BOYOLALI-Titik-titik terang misteri kehidupan masyarakat Jawa tempo dulu kian benderang, menyusul temuan-temuan baru situs kuna dengan peninggalan benda sejarah penanda peradaban masa lalu. Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, kini tengah melakukan eskavasi atau penggalian kawasan yang diduga kuat merupakan salah satu di antara situs permukiman kuna.
Langkah BPCB Jateng yang agak terlambat dalam eskavasi di Dukuh Gunung Wijil, Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Kab. Boyolali, yang berjarak sekitar 15 kilometer arah utara Kota Solo itu, sebagai tanggapan atas penemuan sejumlah benda purbakala yang diperkirakan merupakan bagian candi pemujaan. Masyarakat Gunung Wijil di sekitar lokasi eskavasi menyebut temuan itu “candi tiban” atau bangunan candi yang muncul secara mendadak.
BPCB Jateng, baru mulai melakukan eskavasi di situs yang disebut-sebut sebagai “kampung halaman leluhur” Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo itu pada Senin (4/4/2016) dan akan berlangsung selama empat hari. Sedangkan temuan berupa arca Mahakala dan Nandiswara yang dipercaya sebagai penjaga candi, serta batu berlubang yang menjadi ciri khas pintu-pintu candi, sudah terjadi sejak lebih setahun silam.
Ketua tim penggalian dari BPCB Jawa Tengah, M. Juwana menjelaskan, proses eskavasi di situs Gunung Wijil ini menggunakan sistem test split. Lokasi galian dipetak-petakkan berbentuk kotak untuk menentukan titik lokasi situs, kemudian dilakukan penggalian lanjutan.
“BPCB menugaskan delapan orang ahli untuk melaksanakan eskavasi dengan metode test split tersebut. Metode itu untuk mengetahui titik situs dan proses penggalian sehingga diketahui bentuk dan strukturnya,” jelasnya kepada wartawan, Selasa (5/4/2016).
Menurut Juwana, penemuan arca penjaga candi Mahakala dan Nandiswara, serta benda-benda lain, menunjukkan kemungkinan lokasi itu merupakan situs candi. “Namun kepastiannya harus menunggu hasil eskavasi dan analisanya nanti,” katanya.
Terpisah, Tego Widati yang akrab disapa Wiwin Prodjo, salah seorang di balik penemuan situs tersebut, menuturkan, di sekitar lokasi tersebut juga ditemukan barang-barang kuna, seperti batu bergambar wayang, batu yoni dan bangunan kuno yang tersususn dari batu-bata berukuran besar.
“Beberapa waktu lalu warga Gunung Wijil juga menemukan dua arca berukuran kecil, setinggi sekitar 40 sentimeter dalam kondisi utuh. Tempat penemuan hanya sekitar 200 meter dari lokasi situs yang dieskavasi,” terangnya.
Wiwin Prodjo menambahkan, kedua arca tersebut terbuat dari batu andesit, terkubur dalam tanah sejauh 200 meter dari lokasi penggalian situs Watu Kebo. Dia memperkirakan, benda-benda yang ditemukan di kawasan itu mungkin telah ribuan tahun. Sehingga, dia berharap pemerintah serius menggali dan mengungkap misteri situs Gunung Wijil agar kelak di tempat itu dapat berkembang menjadi obyek wisata yang berdampak ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat. (tok)