SURABAYA (Global News)–Aplikasi pencarian berteknologi augmented reality berbasis global positioning system (GPS), dan akselerometer pada smartphone android, salah seorang mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Informatika Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya berhasil mengembangkan aplikasi yang bertujuan untuk mencari posisi masjid, persis seperti gamer memainkan game Pokemon Go.
Adalah Wisnu Candi Abdi Kusumo yang mengembangkan aplikasi selintas mirip dengan program yang digunakan Pokemon Go
Wisnu mengungkapkan, aplikasi ini memanfaatkan sensor yang sudah terintegrasi dengan device android dan juga memanfaatkan kamera belakang smartphone.
“Berdasarkan hasil uji coba, keterangan tentang masjid dan lokasi berhasil ditampilkan secara akurat dalam layar pengguna aplikasi,” ujar Wisnu, Kamis (4/8/2016).
Ia menjelaskan, pada posisi pengguna, smartphone tinggal diarahkan ke timur, utara, selatan, atau barat. Bila ada masjid terdekat, maka aplikasi tersebut menunjukkan posisi pengguna dan posisi masjid dengan jelas.
“Semua digambarkan dengan adanya peta digital. Radius yang saya atur hanya 800 meter dari posisi pengguna. Bila dalam radius itu ada masjid, maka muncul di layar smartphone,” katanya.
Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan bimbingan yang menuntun atau menunjukan si pengguna menuju lokasi masjid terdekat yang sudah dipilih. “Keterangan untuk pengguna aplikasi juga disertai foto. Namun baru 9 foto di sekitar kampus yang saya inputkan,” jelasnya.
Hanya saja, tambahnya. Bisa dioperasikan pada smartphone android yang menggunakan android versi 5.0. “Aplikasi ini dibuat dengan memakan waktu selama 1,5 tahun. Mulai dari merancang hingga input data. Input data 238 masjid saja butuh waktu 3 bulan,” tuturnya.
Wisnu mengatakan, Masjid merupakan tempat ibadah umat muslim. Namun, tidak semua umat muslim mengetahui lokasi masjid terdekat yang ada disekitarnya saat waktu salat tiba. “Aplikasi ini untuk mengurangi waktu ketika seseorang akan mencari masjid untuk melakukan salat. Sehingga kesulitan-kesulitan itu dapat diatasi dan bisa mencegah penundaan waktu salat,” katanya.
Ia menjelaskan, padahal total masjid di Surabaya ada sekitar 900an. Sisanya belum sempat diinput karena terkendala data. Namun, aplikasi ini bisa dikembangkan lebih lanjut ke skala provinsi, nasional, hingga internasional.
“Sementara ini baru 238 masjid yang ada di 33 kecamatan di Surabaya, yang sudah terinput datanya di aplikasi ini,” ujarnya.
Data 238 masjid, tambhanya. Diambil dari website sistem informasi masjid (simas) milik Kementerian Agama (Kemenag). “ Di website tersebut hanya terdapat nama masjid, alamat, tipologi, dan id masjid. Data ini kemudian saya olah dan dikembangkan,” paparnya.(bjt/faz)