Global-News.co.id
Indeks Metro Raya Utama

Waspadai Gelombang Laut Jatim Capai 4 Meter

Sejumlah perahu nelayan memilih menyandar karena gelombang laut sedang tak bersahabat.

SURABAYA (global-news.co.id)-Para nelayan di Jawa Timur diminta untuk waspada terhadap gelombang tinggi yang diprediksi terjadi di perairan Jatim. Tinggi gelombang yang bisa mencapai 4 meter ini diprediksi terjadi, Sabtu (5/8/2017).

Peringatan ini tidak hanya berlaku bagi para nelayan, tapi juga pengguna jasa pelayaran. “Tinggi gelombang di laut bagian Selatan Jatim antara 1,5 meter sampai 4 meter. Mohon waspada,” kata Eko Prasetyo, Kasi Data dan Informasi BMKG Maritim Perak, Sabtu pagi.

Laut di sepanjang Pacitan, Trenggalek, hingga Jember menjadi daerah yang perlu peningkatan kewaspadaan. Begitu juga gelombang di Laut Pantura juga relatif tinggi.

BMKG yang fokus pada cuaca di perairan itu menyebutkan, Gelombang di Laut Jawa (Pantura) antara 1,3 meter hingga 2,5 meter. Sementera Cuaca di perairan Jatim pada umumnya berawan.

Kondisi angin pada umumnya bergerak dari Timur ke Tenggara dengan kecepatan hingga 25 knots atau 45 km/jam. Sementera angin di Laut Jawa atau Laut Selaan kecepatannya lebih tinggi dan kuat. Kecepatan angin mencapai 30 knots atau 54 km/jam di Selatan Jatim.

BMKG memprediksi kondisi cuaca di hampir seluruh wilayah kota Gandrung masih akan mengalami cuaca ekstrim. Hal ini ditandai dengan adanya potensi angin kencang juga disertai hujan ringan.

Perlu diwaspadai pula, terjadinya gelombang tinggi terutama di perairan selatan Banyuwangi. Pantauan BMKG, ketinggian gelombang di perairan selatan mencapai 3,5 meter, sedangkan di Selat Bali dikisaran 0,5 – 1,5 meter. “Kecepatan angin mencapai 25 Knot atau rata-rata 10-15 Knot. Sementara yang perlu waspada adalah bagi nelayan dan wisata maritim. Khusus untuk nelayan jangan beraktivitas terlalu jauh ke tengah,” jelas Prakirawan BMKG Banyuwangi, Ibnu Haryo Pramudibyo.

Prakiraan cuaca itu juga berlaku hampir menyeluruh wilayah laut selatan di Pulau Jawa. Namun, kondisi itu berbeda halnya dengan yang terjadi di wilayah utara Banyuwangi. Menurut Ibnu, BMKG melihat di kawasan utara cuaca cenderung cerah dan berawan.

“Di wilayah selatan Jawa, memang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia dan ada potensi uap air yang terangkat. Tapi kalau di wilayah utara dari satelit masih kondisi cuaca dari satelit cerah dan berawan. Ini juga menyebabkan temperatur air laut di wilayah utara Banyuwangi menjadi hangat,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Syahbandar Wilayah Kerja Muncar, Ummu Faridah mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan imbauan kepada nelayan di pelabuhan ikan setempat. Bagi nelayan, utamakan keselamatan melaut, tak perlu memaksakan melaut bila cuaca buruk. “Jika dalam melaut tiba-tiba cuaca buruk, segera mencari tempat berlindung,” terangnya.

Gelombang tinggi ini telah menyebabkan sebuah kapal tradisional milik nelayan di Probolinggo tenggelam, Selasa (1/8/2017) lalu. Akibat terjangan ombak tersebut, seorang nelayan tewas karena tidak bisa berenang. * nas

baca juga :

Terima Bantuan, Pemkot Surabaya Janji Segera Distribusikan ke Warga Terdampak COVID-19

Pemain Persib Jalani Pemeriksaan Kesehatan

Panitia Pilkades Serentak di Probolinggo Harus Tetap Jaga Prokes Ketat

Redaksi Global News