tanda-tanda pneumonia.
Pada kesempatan itu, Wagub juga mengingatkan masyarakat sebaiknya melakukan cuci tangan dengan air mengalir bila di tempat dia berada terdapat air karena itu lebih bagus ketimbang menggunakan handsanitizer. “Kalau sedang berada di jalan, mencet lift baru gunakan handsanitizer. Selama ada wastafel dengan air mengalir itu akan lebih baik,” ujarnya.
Untuk mendukung upaya penanganan Covid-19, Dinkes Jatim sudah menyiapkan 44 rumah sakit sebagai rumah sakit rujukan Covid. Dari 44 RS tersebut, 3 di antaranya menjadi rujukan utama yaitu RSUD dr Saiful Anwar Malang, RSUD dr Soetomo Surabaya, dan RSUD dr Soedono Madiun, sedang 41 menjadi RS rujukan awal.
Emil menerangkan, bagi mereka yang punya keluhan bisa datang ke puskesmas atau fasilitas kesehatan seperti RSUD untuk dilakukan skrining. Selanjutnya akan dirujuk ke RSUD yang telah ditunjuk. “Atau kalau merasa batuk, bisa langsung ke IGD terdekat,” terangnya.
Selain memantau masyarakat, Dinkes Jatim juga menyiapkan alat pelindung diri (APD) bagi para petugas. Pemprov Jatim -melalui Dinkes– juga sudah mengirimkan bantuan sebanyak 1.000 APD berupa masker kepada RS Unair. “Dinkes juga sudah koordinasi dengan pusat untuk kesediaan APD. Tidak kita pungkiri, kita harus bisa optimial dan efisien menggunakan APD tanpa mengurangi keselamatan terutamanya bagi tenaga kesehatan. Jadi tenaga kesehatan harus dalam perlindungan maksimal,” katanya.ret