PAMEKASAN (Global News)-Pemkab Pamekasan bertekad menyelesaikan pembangunan jaringan jalan strategis yang ada di wilayahnya paling lambat akhir 2018.
Jaringan jalan strategis yang terdiri dari lima jalur itu meliputi Jalan Lingkar Timur, Lingkar Barat, Lingkar Selatan, Lingkar Utara dan Jalan lingkar Luar, dengan panjang total sekitar 120 kilometer lebih.
Dari lima jalur jalan strategis tersebut, dua jalur sudah selesai 100% pada tahun 2015 lalu yakni jalan Lingkar Timur yang dimulai dari Desa Ceguk, Kecamatan Tlanakan hingga Desa Tambung, Kecamatan Pademawu sepanjang 13,8 km dengan lebar jalan 6 meter.
Lalu jalan Lingkar Barat dari Desa Laden Kecamatan Pamekasan hingga terhubung dengan jalan Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, panjangnya sekitar 13 kilometer, lebar 4,5 meter hingga 7 meter.
Hingga kini yang belum selesai tinggal jalan Lingkar Selatan, Lingkar Utara dan Lingkar Luar. Jalan lingkar selatan panjangya sekitar 18,6 km hingga tahun 2015 baru selesai 10,7 persen dan pada akhir tahun 2016 ini akan selesai sekitar 20,1 persen. Pada akhir tahun anggaran 2018, jalan ini ditargetkan tuntas 100 persen. Begitu juga jalan Lingkar Utara yang panjangnya sekitar 13,5 kilometer.
Pada akhir tahun anggaran 2015, baru selesai 14,7 persen dan pada akhir tahun 2016 ini akan mencapai 21, 4 persen.
Sementara jalan Lingkar Luar yang dengan panjang 63,8 kilometer pada akhir tahun 2015 lalu baru selesai 10.1 persen dan akhir tahun 2016 ini 23,2 persen dan pada akhir 2018 nanti diperkirakan baru mencapai 70 persen.
Ini karerna jalan ini memang paling panjang. Meski demikian, Pemkab Pamekasan akan berusaha jalan itu juga bisa tuntas akhir tahun 2018, paling tidak penganggarannya sudah dilakukan pada tahun 2018.
Bupati Pamekasan Achmad Syafii mengatakan, proyek pembangunan jaringan jalan strategis ini menindaklanjuti kebijakan pemerintah pusat yang menekankan pada prioritas pembanguan infrastruktur desa. Karena itu pememerintah pusat menambah anggaran untuk kebijakan tersebut.
Pada DAK tahun anggaran 2016 ini bertambah dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun sebelumnya hanya Rp 54 miliar, pada tahun ini naik menjadi Rp 112 miliar.
“Pembangunan jalan ini tidak hanya meliputi jalan yang ada di wilayah perkotaan saja, namun juga meliputi jalan yang berlokasi di pedesaan. Di antaranya proyek pembangunan jalan yang ada wilayah Kecamatan Batumarmar, Pasean, Pegantenan, Pakong, Kadur, Waru dan sebagainya,” kata Achmad Syafii.
Khusus untuk kawasan perkotaan, kata Syafii, jaringan jalan strategis itu sangat bermanfaat khususnya dalam kaitannya untuk pengembangan perkotaan sebagai pusat atau ibu kota kabupaten. Lalu sebagai pendukung kepentingan pembangunan ekonomi masyarakat dan untuk pergerakan perkembangan atau pelebaran perkotaan itu sendiri.
Pembangunan jalan dengan lapis permukaan hotmix ini pada tahun anggaran 2016 dilakukan melalui paket program proyek peningkatan jalan yang pada tahun ini akan dilakukan di 10 lokasi dengan panjang sekitar 16 kilometer, dan paket proyek pemeliharaan jalan berkala yang berlokasi di 15 lokasi dengan panjang sekitar 37 kilometer, Total anggaran semunya mencapai Rp 112 miliar.
10 lokasi paket proyek peningkatan jalan itu antara lain jalan yang menghubungkan Desa Murtajih–Desa Bunder, Jalan Bandaran-Groom, Jalan Gugul-Taroan, Jalan Buddegen-Konang, Jalan Ponteh-Galis, Jalan Larangan-Kadur, Jalan Waru Barat–Tolonto Raja, Jalan Pamekasan-Beltok, Jalan Pang Betok-Pegantenan dan jalan yang menghubungkan antara Desa Konang dan Desa Galis.
Sementara 15 lokasi untuk proyek pemeliharaan berkala antara lain Jalan Niaga, Jalan Bahagia, Jalan Bonorogo, Jalan KH Wahid Hasyim, Jalan Panglegur-Tlanakan, Jalan Kadur-Sukolela, Jalan Sukolela-Kertagenah Tengah, Jalan Dempo Barat-Sana Laok, Jalan Dempo Barat-Bindang, Jalan Palengaan-Pegantenan, Jalan Bujur Barat-Pegantenan, Jalan Bujur Timur-Bujur Tengah, Jalan Batumarmar-Bujur Barat, Jalan Cok Gunung-Bujur Barat dan Jalan Bunder-Konang. (mas)