PAMEKASAN (global-news.co.id) – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono meninjau dampak hujan lebat dan angin kencang yang melanda sejumlah wilayah kecamatan di Kabupaten Pamekasan, Sabtu (24/2/2024). Dalam peninjauan ini Adhy disambut oleh Pj Bupati Pamekasan Masrukin dan sejumlah pimpinan OPD terkait.
Total ada tiga titik lokasi terdampak berat yang ditinjau langsung oleh Pj Gubernur Adhy. Pada titik pertama, Pj Gubernur yang akrab disapa Adhy itu mengunjungi rumah M. Sobri di Desa Blumbungan, Dusun Geruk, Kec. Larangan. Di mana, kerusakan terjadi pada atap yang membuat air tergenang dalam rumah dan dapur roboh total.
Masih di desa dan kecamatan yang sama, Adhy Karyono kemudian mendatangi rumah milik Aziz yang tertimpa pohon tumbang. Sehingga, atap dan sebagian bangunannya rusak parah.
Adhy juga meninjau Pondok Pesantren Ummul Quro As Syuyuti. Di sini, kerusakan sedang terjadi di kamar mandi santri, tempat parkir dan spot budi daya ikan lele. Sementara, kerusakan lumayan parah terjadi di kantor sekolah yang menyebabkan alat-alat di dalamnya rusak.
Adhy Karyono mengatakan bahwa Pemprov Jatim maupun Pemkab Pamekasan siap untuk melakukan penanganan pasca bencana.
“Penanganan yang paling efektif untuk yang rusak berat dan hancur adalah dengan langsung dibangun atau direkonstruksi, sesuai dengan standar bantuan kita. Kemudian untuk yang atap dan materialnya rusak, kita berikan material dan dikerjakan secara gotong royong,” katanya.
Tidak hanya itu, pemerintah turut menyediakan bantuan logistik jika diperlukan. Adhy menambahkan, kerjasama dan kolaborasi juga terus dilakukan antara stakeholders terkait dan juga masyarakat sekitar.
“Untuk hari ini saja, tadi kami menyalurkan bahan-bahan dan material seperti asbes, seng, semen, dan kayu. Ada juga pemberian sembako untuk masyarakat sekitar,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, Pemprov Jatim sendiri telah melakukan mitigasi dengan membangun kewaspadaan dan mengaktifkan sistem warning. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir dampak bencana hidrometeorologi. Sebab sesuai prediksi, curah hujan akan mencapai puncaknya mulai akhir Februari, Maret sampai April.
Jawa Timur sendiri, kata Adhy, titik-titik rawan bencana tahunan ada di Sidoarjo dan Gresik. Sedangkan untuk bencana turunan dari hujan seperti tanah longsor ada di Pacitan, Lumajang dan Probolinggo.
“Yang jelas kita sudah antisipasi. Kita tahu kultur, kebiasaan,dan tanda-tandanya. Jadi kita akan tetap bersiap siaga. Tidak berhenti sampai di sini saja,” katanya.
Bencana hujan lebat dan angin kencang di Pamekasan terjadi pada Rabu (21/2) pukul 13.45 WIB. Berdasarkan data BPBD Jatim per Kamis (22/2) pukul 00.00 WIB tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Beberapa titik lokasi bencana antara lain Kecamatan Pamekasan, Larangan, Kadur, Palengaan, dan Pegantenan. Sejauh ini, total bangunan terdampak meliputi 6 unit kios, 122 unit rumah rusak ringan, 4 unit kandang, 4 pohon tumbang, dan 5 fasilitas umum.
Assessment dan koordinasi dengan pihak terkait juga terus dilakukan oleh agen bencana Prov. Jatim dan BPBD Pamekasan. Beberapa unsur lain yang terlibat yakni TNI, POLRI, perangkat desa setempat, dan masyarakat sekitar.(mas)