SURABAYA (global-news.co.id)-Dua mahasiswa sarjana terapan Prodi Teknik Mekatronika Andy Yuniawan dan Eko Mustofa didampingi pembimbingnya, Dr. Eng Indra Adji Sulistijono akan mewakili Indonesia mengikuti kegiatan World Skill Competition (WSC) yang akan dilaksanakan pada 15-19 Oktober 2017 di Abu Dhabi.
Persiapan tim sebenarnya sudah sejak bulan Oktober 2016. Terdapat 2 tim yang terseleksi, yaitu tim pemenang Lomba Kompetensi Siswa (LKS) dan tim pemenang ASEAN Skill Competition (ASC) 2016. Seleksi nasional pun dilaksanakan bulan Desember dengan mempertandingkan 2 tim tersebut dengan beberapa soal yang harus diselesaikan oleh robot yang sudah disiapkan sejak Oktober. Terpilihlah tim ASC yang kemudian ditunjuk mewakili Indonesia.
Februari 2017, soal pertandingan WSC pun dilaunching. Diadopsi dari tugas polisi Abu Dhabi yang salah satunya menjaga keselamatan dan keamanan anak-anak di taman bermain, maka tahun ini lomba diberi tema Robot Pemantau Play Ground.
Secara sederhana, robot harus mampu mengidentifikasi pola hitam putih yang merepresentasikan orang tua. Dimana tiap orang tua memiliki satu anak yang direpresentasikan oleh bola bilyar. Tim diberi soal untuk mencari 5 bola bilyard yang akan diantarkan ke kotak dengan pola hitam putih berbeda.
“Karena polanya berbeda, maka bolanya juga berbeda. Ada yang warna kuning, biru, merah, ungu, oranye atau jingga, hijau, cokelat, hitam dan putih. Belum lagi tiap bola memiliki pola solid (satu warna dasar) dan strip (warna dasar bercampur putih). Robot harus mampu mengidentifikasikan bola yang ditunjuk untuk diambil dan dipasangkan dengan pola hitam putih yang sesuai,”terang Andy Yuniawan salah satu anggota tim.
Robot pun mulai dibangun dengan bahan yang terbatas, mengingat pengiriman bahan dari WSC baru diterima tim Maret 2017. Proses pembuatan robot pun berlanjut meski masih tetap menggunakan bahan yang ada. Baru setelah sistem mekanik robot sesuai, tim pun mulai membangun robot dengan menggunakan bahan dari WSC.
“Mulai Mei kami sudah mengembangkan robot, hingga versi ke 7 yang dirasa mampu menyelesaikan soal dengan hasil yang optimal. Meski demikian kami juga menemui beberapa kendala di antaranya ketika robot harus mengambil obyek (bola, red) di pasir,” kata mahasiswa semester 5 ini.
Belum ditemukan referensi mengenai robot yang mampu mengambil obyek di pasir sehingga tim harus memutar otak mencari cara sendiri. “Kami menggunakan telescopic arm yaitu lengan yang mampu memanjang hingga setengah area pasir. Sehingga robot tidak perlu memasuki area pasir untuk mengambil bola,” terang Andy.
Bola dengan permukaan halus ini sangat licin dan mudah menggelinding setelah dilempar ke lapangan. Tidak hanya itu, menurut Andy, robot juga harus mampu membedakan setiap bola yang disebar secara acak di lapangan. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi tim.
“Tahun lalu, tim ini juga mewakili Indonesia dalam ajang ASEAN Skill Competition 2016 dengan prestasi yang cukup membanggakan, meraih medali emas. Di tahun ini tim berharap dapat mengulang kesuksesan dengan membawa pulang medali emas dan penghargaan Vidal Award, sebuah penghargaan yang hanya diberikan kepada peserta terbaik dari seluruh kejuruan yang dikompetisikan. Untuk itu kami mohon do’a restunya agar dimudahkan dalam kompetisi ini, “tutur Dr. Eng. Indra Adji, pembimbing.
Menurut Indra, seleksi WSC tahun ini akan lebih ketat dari tahun sebelumnya. Untuk bidang mobile robotic sendiri terdapat 22 tim yang akan bertanding dari 20 negara, di antaranya China, India, Jepang, Afrika Selatan, Iran, Kanada, Austria, Korea, Singapura, Russia, Hongkong, Costa Rica, Belanda, Maroko, Jerman, Taipei, Kolumbia, Brasil dan Indonesia.(faz*)