JAKARTA – Wabah virus corona baru, COVID-19, terus menjalar ke sejumlah negara. Tercatat virus yang berasal dari Wuhan Tiongkok ini telah menjangkiti 145 negara dan teritori di seluruh dunia serta 1 alat angkut internasional yaitu kapal pesiar Diamond Princess yang berlabuh di Yokohama Jepang.
Dikutip dari situs pemantau online, worldometers.info, Sabtu (14/3/2020), secara global hingga saat ini 145.634 orang telah terinfeksi virus corona. Dari jumlah tersebut 5.436 orang meninggal dan 72.528 dinyatakan sembuh.
Perkembangan terbaru, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Eropa sekarang menjadi pusat pandemi virus COVID-19. Ini tidak lepas dari kondisi yang terjadi di Tiongkok di mana wabah tersebut telah mereda.
Berdasarkan data yang diperoleh dari worldometers.info, setidaknya ada empat negara Eropa yang mengalami lonjakan kasus virus corona. Keempatnya adalah Italia, Spanyol, Jerman dan Prancis.
Italia menjadi negara Eropa tertinggi jumlah kasus infeksi virus coronanya yaitu 17.660 dengan laporan infeksi bertambah sekitar 2.547. Berturut-turut setelah Italia ada Spanyol 5.232 (+2.086), Jerman 3.675 (+930), dan Prancis 3.661 (+785). Sementara jika secara global, Italia menjadi negara di luar Tiongkok dengan kasus infeksi terbanyak. Kemudian diikuti oleh Iran yang mencapai 11.364 (+1.289) dan Korea Selatan (Korsel) dengan jumlah kasus 8.086.
Italia juga menjadi negara di luar Tiongkok dengan angka kematian tertinggi akibat virus corona. Tercatat 1.266 orang meninggal akibat COVID-19. Kemudian diikuti Iran (514), Spanyol (133), Prancis (79), Korsel (72), Amerika Serikat (50) dan Jerman (8).
Eropa Pandemi Virus
Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Eropa sekarang menjadi pusat atau episentrum untuk pandemi global virus corona baru, COVID-19. Organisasi di bawah naungan PBB ini memperingatkan bahwa tidak mungkin untuk mengetahui kapan wabah akan memuncak. “Eropa sekarang telah menjadi pusat pandemi,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers virtual hari Jumat yang dikutip dari Reuters, Sabtu (14/3/2020).
Saat ini ada 142.897 kasus COVID-19 yang telah dilaporkan di 136 negara sejak muncul pada bulan Desember 2019 di Kota Wuhan Tiongkok. Dia mengatakan benua Eropa sekarang lebih banyak melaporkan kasus infeksi dan kematian daripada gabungan negara-negara di seluruh dunia, selain Tiongkok.
“Lebih banyak kasus sekarang dilaporkan setiap hari daripada yang dilaporkan di Tiongkok pada puncak epidemi,” kata Tedros, merujuk pada jumlah kasus secara global.
Maria Van Kerkhove, yang memimpin unit penyakit di WHO, mengatakan tidak mungkin untuk memprediksi bagaimana pandemi akan berkembang. “Tidak mungkin bagi kita untuk mengatakan kapan ini akan mencapai puncaknya secara global. Kami berharap lebih cepat daripada nanti,” ujarnya.
Komentar kedua pejabat tinggi WHO itu muncul ketika negara-negara di Eropa dan di seluruh dunia menerapkan langkah-langkah dramatis untuk menghentikan penyebaran virus, termasuk menutup sekolah dan memperketat perbatasan. Tedros mengatakan langkah-langkah semacam itu bisa membantu, tetapi menekankan bahwa setiap negara perlu mengambil “pendekatan komprehensif”.
Dia menekankan perlunya melakukan lebih banyak untuk mendeteksi, melindungi dan mengobati pasien yang terinfeksi. “Anda tidak dapat melawan virus jika Anda tidak tahu di mana itu. Saya menyerukan kepada negara-negara untuk menemukan, mengisolasi, menguji dan menangani setiap kasus, untuk memutus rantai penularan,” katanya.
Dia juga mengingatkan setiap negara yang melihat pengalaman negara lain dengan epidemi besar dan berpikir ‘itu tidak akan terjadi pada kita’ adalah membuat kesalahan yang mematikan.
Michael Ryan, yang mengepalai program kedaruratan WHO, menekankan bahwa apa yang disebut langkah-langkah sosial menjauhkan, termasuk melarang pertemuan publik dan penutupan sekolah, “bukan panecea”. “Mereka tidak akan menghentikan ini sendirian,” katanya. zis, tri, sin