SURABAYA (global-news.co.id) – Hujan deras mengguyur Kota Surabaya, Jumat (31/1/2020) sejak sekitar pukul 17.00. Usai hujan deras yang berlangsung sekitar dua jam, banjir parah terjadi di mana-mana. Banjir masuk dan menggenangi permukiman warga dan mengakibatkan sejumlah ruas jalan protokol terendam. Kemacetan lalu lintas tak terhindarkan.
Dari pantauan di lapangan, banjir parah terjadi di antaranya di kawasan Darmawangsa, Pucang, Ngagel. Di lokasi ini, air setinggi paha membuat sejumlah motor mogok. Beberapa mobil juga terpaksa berhenti.
Banjir parah juga terjadi kawasan Jl Indragiri, Ciliwung, Kutai, Gayungsari Barat, Timur, Menanggal, Ketintang depan Telkom dan sekitarnya, Manukan, Lontar, Mayjend Sungkono, HR Muhammad. Di Menanggal dan Ketintang juga banyak motor yang nekat melintas akhirnya mogok. Beberapa meter sebelum masuk kawasan Ketintang Timur dengan ketinggian banjir sepaha orang dewasa, warga setempat sudah memberi larangan seluruh kendaraan untuk tidak melintas. Sejumlah kursi ditata oleh warga sekitar sebagai penghalang kendaraan untuk masuk kawasan tersebut.
Namun tak hanya motor, ada beberapa mobil nekat melintas. Bisa ditebak, mendekati kantor Diklat Kementerian Agama di kawasan Ketintang motor mogok setelah mesin kemasukan air. Mobilpun juga ada yang terpaksa didorong dari kubangan banjir oleh warga sekitar. “Sudah dikasih tahu jangan melintas karena banjir masih tinggi, pengemudi mobil itu nekat. Di tengah jalan mogok dan mobilnya didorong oleh warga sekitar untuk menepi. Ada tadi yang diderek. Kalo motor, begitu mogok bisa dituntun. Kali ini banjir parah, baru sebentar hujan deras genangan air di mana-mana. Semoga tidak hujan lagi, ketinggian banjir bisa makin tinggi,” kata Parman, warga lokal di kawasan Ketintang, Jumat (31/1/2020) malam.
Karena banyak ruas jalan di Surabaya banjir, beberapa warga tampak menghabiskan waktu menunggu banjir surut dengan berteduh. Di Wonokromo, terjangan air juga masuk ke areal Rumah Sakit Islam (RSI). Banjir juga menyebabkan kemacetan di mana-mana, seperti yang terlihat di simpang empat Bung Tomo. Kemacetan juga terlihat di Darmo Indah, Wonocolo, Jemursari, Wonokromo, hingga Jalan Ahmad Yani. “Parah, ini sudah dua jam air masih tinggi. Warung dan rumah-rumah warga banyak yang terendam. Airnya sampai lutut,” kata warga Ngagel, Suyitno.
Suyitno mengatakan, selain karena hujan deras, banjir juga terjadi karena saluran air tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, air tak tertampung dan meluber ke rumah dan jalan. “Gak tahu sampai kapan air ini akan surut. Kalau hujan turun lagi, bisa tambah tinggi lagi banjirnya,” ujarnya.
Sementara itu, belum ada konfirmasi dari Pemkot Surabaya atas banjir yang terjadi di sejumlah titik tersebut. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda di Sidoarjo Jawa Timur memprediksikan jika dalam beberapa hari terakhir sudah memasuki puncak musim hujan.
Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto meminta masyarakat mewaspadai bencana alam saat puncak musim hujan ini. “Salah satunya adalah banjir dan tanah longsor,” katanya. tri