SURABAYA (global-news.co.id) – Implementasi teknologi digital di sektor transportasi telah memberikan dampak dan kontribusi yang besar bagi masyarakat. Mendasarkan survei yang dilakukan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics, di lima kota besar di Indonesia, Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan, kehadiran Grab memberi kontribusi kepada perekonomian nasional Indonesia sebesar Rp 48,9 triliun. Angka ini merupakan bagian dari kontribusi Grab di Asia Tenggara yang mencapai Rp 81,5 triliun.
Deputy Head of Public Affairs Grab IndonesiaTirza Reinata Munusamy, mengatakan, kontribusi tersebut ini didapat salah satunya melalui penciptaan lapangan tenaga kerja. Mendasarkan data survei, 32% mitra GrabBike dan 24% mitra GrabCar sebelumnya tidak memiliki pendapatan tetap.
Khusus di kota Surabaya, lanjutnya, Grab berkontribusi sebesar Rp 8,9 triliun pada tahun 2018. Kontribusi terbesar dihasilkan oleh mitra GrabFood sejumlah Rp 4,2 triliun. “Jadi bukan hanya memberikan manfaat yang besar bagi konsumen, tapi juga memberikan lahan pemasukan baru bagi para mitranya. Dalam platform ini bukan waralaba besar melainkan banyak dari UMKM seperti pemilik warung ayam geprek yang jadi pilihan konsumen. Jadi ini kan menciptakan dampak positif berkelanjutan. Bukan hanya bisnis, tapi juga dampak sosial,” ujar Tirza dalam diskusi publik Grab bersama CSIS dan Tenggara serta Peluncuran Dampak Sosial Grab 2018-2019 di Surabaya, Senin (4/11/2019).
Sementara itu kontribusi GrabBike di Surabaya sebesar Rp 3,5 triliun dan meningkatkan pendapatan pengemudi sebesar 144%, kontribusi GrabCar Rp 1,1 triliun dan meningkatkan pendapatan pengemudi sebesar 114%, sedang kontribusi GrabKios individual dan toko sebesar Rp 49 miliar.
Kepala Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal Damuri mengatakan, formulasi kebijakan terkait ekonomi digital seharusnya mempertimbangkan kesejahteraan seluruh pihak terkait agar manfaatnya bisa dirasakan secara optimal. “Melalui riset ini, kita bisa melihat bagaimana Grab memberikan peluang yang sama bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, termasuk Surabaya untuk mengambil peran dalam ekonomi digital,” ujarnya dalam diskusi yang juga dihadiri Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur Fattah Jasin dan sejumlah akademisi tersebut
Tirza menambahkan, teknologi dan model bisnis Grab memungkinkan orang dengan disabilitas tetap bisa menjadi tenaga kerja produktif dan makin mandiri. Saat ini ada 700 orang dengan disabilitas di Asia Tenggara termasuk di Indonesia, yang menjadi wirausahawan mikro. “Dan Grab tengah mengembangkan platform dan prosedur operasi standar agar lebih banyak orang tuli dapat menjadi mitra pengemudi,” ujarnya.
Sebagai bagian dari komitmen Grab for Good yang dikenalkan September lalu, peningkatan proses dan sejumlah fitur baru akan ditambahkan ke dalam aplikasi Grab untuk memudahkan mitra pengemudi berkomunikasi dengan para pelanggan, mendapatkan bantuan layanan pelanggan melalui fitur pesan instan khusus. Selain itu, Grab juga akan melakukan serangkaian pelatihan bulanan untuk memastikan mitra pengemudi dapat melayani pelanggan penyandang disabilitas.ret,tis