Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Utama

Fakultas Farmasi Unair Optimalisasi Mutu-Keamanan Pangan Olahan di Banyuwangi

Dewi Retnoningrum,S.Pi, (kiri), Koordinator Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Denpasar, Satker Banyuwangi Kementerian Kelautan Perikanan menerima piagam dari Muhammad Faris Adrianto (kanan)

BANYUWANGI (global-news.co.id) – Tim dosen Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) melaksanakan kegiatan Program Pengabdian kepada Masyarakat berjudul “Optimalisasi Mutu dan Keamanan Pangan Olahan melalui Edukasi Bahan Tambahan Pangan di Plengsengan, Banyuwangi”, Sabtu (30/8/2025). Kegiatan ini dipimpin oleh Muhammad Faris Adrianto, M. Farm., Ph.D., selaku ketua tim, dan didukung melalui Skema Hibah RKAT Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Tahun 2025.

“Banyuwangi dikenal sebagai daerah dengan potensi besar di sektor kelautan dan perikanan. Kawasan pesisir Plengsengan menjadi salah satu sentra pengolahan hasil laut. Mulai dari ikan segar, olahan kering, hingga makanan siap saji. Hanya saja, di balik potensi tersebut, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masih dihadapkan pada tantangan menjaga mutu dan keamanan pangan agar produk tetap sehat, aman, dan berdaya saing tinggi,” kata Faris.

Menurut dia, kegiatan ini diikuti tidak hanya oleh UMKM Mina Upa Karya dari Kampung Mandar, tempat pelaksanaan Pengmas, tetapi juga melibatkan beragam UMKM pengolahan hasil laut dari seluruh penjuru Banyuwangi. Termasuk dari kawasan Muncar yang dikenal sebagai salah satu sentra perikanan terbesar di Indonesia. Kehadiran peserta lintas daerah ini menunjukkan tingginya kebutuhan akan edukasi keamanan pangan di kalangan pelaku usaha kecil.

Materi utama yang disampaikan adalah tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP). Para peserta mendapatkan penjelasan mengenai jenis-jenis BTP yang diizinkan sesuai regulasi, serta bahaya dari penggunaan bahan berbahaya seperti boraks dan formalin.

Lebih dari itu, kata Faris, peserta juga diajarkan cara mendeteksi boraks dan formalin secara langsung menggunakan test kit sederhana. Contoh nyata yang digunakan adalah sampel ikan dan kerupuk, dua produk olahan laut yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Banyuwangi.

“Dengan praktik ini, UMKM bisa belajar melakukan pengujian mandiri sebelum produk dipasarkan. Selain soal BTP, peserta juga mendapat materi dan pelatihan tentang cara mengemas produk dengan lebih efektif. Termasuk melalui demonstrasi teknologi vacuum dan berbagai tipe kemasan modern,” kata Faris.

Metode ini terbukti mampu memperpanjang umur simpan, menjaga kualitas sensorik, sekaligus meningkatkan daya tarik produk di pasar. Tidak kalah penting, para pelaku usaha juga diberi materi terkait higiene dan sanitasi pengolahan makanan.

Edukasi ini menekankan kebersihan lingkungan produksi, peralatan, serta tenaga kerja, agar mutu dan keamanan pangan benar-benar terjaga dari hulu hingga hilir.

Program ini terselenggara berkat dukungan Dinas Perikanan Banyuwangi dan BPSPL Denpasar Satker Banyuwangi. Kolaborasi ini menunjukkan pentingnya peran bersama antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam meningkatkan kualitas pangan olahan. Antusiasme peserta begitu terasa sepanjang kegiatan.

“Kami senang bisa belajar cara mendeteksi bahan berbahaya pada produk kami sendiri, sekaligus mendapatkan ilmu tentang kemasan modern. Ini sangat membantu usaha kami,” ujar salah satu pelaku UMKM.

“Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan produk hasil laut dari Banyuwangi tidak hanya dikenal segar dan lezat, tetapi juga aman, bermutu, dan mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional. Universitas Airlangga berkomitmen untuk terus menghadirkan program pengabdian masyarakat yang mendukung ketahanan pangan sekaligus mengangkat potensi local,” pungkas Faris. (Erfandi Putra).

baca juga :

Ketua DPRD Jatim Berangkatkan Tim Ludruk THR ke TMII

Redaksi Global News

Polda Jatim Tetapkan 2 Tersangka Baru Kasus Investasi Ilegal MeMiles

Redaksi Global News

Persiraja Hadapi Madura United, Siapkan Strategi Alternatif

Redaksi Global News